Saturday, April 6, 2019

LAPORAN PRATIKUM VIII UJI KUALITAS AIR


LAPORAN PRATIKUM  VIII
UJI KUALITAS AIR









Oleh :
Nama         : Syahirul Alim
Nim            : 1512220022



Dosen Pengampu
1.  Awalul Fatiqin, Msi
2.   Ike Apriani, Msi
3.   Riri Novita Sunarti, Msi




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) RADEN FATAH PALEMBANG
2017

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar bealakang
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi dapat juga merupakan suatu substansia yang membawa malapetaka, karena air dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun (Tarigan, 1988). Bakteri coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik, dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktose dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35° C (Pelczar,1988).
Istilah “mikroorganisme indikator” sebagaimana digunakan dalam analisis air mengacu pada sejenis mikroorganisme yang kehadirannya di dalam air merupakan bukti bahwa air tersebut terpolusi oleh bahan tinja dari manusia atau hewan berdarah panas, artinya terdapat peluang bagi berbagai macam organisme patogenik,yang secara berkala terdapat dalam saluran pencernaan, untuk masuk ke dalam usus. Beberapa ciri penting suatu organisme indikator ialah 1) Terdapat dalam air tercemar dan tidak ada dalam air yang tidak tercemar. 2) Terdalam dalam air bila ada bakteri pathogen. 3) Jumlah mikroorganisme indikator berkorelasi dengan kadar polusi. 4) Mempunyai kemampuan bertahan hidup yang lebih besar daripada bakteri patogen. 5) Mempunyai sifat yang seragam dan mantap. 6) Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan. 7) Terdapat dalam jumlah yang lebih banyak daripada bakteri patogen. 8) Mudah dideteksi dengan teknik-teknik laboratorium yang sederhana. Diantara organisme-organisme yang dipelajari, yang hampir memenuhi semua persyaratan suatu organisme indikator yang ideal ialah Escherichia coli dan kelompok bakteri coli lainnya. Bakteri-bakteri tersebut dianggap sebagai indikator polusi tinja yang dapat diandalkan (Pelczar. 1988).
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu harus diperhatikan kualitas dan kuantitasnya. Air bersih yang memenuhi syarat kesehatan harus bebas dari pencemaran, sedangkan air minum harus memenuhi standar yaitu persyaratan fisik, kimia dan biologis, karena air minum yang tidak memenuhi standar kualitas dapat menimbulkan gangguan kesehatan (Morintoh, 2015). Air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit (Kusnaedi, 2004).
Salah satu syarat air yaitu tidak mengandung mikroba Coliform (Fekal/Escherichia coli dan non-fecal). Coliform merupakan bakteri yang lazim digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak, karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air, artinya makin sedikit kandungan Coliform, artinya kualitas air semakin baik. Hasil penelitian menemukan bahwa bakteri coliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker (Alang, 2015).
Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan dengan kehadiran bakteri indikator seperti Coliform dan fecal coli (Ramona, 2007). Kelompok bakteri Coliform angtara lain Escherichia coli, Enterrobacter aerogenes, dan Citrobacter fruensii. Keberadaan bakteri ini dalam air minum juga menunjukkan adanya bakteri patogen lain, misalnya shigella, yang bisa menyebabkan diare hingga muntaber.

B.  Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum alah Agar mahasiswa dapat melakukan penyajian kualitas air secara mikrobiologis berdasarkan nilai MPN coliform.


BAB II
TINJAUAN PUSKATA

A.      Air
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air merupakan kebutuhan yang paling dibutuhkan di dalam kehidupan manusia. Air merupakan pelarut universal sehingga air yang ada di sekitar kita bukanlah air murni, melainkan mengandung zat-zat terlarut, sebagaimana juga mikro organisme. Istilah mikroorganisme indikator sebagaimana digunakan dalam analisis air, mengacu pada jenis mikroorganisme yang kehadirannya dalam air menyebabkan bahwa air tersebut terpolusi dengan tinja atau hewan berdarah hangat. Artinya terdapat peluang bagi organisme patogen yang terdapat pada saluran pencernakan, untuk masuk ke dalam air dalam skala besar ( Pelczar, 1988).
Beberapa ciri penting mikroorganisme indikator menurut Alaerts (1987) antara lain:
1.      Terdapat dalam air tercemar dan tidak terdapat dalam air yang tidak tercemar.
2.      Jumlah mikroorganisme indikator berkorelasi dengan kehadiran bakteri pathogen.
3.      Mempunyai kemampuan hidup yang lebih lama daripada pathogen.
4.      Mempunyai sifat yang mantap dan seragam.
5.      Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan.
6.      Terdapat dalam jumlah yang lebih besar daripada patogen, sehingga mudah terdeteksi.
7.      Mudah terdeteksi dengan teknik-teknik laboratorium yang sederhana.


