LAPORAN PRATIKUM VIII
UJI
KUALITAS AIR
Oleh :
Nama : Syahirul Alim
Nim : 1512220022
Dosen
Pengampu
1. Awalul Fatiqin, Msi
2. Ike Apriani, Msi
3. Riri Novita Sunarti, Msi
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
bealakang
Air
merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi dapat juga
merupakan suatu substansia yang membawa malapetaka, karena air dapat membawa
mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun (Tarigan, 1988).
Bakteri coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk
batang, gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik, dan anaerobik fakultatif
yang memfermentasi laktose dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam
pada suhu 35° C (Pelczar,1988).
Istilah
“mikroorganisme indikator” sebagaimana digunakan dalam analisis air mengacu
pada sejenis mikroorganisme yang kehadirannya di dalam air merupakan bukti
bahwa air tersebut terpolusi oleh bahan tinja dari manusia atau hewan berdarah
panas, artinya terdapat peluang bagi berbagai macam organisme patogenik,yang
secara berkala terdapat dalam saluran pencernaan, untuk masuk ke dalam usus.
Beberapa ciri penting suatu organisme indikator ialah 1) Terdapat dalam air
tercemar dan tidak ada dalam air yang tidak tercemar. 2) Terdalam dalam air
bila ada bakteri pathogen. 3)
Jumlah mikroorganisme indikator berkorelasi dengan kadar polusi. 4) Mempunyai kemampuan
bertahan hidup yang lebih besar daripada bakteri patogen. 5) Mempunyai sifat yang
seragam dan mantap. 6)
Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan. 7) Terdapat dalam
jumlah yang lebih banyak daripada bakteri patogen. 8) Mudah dideteksi
dengan teknik-teknik laboratorium yang sederhana. Diantara
organisme-organisme yang dipelajari, yang hampir memenuhi semua persyaratan
suatu organisme indikator yang ideal ialah Escherichia coli dan kelompok
bakteri coli lainnya. Bakteri-bakteri tersebut dianggap sebagai indikator
polusi tinja yang dapat diandalkan (Pelczar. 1988).
Air
merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hidup orang banyak, bahkan
oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu harus diperhatikan kualitas dan
kuantitasnya. Air bersih yang memenuhi syarat kesehatan harus bebas dari
pencemaran, sedangkan air minum harus memenuhi standar yaitu persyaratan fisik,
kimia dan biologis, karena air minum yang tidak memenuhi standar kualitas dapat
menimbulkan gangguan kesehatan (Morintoh, 2015). Air juga merupakan suatu
sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air
merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit (Kusnaedi,
2004).
Salah
satu syarat air yaitu tidak mengandung mikroba Coliform (Fekal/Escherichia coli
dan non-fecal). Coliform merupakan bakteri yang lazim digunakan sebagai
indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, di
mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah
terkontaminasi oleh patogen atau tidak, karena densitasnya berbanding lurus
dengan tingkat pencemaran air, artinya makin sedikit kandungan Coliform,
artinya kualitas air semakin baik. Hasil penelitian menemukan bahwa bakteri
coliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker (Alang,
2015).
Pemeriksaan
derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan dengan kehadiran
bakteri indikator seperti Coliform dan fecal coli (Ramona, 2007). Kelompok
bakteri Coliform angtara lain Escherichia coli, Enterrobacter aerogenes, dan
Citrobacter fruensii. Keberadaan bakteri ini dalam air minum juga menunjukkan
adanya bakteri patogen lain, misalnya shigella, yang bisa menyebabkan diare
hingga muntaber.
B. Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum alah Agar
mahasiswa dapat melakukan penyajian kualitas air secara mikrobiologis
berdasarkan nilai MPN coliform.
BAB II
TINJAUAN PUSKATA
A.
Air
Air adalah zat atau materi atau
unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini
di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi.
Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air merupakan
kebutuhan yang paling dibutuhkan di dalam kehidupan manusia. Air merupakan
pelarut universal sehingga air yang ada di sekitar kita bukanlah air murni,
melainkan mengandung zat-zat terlarut, sebagaimana juga mikro organisme. Istilah mikroorganisme
indikator sebagaimana digunakan dalam analisis air, mengacu pada jenis
mikroorganisme yang kehadirannya dalam air menyebabkan bahwa air tersebut
terpolusi dengan tinja atau hewan berdarah hangat. Artinya terdapat peluang
bagi organisme patogen yang terdapat pada saluran pencernakan, untuk masuk ke
dalam air dalam skala besar ( Pelczar, 1988).
