Sunday, April 7, 2019

LAPORAN PRAKTIKUM II PENGAMATAN KOLENKIM PADA BATANG DAN APERTURA PADA BIJI


LAPORAN PRAKTIKUM II
PENGAMATAN KOLENKIM PADA BATANG
DAN APERTURA PADA BIJI
 












Oleh:
      Miftah Huljana (1512220012)   




Dosen Pembimbing:
Winna Elisti, M.si


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama. Jaringan pada tumbuhan dan hewan berbeda. Sekumpulan jaringan akan membentuk organ. Cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan adalah histologi. Sedangkan cabang  ilmu biologi yang mempelajari jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi. Jaringan pada tubuh tumbuhan  dikelompokkan berdasarkan tempatnya dalam tumbuhan, tipe sel, fungsi, asal-usul, dan tahap perkembangannya.
Berdasarkan jumlah tipe sel penyusunnya, jaringan dibedakan menjadi jaringan sederhana dan jaringan rumit. Jaringan sederhana bersifat homogeni, hanya terdiri atas satu tipe sel sedangkan jaringan rumit bersifat heterogen, terdiri atas dua atau lebih sel. Parenkim, kolenkim,sklerenkim adalah jaringan sederhana, sedangkan xilem, floem,dan epidermis adalah jaringan rumit. Di tahun 1875, Sachs membagi jaringan dalam tiga system berdasarkan kesinambungan topografi yakni sistem dermal, sistem jaringan pembuluh, dan sistem jaringan dasar. Sistem dermal meliputi epidermis, yakni pelindung primer (pertama) bagi bagian luar tubuh, dan periderm, yang menggantikan epidermis pada tumbuhan yang mengalami pertumbuhan sekunder.. sistem jaringan pembuluh terdiri dari xilem yakni yang mengangkut air dan garam dalam tanah, dan floem yang mengangkut hasil fotosintesis. 
Sistem jaringan dasar mencakup jaringan yang membentuk dasar bagiani tumbuhan, namun sekaligus juga dapat menunjukkan spesialisasi. Jaringan dasar utama adalah parenkim dengan semua ragamnya, kolenkim, yakni jaringan yang berdinding tebal dan sel tetap hidup, sklerenkim yakni jaringan berdinding tebal dan sering kali berkayu sehingga keras dengan sel yang biasanya mati.
 Dalam tubuh tumbuhan, jaringan tersebar dalam pola khas bagi kelompok tumbuhan yang bersangkutan. Pada dasarnya ada kemiripan dalam pola penyebaran jaringan pada tumbuhan dikotil sebab jaringan pembuluh tertanam dalam jaringan dasar dan sistem dermal merupakan penutup di sebelah luar. Pada tumbuhan dikotil, misalnya jaringan pembuluh batang membentuk silinder berongga. Rongga tersebut terisi jaringan dasar (empulur) dan ada pula yang berada diantara silinder pembuluh dan system dermal (korteks). Pada daun, jaringan pembuluh membentuk system yang beranastomosis dalam jaringan dasar yang terdiferensiasi sebagai mesofil pada akar dapat ditentukan silinder jaringan pembuluh yang seringkali tidak mengelilingi empulur  (korteks).





