Sifat bakteri ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Dikatakan menguntungkan karena bakteri dapat melakukan proses pembusukan sampah agar tidak menumpuk, sebagai antibiotic, indicator pencemaran, dan sebagainya. Sedangkan dikatakan merugikan karena bakteri dapat menimbulkan penyakit untuk beberapa spesies. Walaupun begitu, mikroba khususnya bakteri sengaja ditumbuhkan pada sebuah medium (Campbell dkk, 2002).
Kualitas air didasarkan pada pengujian ada tidaknya coliform dalam air. Keberadaan bakteri coli merupakan parameter yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas air  yang aman, dimana kehadirannya dapat dijadikan indikator pencemaraan air. Ciri-ciri bakteri coliform adalah bersifat gram negatif, bentuk morfologi batang pendek, dan dapat memfermentasi medium laktosa cair dengan membentuk asam dan gas ( Pelczar, 1988).
Menurut Fardiaz (1989), sifat-sifat bakteri koliform yang penting adalah :
1.    Mampu tumbuh baik pada beberapa jenis substrat
2.    Mempunyai sifat dapat mensintesis vitamin
3.    Interval suhu pertumbuhan antara 100 0C – 460 0C
4.    Mampu menghasilkan asam dan gas

Menurut Suraiman (2008), bakteri coliform dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
1.   Coliform fekal, misalnya E. coli, merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia.
2.   Coliform non-fekal, misalnya E. aeroginosa, biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman yang telah mati.

Bakteri coliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu coliform fecal misalnya Escherichia coli dan coliform nonfecal misalnya Enterobacter aerogenes. E. coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia, sedangkan E. aerogenes ditemukan pada hewan atau tumbuhan yang telah mati. Adanya E.coli pada air minum menandakan air tersebut telah terkontaminasi feses manusia dan mungkin juga mengandung patogen usus (Dwijoseputro, 2005).
Uji kualitas air dilakukan untuk mengetahui kualitas dari air yang akan kita analisis. Metode yang digunakan ialah MPN (Most Probable Number) atau APN (Angka Paling Mungkin). MPN merupakan metode yang paling sederhana yang digunakan untuk menguji kualitas air. Uji kualitas air terdiri dari beberapa uji yakni uji penduga, uji penguat dan uji pelengkap. Air sangat perlu untuk duji sebelum dikonsumsi atau diminum karena air dapat menjadi sumber penyebaran penyakit (Fardiaz, 1989).

B.       Uji pendugaan (presumptive test)
Merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri koliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas disebabkan oleh fermentasi laktosa oleh bakteri golongan koli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung Durham berupa gelembung udara (Dwijoseputro, 2005).
Uji penduga merupakan uji positif untuk menentukan bakteri koliform. Media yang digunakan ialah media lactose broth. Bakteri dapat menggunakan laktosa sebagai sumber karbon, namun ada pula sebagian bakteri enteric yang tidak dapat melakukannya. Uji dilakukan dalam medium fermentasi kaldu laktosa (laktosa broth) yang berisi tabung Durham. Uji dinyatakan positif bila terbentuk gas pada tabung Durham, karena bakteri koli mampu memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan gas yang merupakan khasnya. Uji pendugaan dapat menunjukkan kuantitas mikroorganisme koli yang merupakan jumlah perkiraan trdekat (MPN : Most Probable Number).