Beberapa ciri penting
mikroorganisme indikator menurut Alaerts (1987) antara lain:
1. Terdapat
dalam air tercemar dan tidak terdapat dalam air yang tidak tercemar.
2. Jumlah
mikroorganisme indikator berkorelasi dengan kehadiran bakteri pathogen.
3. Mempunyai
kemampuan hidup yang lebih lama daripada pathogen.
4. Mempunyai
sifat yang mantap dan seragam.
5. Tidak
berbahaya bagi manusia dan hewan.
6. Terdapat
dalam jumlah yang lebih besar daripada patogen, sehingga mudah terdeteksi.
7. Mudah
terdeteksi dengan teknik-teknik laboratorium yang sederhana.
Sifat
bakteri ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Dikatakan menguntungkan
karena bakteri dapat melakukan proses pembusukan sampah agar tidak menumpuk,
sebagai antibiotic, indicator pencemaran, dan sebagainya. Sedangkan dikatakan
merugikan karena bakteri dapat menimbulkan penyakit untuk beberapa spesies.
Walaupun begitu, mikroba khususnya bakteri sengaja ditumbuhkan pada sebuah medium
(Campbell dkk, 2002).
Kualitas
air didasarkan pada pengujian ada tidaknya coliform dalam air. Keberadaan
bakteri coli merupakan parameter yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas
air yang aman, dimana kehadirannya dapat
dijadikan indikator pencemaraan air. Ciri-ciri bakteri coliform adalah bersifat
gram negatif, bentuk morfologi batang pendek, dan dapat memfermentasi medium
laktosa cair dengan membentuk asam dan gas ( Pelczar, 1988).
Menurut
Fardiaz (1989), sifat-sifat bakteri koliform yang penting adalah :
1.
Mampu tumbuh baik pada
beberapa jenis substrat
2.
Mempunyai sifat dapat
mensintesis vitamin
3.
Interval suhu
pertumbuhan antara 100 0C – 460 0C
4.
Mampu menghasilkan asam
dan gas
Menurut
Suraiman (2008), bakteri coliform dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
1.
Coliform fekal,
misalnya E. coli, merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau
manusia.
2.
Coliform non-fekal,
misalnya E. aeroginosa, biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman yang telah
mati.
Bakteri
coliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu coliform fecal misalnya
Escherichia coli dan coliform nonfecal misalnya Enterobacter aerogenes. E. coli
merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia, sedangkan E.
aerogenes ditemukan pada hewan atau tumbuhan yang telah mati. Adanya E.coli
pada air minum menandakan air tersebut telah terkontaminasi feses manusia dan
mungkin juga mengandung patogen usus (Dwijoseputro, 2005).
Uji
kualitas air dilakukan untuk mengetahui kualitas dari air yang akan kita
analisis. Metode yang digunakan ialah MPN (Most Probable Number) atau APN
(Angka Paling Mungkin). MPN merupakan metode yang paling sederhana yang
digunakan untuk menguji kualitas air. Uji kualitas air terdiri dari beberapa
uji yakni uji penduga, uji penguat dan uji pelengkap. Air sangat perlu untuk
duji sebelum dikonsumsi atau diminum karena air dapat menjadi sumber penyebaran
penyakit (Fardiaz, 1989).
B. Uji pendugaan
(presumptive test)
Merupakan
tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri koliform berdasarkan terbentuknya
asam dan gas disebabkan oleh fermentasi laktosa oleh bakteri golongan koli.
Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang
dihasilkan dapat dilihat dalam tabung Durham berupa gelembung udara
(Dwijoseputro, 2005).
Uji
penduga merupakan uji positif untuk menentukan bakteri koliform. Media yang
digunakan ialah media lactose broth. Bakteri dapat menggunakan laktosa sebagai
sumber karbon, namun ada pula sebagian bakteri enteric yang tidak dapat
melakukannya. Uji
dilakukan dalam medium fermentasi kaldu laktosa (laktosa broth) yang berisi
tabung Durham. Uji dinyatakan positif bila terbentuk gas pada tabung Durham,
karena bakteri koli mampu memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan gas yang
merupakan khasnya. Uji pendugaan dapat menunjukkan kuantitas mikroorganisme
koli yang merupakan jumlah perkiraan trdekat (MPN : Most Probable Number).