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


1.         Jaringan Kolenkim
Kolenkim seperti halnya sklerenkim, merupakan jaringan mekanik yang bertugas menyokong tumbuhan.Bagian tumbuhan yang tumbuh dengan lambat mengalami pertumbuhan sedikit saja sehingga dukungan oleh turgor dalam sel parenkim sudah cukup. Namun kebanyakan batang tumbuh dengan cepat dan bagian yang tumbuh itu sering menjadi panjang dan ramping. Struktur seperti itu membutuhkan jaringan penyokong yang berfungsi di saat organ yang bersangkutan tumbuh dan harus disusun oleh sel yang juga dapat memanjangkan dirinya sendiri.Persyaratan itu dipenuhi oleh kolenkim.
Kolenkim terbentuk oleh sejumlah sel memanjang yang menyerupai sel prokambium dan berkembang dalam stadium awal promeristem.Sel kolenkim adalah sel hidup, bentuknya sedikit memanjang, dan pada umumnya memiliki dinding yang tak teratur penebalannya.Berbeda dengan sel sklerenkim yang memiliki dinding sekunder, sel kolenkim hanya memiliki dinding primer, lunak, lentur tak berlignin. Sebaliknya, dinding sekunder pada sklerenkim, bersama dengan dinding primernya, dapat berlignin (mengandung zat kayu) dan karenanya menjadi keras dan kaku,
Sel kolenkim tetap memiliki protoplas aktif yang mampu melenyapkan penebalan dinding bila sel dirangsang untuk membelah seperti pada waktu sel tersebut membentuk cambium gabus atau menanggapi luka.Dinding sel sklerenkim lebih bertahan dan tak dapat segera dilenyapkan, meskipun protoplasnya masih ada.Kebanyakan sel sklerenkim kehilangan protoplasnya setelah dewasa.
Sebagaimana diutarakan di atas, kolenkim bertugas sebagai jaringan penyokong pada bagian tumbuhan muda yang sedang tumbuh dan pada tumbuhan basah, bahkan terdapat pada organ yang telah dewasa.Kolenkim bersifat plastis dan dapat merenggang secara permanen bersama dengan pertumbuhan organ tempatnya berada.
 Kolenkim, seperti parenkim, dapat mengandung kloroplas dan dapat pula berisi tannin.Dinding sel kolenkim dapat berlignin atau menjadi lebih tebal seperti pada sklerenkim.Namun, karena kolenkim terdiri dari sel hidup maka dinding sel kolenkim dapat menjadi tipis lagi dan sel bersifat meristematik.
Kolenkim merupakan jaringan penyokong pada tumbuhan. Secara ontogeni, perkembangan kolenkim mirip prokambium dan tampak pada tahap yang sangat awal dari diferensiasi meristem atau dari sel isodiametris meristem dasar.Kolenkim terdiri atas sel hidup yang berbentuk agak memanjang dan biasanya berdinding tebal.Kolenkim berfungsi sebagai jaringan penyokong pada organ muda yang sedang tumbuh, pada tumbuhan herbal (herbaceus), dan bahkan pada organ dewasa.Kolenkim bersifat plastis sehingga dapat meregang secara irreversibel dengan adanya pertumbuhan organ.Kolenkim dewasa kurang plastis, lebih kuat, tetapi lebih mudah rusak daripada kolenkim muda. (Hidayat, 1995).
Ada hubungan fisiologi dan morfologi antara kolenkim dan parenkim.Pada tempat kedua jaringan tersebut berdampingan terdapat bentuk peralihan atara tipe kolenkim dan parenkim.Kolenkim seperti halnya parenkim dapat berisi kloroplas.Kolenkim  yang mirip dengan parenkim berisi banyak kloroplas, sedangkan kolenkim khusus yang terdiri atas sel yang sempit memanjang, hanya sedikit atau tidak mengandung kloroplas sama sekali. Sel kolenkim dapat juga berisi tanin.(Hidayat, 1995).