C.       Uji penguat
Hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji ketetapan. Dari tabung yang positif terbentuk asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1 x 24 jam, suspensi ditanamkan pada media Eosin Methylen Biru Agar ( EMBA ) secara aseptik dengan menggunakan jarum inokulasi. Koloni bakteri Escherichia coli tumbuh berwarna kehijauan dengan kilat metalik atau koloni berwarna merah muda dengan lendir untuk kelompok koliform lainnya. Konfirmasi dari uji pendugaan perlu dilakukan, karena nilai positif (gas) dari uji pertama dapat juga merupakan reaksi dari bakteri non koli yang bukan indicator pencemar fekal. Uji penentu memrlukan medium selektif atau diferensisal. Bila pada tahap ini di dalam kultur uji masih terbentuk gas, maka sampel air dinyatakan tidak layak minum (Campbell dkk., 2002).

D.      Uji pelengkap
Uji ini merupakan analisis akhir dari sampel air untuk mendeteksi keberadaan bakteri koli fekal. Metode yang digunakan adalah pengecatan Gram terhadap bakteri yang muncul atau tumbuh pada media EMB agar pada uji penentu. Bila karakter koloni berwarna hijau metalik dan hasil pengamatan dengan mikroskop menunjukkan bakteri berbentuk batang tersebut adalah E. coli dan uji pelengkap bernilai positif (Dwijoseputro, 2005).
Uji pelengkap untuk menentukan bakteri Escherichia coli. Dari koloni yang berwarna pada uji penguat diinokulasikan ke dalam medium Lactose Broth dan medium agar miring Nutrient Agar (NA), dengan jarum inokulasi secara aseptik. Dari koloni yang berwarna pada uji ketetapan diinokulasikan ke dalam medium kaldu laktosa dan medium agar miring Nutrient Agar ( NA ), dengan jarum inokulasi secara aseptik. Diinkubasi pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam. Bila hasilnya positif terbentuk asam dan gas pada Lactose Broth, maka sampel positif mengandung bakteri Escherichia coli. Dari media agar miring NA dibuat pewarnaan Gram dimana bakteri Escherichia coli merupakan Gram negatif berbentuk batang pendek. Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri pathogen (Fardiaz, 1989).
Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Jadi, coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas air semakin baik (Fardiaz, 1989).
Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas air semakin baik (Friedheim, 2001).
Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk menjamin kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat berbahaya untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan penemuan organisme yang ada dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak pernah terdapat bebas di alam. Ada beberapa organisme yang termasuk kategori ini, yaitu bakteri coliform (E. coli), Enterococcus faecalis, Clostridium sp. Di Indonesia, bakteri indikator air terkontaminasi adalah E. coli (Gause, G. F. 1946).
Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indicator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan produkproduk susu. Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobic fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35oC.Adanya bakteri koliform di dalam makanan/minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan (Widiyanti, 2004).
Kelompok Coliform mempunyai beberapa ciri yang juga dimiliki oleh anggota-anggota genus Salmonella dan Shigella, yaitu dua genera yang mempunyai spesies-spesies enterik patogenik. Namun, ada perbedaan biokimiawi utama yang nyata yaitu bahwa Coliform dapat memfermentasikan laktose sedangkan Salmonella dan Shigella tidak memfermentasikan laktose (Pelczar dan Chan, 1988).
Bakteri Coliform merupakan flora normal pada usus manusia dan hewan, tetapi akan menjadi patogen bila diluar saluran pencernaan, saluran kemih, pada selaput otak yang akan menyebabkan radang, terutama pada individu yang mempunyai daya tahan tubuh rendah, misalnya bayi, orang lanjut usia dan orang-orang yang baru sembuh dari sakit (Sunardi, 2014).
Bakteri Coliform dapat dibedakan menjadi 2 grup yaitu : (1) Coliformfekal misalnya Escherichia coli dan ( 2 ) Coliform nonfekal misalnya Enterobacter aerogenes. Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia, sedangkan Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan pada hewan atau tanam-tanaman yang telah mati (Widiyanti, 2004).


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A.  Waktu dan Tempat
Pada praktikum kali ini dilaksanakan pada hari kamis  tanggal 15juni 2017 pada jam 15:00 – 17 : 00 Wib. ditempat Laboratorium biologi Ifakultas tarbiyah dan keguruan universitas  Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.