C. Uji penguat
Hasil
uji dugaan dilanjutkan dengan uji ketetapan. Dari tabung yang positif terbentuk
asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1 x 24 jam, suspensi ditanamkan pada
media Eosin Methylen Biru Agar ( EMBA ) secara aseptik dengan menggunakan jarum
inokulasi. Koloni bakteri Escherichia coli tumbuh berwarna kehijauan dengan
kilat metalik atau koloni berwarna merah muda dengan lendir untuk kelompok
koliform lainnya. Konfirmasi
dari uji pendugaan perlu dilakukan, karena nilai positif (gas) dari uji pertama
dapat juga merupakan reaksi dari bakteri non koli yang bukan indicator pencemar
fekal. Uji penentu memrlukan medium selektif atau diferensisal. Bila pada tahap
ini di dalam kultur uji masih terbentuk gas, maka sampel air dinyatakan tidak
layak minum (Campbell dkk., 2002).
D. Uji pelengkap
Uji
ini merupakan analisis akhir dari sampel air untuk mendeteksi keberadaan
bakteri koli fekal. Metode yang digunakan adalah pengecatan Gram terhadap
bakteri yang muncul atau tumbuh pada media EMB agar pada uji penentu. Bila
karakter koloni berwarna hijau metalik dan hasil pengamatan dengan mikroskop
menunjukkan bakteri berbentuk batang tersebut adalah E. coli dan uji pelengkap
bernilai positif (Dwijoseputro, 2005).
Uji
pelengkap untuk menentukan bakteri Escherichia coli. Dari koloni yang berwarna
pada uji penguat diinokulasikan ke dalam medium Lactose Broth dan medium agar
miring Nutrient Agar (NA), dengan jarum inokulasi secara aseptik. Dari koloni
yang berwarna pada uji ketetapan diinokulasikan ke dalam medium kaldu laktosa
dan medium agar miring Nutrient Agar ( NA ), dengan jarum inokulasi secara
aseptik. Diinkubasi
pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam. Bila hasilnya positif terbentuk asam dan gas
pada Lactose Broth, maka sampel positif mengandung bakteri Escherichia coli.
Dari media agar miring NA dibuat pewarnaan Gram dimana bakteri Escherichia coli
merupakan Gram negatif berbentuk batang pendek. Bakteri coliform adalah
golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia.
Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain.
Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator
adanya pencemaran bakteri pathogen (Fardiaz, 1989).
Penentuan
coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti
berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi
Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri
patogenik lain. Jadi, coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit
kandungan coliform, artinya, kualitas air semakin baik (Fardiaz, 1989).
Bakteri
coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih
tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator adanya
pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator
pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan
keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah,
cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri
coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, coliform
adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya,
kualitas air semakin baik (Friedheim, 2001).
Banyaknya
kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk menjamin kebersihannya.
Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat berbahaya
untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan penemuan organisme yang ada
dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak pernah terdapat bebas di alam.
Ada beberapa organisme yang termasuk kategori ini, yaitu bakteri coliform (E.
coli), Enterococcus faecalis, Clostridium sp. Di Indonesia, bakteri indikator
air terkontaminasi adalah E. coli (Gause, G. F. 1946).
Coliform
merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indicator adanya polusi
kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan
produkproduk susu. Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri
berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobic
fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam
waktu 48 jam pada suhu 35oC.Adanya bakteri koliform di dalam makanan/minuman
menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan atau
toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan (Widiyanti, 2004).
Kelompok
Coliform mempunyai beberapa ciri yang juga dimiliki oleh anggota-anggota genus
Salmonella dan Shigella, yaitu dua genera yang mempunyai spesies-spesies
enterik patogenik. Namun, ada perbedaan biokimiawi utama yang nyata yaitu bahwa
Coliform dapat memfermentasikan laktose sedangkan Salmonella dan Shigella tidak
memfermentasikan laktose (Pelczar dan Chan, 1988).
Bakteri
Coliform merupakan flora normal pada usus manusia dan hewan, tetapi akan
menjadi patogen bila diluar saluran pencernaan, saluran kemih, pada selaput
otak yang akan menyebabkan radang, terutama pada individu yang mempunyai daya
tahan tubuh rendah, misalnya bayi, orang lanjut usia dan orang-orang yang baru
sembuh dari sakit (Sunardi, 2014).
Bakteri
Coliform dapat dibedakan menjadi 2 grup yaitu : (1) Coliformfekal misalnya
Escherichia coli dan ( 2 ) Coliform nonfekal misalnya Enterobacter aerogenes.
Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau
manusia, sedangkan Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan pada hewan atau tanam-tanaman
yang telah mati (Widiyanti, 2004).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Pada
praktikum kali ini dilaksanakan pada hari
kamis tanggal 15juni
2017 pada jam 15:00
– 17 : 00 Wib. ditempat Laboratorium biologi Ifakultas tarbiyah dan keguruan universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.
B.
Alat
dan Bahan
1.
Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Tabung
reaksi, Tabung durham, Pipet ukur, Bunsen, Cawan petri dan Rak tabungn reaksi
2.
Bahan
adapun bahan yang di gunakan pada pratikum ini yaitu Aqua, Club, Media lactose borth
(LB), Media
Brilliant Green Lactase Bilebroth (BGBL), Media
Losin Methelin Blue (EMB).
C.
Cara
kerja
1.
Uji
pendugaan
a.
Siapkan 9 tabung kultur
yang masing-masing berisi 10 ml media cair kaldu lactose steril yang sudah
dilengkapi dengan tabung durham. Aturlah letaknya pada rak tabung dan
masing-masing beri kode (A1, A2, A3, B1, B2, B3, C1, C2, C3)
b.
Tuangkan air sampel
mengunakan pipet steril masing-masing sebanyak 10 ml ke dalam tabung kultur
yang berkode A1, A2, A3.
c.
Tuangkan air sampel
mengunakan pipet steril masing-masing sebanyak 1 ml ke dalam tabung kultur yang
berkode B1, B2, B3.
d.
Tuangkan air sampel
mengunakan pipet steril masing-masing sebanyak 0,01 ml ke dalam tabung kultur
yang berkode C1, C2, C3.
e.
Inkubasi 9 tabung
kultur yang sudah diperlukan padfa suhu C selama 1×24 jam
2.
Uji
penegasan
a. Siapkan
tabung kultur yang masing-masing berisi 10 ml media cair BGLB steril yang sudah
dilengkapi dengan tabung durham. Aturlah letaknya pad arak dengan tabung dan
masing-masing beri kode yang sesui dengan kode tabung yang positif pada uji
pendugaan misalnya A1, A2, A3, B1, B2, B3, C1, C2, C3 sehingga jumlahnya sama
dengan jumlah tabung yang positif saja.
b. Tuangkan
air sampel yang sudah diinkubasi dalam media kultur laktosa mengunakan pipet
steril masing-masing sebanyak 1 ml ke dalam tabung yang positif.
c. Inkubasi
tabung kultur yang sudah diperlukan pada suhu C selama1x24 jam.
d. Amati
adanya gelembung udara di dalam tabung durham. Catatlah code tabung yang
positif mengeluarkan gas. Mikroba penghasil gas yang tumbuh pada tabung adalah
kelompok mikroba yang mampu memfermentasikan laktosa dan tahan terhadap suhu
tinggi C), mikroba ini disebut kelompok bakteri coliform fekal.
3.
Uji
penguat
Uji penguat dapat dilakukan denga
mendeteksi adanya bakteri E.coli, caranya ialah :
a. Inokulasi
sampel perlakukan dari tabung yang positif pad uji penegasan pada sebanyak satu
ose ke permukaan media EMB secara zig zag inkubasi 37 C selam 1×24 jam.
b. Amati
pertumbuhan koloni pada medi a EMB. Koloni yang menampakkan adanya kilau
metalik adalah koloni bakteri E.coli
c. Selanjutnya
dapat dipastika lagi dengan cara mengamati inolkulum dari koloni tersebut
secara langsung dengan mikroscop.
d. Buatlah
sedian yang diwarnai secara gram, kemudian namati di bawah mikroskop. Bakteri
E.coli akan memperlihatkan sebagai bakteri berbentuk batang, gram negative.
e. Setelah
semau pengujian selesai tentukanlah nilai MPN. Coliformnya verdasarkan table
MPN pada lampiran. Nilai MPNditentukan berdasarkan jumlah tabung yang positif
dari perlakuan, dan dihitung = MPN table x 1/pengenceran tengah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Tabel 1. penagamatan pada
berbagai sampel air
No
|
Sampel
|
|
|
Seri
|
Tabung
|
|
|
|
|
|
|
Air
|
|
A
|
|
|
B
|
|
|
C
|
|
|
|
A1
|
A2
|
A3
|
B1
|
B2
|
B3
|
C1
|
C2
|
C3
|
1
|
Vit
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
2
|
Aqua
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
3
|
Alfa one
|
+
|
+
|
-
|
-
|
-
|
-
|
+
|
+
|
+
|
B. Pembahasan
Pada hasil
pengamatan sampel vit dan aqua hasilnya
positif semua di seri A B dan C. sedangkan pada hasil alfa seri A satu dan dua
positif dan juga pada seri C positif semua
sedangkan pada seri b semuanya
negatif. menurut Hadieotomo
(1993) Metode MPN (Most
Probable Number) untuk uji kualitas air saat praktikum menggunakan koloform
sebagai indicator. Kelompok koliform mencakup bakteri yang aerobic dan
anaerobic fakultatif, berbentuk batang atau basil, gram negative dan tidak
membentuk spora. Koliform memfermentasikan laktosa dengan membentuk asam dan
gas CO2 dalam waktu inkubasi selama 48 jam dan diletakkan pada suhu 37ºC.