B. Pembahasan
1.   kolenkim
Pada irisan melintang kolenkim segar, dinding selnya tampak seperti nakre. Dinding kolenkim tumbuhan yang terkena angin lebih tebal.Dinding sel terdiri atas selulosa, sejumlah besar pektin, dan hemiselulosa, tetapi tidak mengandung lignin.Senyawa pektinnya bersifat hidrofil sehingga dinding kolenkim banyak mengandung air.Dinding kolenkim yang menebal sekunder dapat menjadi tipis dan kemudian selnya menjadi meristematis lagi dan mulai membelah.Hal ini terdapat pada jaringan kolenkim yang membentuk felogen.Noktah primer sering kali terdapat dalam dinding kolenkim.(mulyani, 2006).
Kolenkim terdapat di dalam batang, daun, bunga, buah, dan akar.Kolenkim berkembang terutama jika mendapat sinar.Kolenkim tidak terdapat dalam batang dan daun Monokotil yang sklerenkimnya berkembang pada umur awal. Kolenkim biasanya dibentuk tepat di bawah epidermis, tetapi dalam hal khusus terdapat satu atau dua lapisan parenkim diantara epidermis dan kolenkim. Apabila kolenkim tepat berada di bawah epidermis, seringkali dinding epidermis menebal dengan cara yang sama dengan dinding sel kolenkim.Pada batang, kolenkim terdapat sebagai suatu silinder atau berbentuk pita memanjang (membujur).Pada daun, kolenkim terdapat pada satu atau kedua sisi tulang daun, dan sepanjang tepi daun.(Mulyani,2006).
Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam.Ada yang berbentuk prisma pendek, mirip sel parenkim, atau panjang seperti serabut dengan ujung meruncing.Sel kolenkim yan terpanjang dijumpai di daerah pusat untaian kolenkim, dan yang terpendek di daerah tepi.Hal ini dapat diterangkan sebagai berikut, untaian kolenkim dibentuk oleh serangkaian sel yang membelah memanjang mulai dari pusat untaian; setelah pembelahan, sel terus memanjang sehingga sel pusat menjadi yang terpanjang karena yang pertama kali dibentuk dan meningkat sampai panjang maksimum.Selama perkembangan untaian kolenkim ini juga terjadi pembelahan mendatar (horisontal) (Mulyani,2006).
a.  Ciri-ciri Jaringan Kolenkim
Kolenkim dewasa adalah suatu jaringan lentur yang kuat, terdiri atas sel panjang yang tumpang tindih (panjangnya dapat mencapai 2 mm) dengan dinding tebal yang tidak berlignin.Kekuatan meregang sel kolenkim sebanding dengan serabut.Pada bagian tumbuhan yang tua, kolenkim menjadi keras atau dapat berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder yang berlignin.Terpusatnya lignin terjadi terutama pada lapisan dinding terluar.Biasanya disimpulkan bahwa kolenkim adalah jaringan penunjang yang muda. Apabila kolenkim terdapat pada organ yang berkanjang (persisten) untuk periode yang lama, kolenkim akan mengalami sklerifikasi.(mulyani, 2006).
Pada bagian tumbuhan yang kuat, kolenkim menjadi keras atau dapat berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder yang berlignin. Pada tumbuhan dikotil misalnya, tangkai dan batang Medicago sativa, Eryngium maritimun, Viscum album dan Salvia officinalis kolenkim berubah menjadi sklrenkim(Mulyani, 2006).
b.      Letak Jaringan Kolenkim
Kolenkim dapat ditemukan pada batang, daun, serta pada bagian bunga dan buah. Pada akar, kolenkim bisa dibentuk, terutama bila akar didedahkan kepada cahaya. Di banyak monokotil tak ditemukan kolenkim jika sklerenkim dibentuk sejak tanaman muda.Biasanya kolenkim terdapat langsung di bawah epidermis.Pada batang, kolenkim bisa membentuk silinder penuh atau tersusun menjadi berkas yang memanjang sejajar sumbu batang.Pada daun, kolenkim terdapat di kedua sisi tulang daun utama atau pada satu sisi saja, serta terdapat pula sepanjang tepi daun (Hidayat, 1995).
c.        Struktur dan Susunan Jaringan Kolenkim dan Macam-macamnya
Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam.Sel dapat berupa prisma pendek atau bisa pula panjang seperti serat dengan ujung meruncing, namun antara kedua bentuk tersebut terdapat bentuk peralihan (Mulayi, 2006).
Dinding sel kolenkim terdiri atas lapisan yang berselang seling, kaya akan selulosa dengan sedikit pektin. Air dalam seluruh dinding sel kurang lebih 67%. Roelofsen (1959) menyatakan bahwa di dalam Petasites, dinding sel kolenkim berisi 45% pektin, 35% hemiselulosa, dan 20% selulosa. Dinding sel kolenkim Petasites ini terdiri atas 7-20 lamela yang bergantian/berseling antara lamela yang mengandung banyak seluosa dan lamela yang mengandung sedikit selulosa.Semakin mendekati lumen sel, selulosanya semakin banyak.