B.  Alat dan Bahan
1.      Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Tabung reaksi, Tabung durham, Pipet ukur, Bunsen, Cawan petri dan Rak tabungn reaksi
2.      Bahan
adapun bahan yang di gunakan pada pratikum ini yaitu Aqua,  Club, Media lactose borth (LB),  Media Brilliant Green Lactase Bilebroth (BGBL), Media Losin Methelin Blue (EMB).

C.  Cara kerja
1.      Uji pendugaan
a.       Siapkan 9 tabung kultur yang masing-masing berisi 10 ml media cair kaldu lactose steril yang sudah dilengkapi dengan tabung durham. Aturlah letaknya pada rak tabung dan masing-masing beri kode (A1, A2, A3, B1, B2, B3, C1, C2, C3)
b.      Tuangkan air sampel mengunakan pipet steril masing-masing sebanyak 10 ml ke dalam tabung kultur yang berkode A1, A2, A3.
c.       Tuangkan air sampel mengunakan pipet steril masing-masing sebanyak 1 ml ke dalam tabung kultur yang berkode B1, B2, B3.
d.      Tuangkan air sampel mengunakan pipet steril masing-masing sebanyak 0,01 ml ke dalam tabung kultur yang berkode C1, C2, C3.
e.       Inkubasi 9 tabung kultur yang sudah diperlukan padfa suhu C selama 1×24 jam
2.      Uji penegasan
a.       Siapkan tabung kultur yang masing-masing berisi 10 ml media cair BGLB steril yang sudah dilengkapi dengan tabung durham. Aturlah letaknya pad arak dengan tabung dan masing-masing beri kode yang sesui dengan kode tabung yang positif pada uji pendugaan misalnya A1, A2, A3, B1, B2, B3, C1, C2, C3 sehingga jumlahnya sama dengan jumlah tabung yang positif saja.
b.      Tuangkan air sampel yang sudah diinkubasi dalam media kultur laktosa mengunakan pipet steril masing-masing sebanyak 1 ml ke dalam tabung yang positif.
c.       Inkubasi tabung kultur yang sudah diperlukan pada suhu C selama1x24 jam.
d.      Amati adanya gelembung udara di dalam tabung durham. Catatlah code tabung yang positif mengeluarkan gas. Mikroba penghasil gas yang tumbuh pada tabung adalah kelompok mikroba yang mampu memfermentasikan laktosa dan tahan terhadap suhu tinggi C), mikroba ini disebut kelompok bakteri coliform fekal.
3.      Uji penguat
Uji penguat dapat dilakukan denga mendeteksi adanya bakteri E.coli, caranya ialah :
a.    Inokulasi sampel perlakukan dari tabung yang positif pad uji penegasan pada sebanyak satu ose ke permukaan media EMB secara zig zag inkubasi 37 C selam 1×24 jam.
b.    Amati pertumbuhan koloni pada medi a EMB. Koloni yang menampakkan adanya kilau metalik adalah koloni bakteri E.coli
c.    Selanjutnya dapat dipastika lagi dengan cara mengamati inolkulum dari koloni tersebut secara langsung dengan mikroscop.
d.   Buatlah sedian yang diwarnai secara gram, kemudian namati di bawah mikroskop. Bakteri E.coli akan memperlihatkan sebagai bakteri berbentuk batang, gram negative.
e.    Setelah semau pengujian selesai tentukanlah nilai MPN. Coliformnya verdasarkan table MPN pada lampiran. Nilai MPNditentukan berdasarkan jumlah tabung yang positif dari perlakuan, dan dihitung = MPN table x 1/pengenceran tengah.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil
Tabel  1. penagamatan  pada  berbagai sampel air
No
Sampel


Seri
Tabung






Air

A


B


C



A1
A2
A3
B1
B2
B3
C1
C2
C3
1
Vit
+
+
+
+
+
+
+
+
+
2
Aqua
+
+
+
+
+
+
+
+
+
3
Alfa one
+
+
-
-
-
-
+
+
+