Pada penagmatan uji
kualitas air berdasarkan nilai MPN Coliform, kami melakukan 3 tahap pengujian
yaitu uji pendugaan, uji penegasan dan uji penguat. Kami menggunakan sempel air
mineral yang terkenal dan sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Kami
mengambil sempel tersebut karena ingin mengetahui apakah minuman yang selama
ini dikonsumsi sudah sesuai dengan BPOM atau tidak, sehingga kelompok kami
dapat memastikan secara ilmiah mengenai kelayakan merk air minum mineral
tersebut. Uji
pendugaan dengan menggunakan metode MPN dilakukan dengan cara menginokulasikan
sampel air ke dalam tabung yang berisi medium laktosa cair dan tabung durham.
Volume dari sampel air yang digunakan masing-masing 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml
dilakukan pada 9 tabung, sehingga seluruh tabung berjumlah 9
buah. Semua tabung diikubasi pada suhu 37 C selama 1x 24 jam.
Dihasilkan yaitu tidak
ditemukan ada gelembung gas pada tabung Durham. Terbentuknya gelembung gas
dalam tabung Durham disebabkan karena adanya mikroba pembentuk gas (Fardiaz S.,
1992). Dapat diambil kesimpulan untuk uji pendugaan pada sampel air tidak
ditemukan mikroba yang mampu memfermentasiakan laktosa dengan menghasilkan
negative yang bearti tidak ada mikroba yang dapat menghasilkan gas pada tabung
Durham. Pada
uji penegasan kami juga menggunakan sampel air serta melakukan pengenceran pada
setiap botol A, B dan C. Tetapi pada uji ini, kami menggunakan media yang
berbeda, yaitu media cair BGLB yang telah dimasukkan tabung Durham. Hasil
sampel yang telah mengalami pengenceran baik pada tabung A, B dan C diinkubasi
selama 1 x 24 jam pada suhu 45 C. Berdasarkan pengamatan yang kami peroleh baik
pada botol A, B dan C dengan pengenceran 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml menghasilkan
data yang negative yang bearti tidak ditemukan mikroba penghasil gas yang
tumbuh pada tabung dan tahan terhadap suhu tinggi (45 C). Dapat diambil
kesimpulan sementara bahwa pada sampel air aqua tidak ditemukan kelompok
bakteri coliform fekal. Pada
uji penguat kami menggunakan sampel air dengan pengerceran yang sama yaitu 10
ml, 1 ml, dan 0,1 ml serta menggunakan media EMB. Sampel tersebut diinkubasi
selama 1x 24 jam suhu 37 C. Dihasilkan data yang negative yang bearti tidak
terdapat bakterin E.coli pada kedua sempel air
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari praktikum dapat dismpulkan bahwa
Air merupakan kebutuhan esensial bagi seluruh makhluk hidup dan merupakan
habitat yang secara alami sangat mudah tercemar oleh faktor biotik dan abiotik.
Pengujian kualitas air untuk mengetahui ada tidaknya mikroba yang ada dalam
setiap sumber air. MPN
adalah suatu teknik enumerasi pada mikrobia (dalam hal ini coliform fecal),
pada suatu bahan cairan. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji
pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji
kelengkapan (completed test). Bakteri Escherichia coli dan coliform dalam air
menunjukkan rendahnya kualitas air yang dimiliki.
B. Saran
Diharapkan kepada praktikan agar lebih
teliti dalam melakukan prosedur kerja sekaligus perhitungan dari masing
kelompok agar hasil yang di dapatkan optimal dan sebelum dimulai sebaiknya
tempat kerja harus disterilkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Alaert,
G., Santika.S.S, 1987, Metode Penelitian
Air, Usaha Nasional, Surabaya.
Campbell,
N. A., J.B. Reece., L.G. Mitchell. 2002. Biologi
Jilid 2 edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.
Dwidjoseputro.
2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi Cetakan
ke-13. Percetakan Imagraph. Jakarta.
Fardiaz S. 1989.
Mikrobiologi Pangan. Pusat Antar
Universitas. Institut Pertanian Bogor Press : Jakarta.S
Hadioetomo
R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam
Praktek : Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. Gramedia : Jakarta
Pelczar,
M.J dan Chan, E.C.S. 1988. Dasar-dasar
Mikrobiologi. UI Press. Jakarta.
No comments:
Post a Comment