B.  Pembahasan
Pada hasil pengamatan  sampel vit dan aqua hasilnya positif semua di seri A B  dan C.  sedangkan pada hasil alfa seri A satu dan dua positif dan juga pada seri C positif semua  sedangkan pada  seri b semuanya negatif.  menurut Hadieotomo (1993) Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas air saat praktikum menggunakan koloform sebagai indicator. Kelompok koliform mencakup bakteri yang aerobic dan anaerobic fakultatif, berbentuk batang atau basil, gram negative dan tidak membentuk spora. Koliform memfermentasikan laktosa dengan membentuk asam dan gas CO2 dalam waktu inkubasi selama 48 jam dan diletakkan pada suhu 37ºC.
Pada penagmatan uji kualitas air berdasarkan nilai MPN Coliform, kami melakukan 3 tahap pengujian yaitu uji pendugaan, uji penegasan dan uji penguat. Kami menggunakan sempel air mineral yang terkenal dan sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Kami mengambil sempel tersebut karena ingin mengetahui apakah minuman yang selama ini dikonsumsi sudah sesuai dengan BPOM atau tidak, sehingga kelompok kami dapat memastikan secara ilmiah mengenai kelayakan merk air minum mineral tersebut. Uji pendugaan dengan menggunakan metode MPN dilakukan dengan cara menginokulasikan sampel air ke dalam tabung yang berisi medium laktosa cair dan tabung durham. Volume dari sampel air yang digunakan masing-masing 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml dilakukan pada 9 tabung, sehingga seluruh tabung berjumlah  9 buah. Semua tabung diikubasi pada suhu 37 C selama 1x 24 jam.
Dihasilkan yaitu tidak ditemukan ada gelembung gas pada tabung Durham. Terbentuknya gelembung gas dalam tabung Durham disebabkan karena adanya mikroba pembentuk gas (Fardiaz S., 1992). Dapat diambil kesimpulan untuk uji pendugaan pada sampel air tidak ditemukan mikroba yang mampu memfermentasiakan laktosa dengan menghasilkan negative yang bearti tidak ada mikroba yang dapat menghasilkan gas pada tabung Durham. Pada uji penegasan kami juga menggunakan sampel air serta melakukan pengenceran pada setiap botol A, B dan C. Tetapi pada uji ini, kami menggunakan media yang berbeda, yaitu media cair BGLB yang telah dimasukkan tabung Durham. Hasil sampel yang telah mengalami pengenceran baik pada tabung A, B dan C diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 45 C. Berdasarkan pengamatan yang kami peroleh baik pada botol A, B dan C dengan pengenceran 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml menghasilkan data yang negative yang bearti tidak ditemukan mikroba penghasil gas yang tumbuh pada tabung dan tahan terhadap suhu tinggi (45 C). Dapat diambil kesimpulan sementara bahwa pada sampel air aqua tidak ditemukan kelompok bakteri coliform fekal. Pada uji penguat kami menggunakan sampel air dengan pengerceran yang sama yaitu 10 ml, 1 ml, dan 0,1 ml serta menggunakan media EMB. Sampel tersebut diinkubasi selama 1x 24 jam suhu 37 C. Dihasilkan data yang negative yang bearti tidak terdapat bakterin E.coli pada kedua sempel air



BAB V
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dari praktikum dapat dismpulkan bahwa Air merupakan kebutuhan esensial bagi seluruh makhluk hidup dan merupakan habitat yang secara alami sangat mudah tercemar oleh faktor biotik dan abiotik. Pengujian kualitas air untuk mengetahui ada tidaknya mikroba yang ada dalam setiap sumber air. MPN adalah suatu teknik enumerasi pada mikrobia (dalam hal ini coliform fecal), pada suatu bahan cairan. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Bakteri Escherichia coli dan coliform dalam air menunjukkan rendahnya kualitas air yang dimiliki.

B.  Saran
Diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti dalam melakukan prosedur kerja sekaligus perhitungan dari masing kelompok agar hasil yang di dapatkan optimal dan sebelum dimulai sebaiknya tempat kerja harus disterilkan.






DAFTAR PUSTAKA


Alaert, G., Santika.S.S, 1987, Metode Penelitian Air, Usaha Nasional, Surabaya.

Campbell, N. A., J.B. Reece., L.G. Mitchell. 2002. Biologi Jilid 2 edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.

Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi Cetakan ke-13. Percetakan Imagraph. Jakarta.

Fardiaz S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor Press : Jakarta.S

Hadioetomo R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek : Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. Gramedia : Jakarta

Pelczar, M.J dan Chan, E.C.S. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta.



No comments:

Post a Comment