Menurut tipe penebalan dindingnya, kolenkim dibedakan menjadi beberapa macam, sebagai berikut: (Hidayat, 1995).
a.         Kolenkim sudut (angular kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim ini  terjadi pada sudut-sudut sel. Pada penampang melintangnya, penebalan ini tampak terjadi pada tempat bertemunya tiga sel atau lebih, seperti yang terdapat pada tangkai Rumex, Vitis, Begonia, Coleus, Cucurbita, Morus, Beta, dan pada batang Solanum tuberosum dan Atropa belladonna.
b.      Kolenkim lamela (lamelar kolenkim) atau kolenkim papan
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding tangensial sel. Kolenkim lamela terdapat pada korteks batang Sumbucus nigra, Rhamnus, dan tangkai Cochlearia armoracia.
c.      Kolenkim lakuna (lacunar kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding-dinding yang berbatasan dengan ruang antarsel. Kolenkim lakuna terdapat pada tangkai beberapa spesies Compositae, misalnya Salvia, Malva, Athaea,  dan Asclepias dan pada batang Ambrosia
d.      Kolenkim cincin
Istilah kolenkim cincin diberikan oleh Duchaigne (1995) untuk tipe kolenkim yang lumen selnya pada penampang melintang tampak melingkar. Muller (1890) menyebutnya knorpel-collenchyma. Pengamatan terhadap kolenkim cincin dewasa tampak adanya penebalan dinding sel secara terus menerus sehingga lumen sel akan kehilangan bentuk sudutnya.
 Dinding sel kolenkim merupakan contoh dinding primer yang amat menebal, sebab penebalan terjadi pada saat sel masih tumbuh membesar.Dinding sel meluas dan sekaligus menebal pula.Dinding kolenkim terdiri dari lapisan yang kaya selulosa dan miskin pektin, bergantian dengan lapisan yang miskin selulosa dan kaya pektin. Dalam bahan segar, kandungan air dari seluruh dinding sekitar 67%. Hal itu disebabkan karena pektin yang bersifat hidrofil. Pada preparat yang dibuat dari sayatan segar dan dilihat dalam air, kandungan air menyebabkan dinding membengkak sehingga tampak amat jelas, berkilauan seperti dinding sebelah dalam cangkang kerang (nacre).Dinding sel kolenkim terdiri atas lapisan yang berselang-seling kaya selulosa dengan sedikit pektin, dan lapisan lain dengan sedikit selulosa dan kaya pektin. Pada bahan segar, ai dalam seluruh dinding sel lebih kurang 67% (Mulyni, 2006).
Menurut Czaja (1961), lamela melintang pada penebalan dinding kolenkim pada banyak kebanyakan tumbuhan dapat dideteksi dengan alat mikroskop cahaya terpolarisasi. Chafe (1970) telah mengamati bahwa orientasi mikroserabut selulosa dalam lamela yang berurutan bergantian melintang dan membujur. Selama perkembangan penebalan dinding, terjadi penambahan lapisan mikroserabut mengelilingi seluruh sel sehingga memperluas keliling sel.
Pada sebagian besar tumbuhan Dikotil, misalnya tangkai dan batang Medicago sativa, Eryngium maritimum, Viscum album, dan Salvia officinalis, kolenkim berubah menjadi sklerenkim. Menurut Duchaigne (1955), sklerefikasi ini terjadi melalui pembentukan lamela secara sentripetal dan sentrifugal. Selama pertumbuhan lamela, dibentuk lapisan yang kaya selulosa, yang kemudian banyak mengandung lignin.Lamela yang mengandung lignin tampak dengan arah sentrifugal mengelilingi lapisan pertama.Sebagai hasil perkembangan sentrifugal, lamela berlignin yang mengandung senyawa pektoselulosa pada dinding kolenkim tidak tampak.Sering kali sebagian senyawa ada yang masih tertinggal setelah dinding mengalami sklerifikasi.Lamela tambahan berkembang ke arah sentripetal dan lumen sedikit demi sedikit mengecil.
d.      Struktur Sehubungan dengan Fungsi
Kolenkim tampaknya beradaptasi, terutama untuk menyokong batang serta daun yang sedang tumbuh.Dinding sel menebal amat dini ketika pucuk berkembang, namun penebalan itu bersifat plastis dan mampu meluas.Sebab itu, penebalannya tidak menghalangi pemanjangan batang atau daun.Pada perkembangan selanjutnya, kolenkim dapat tetap bertahan sebagai jaringan penyokong (terjadi pada banyak macam daun dan pada batang beberapa tumbuhan basah) jika bagian organ tempat kolenkim berada tidak membentuk sklerenkim. Dalam bagian tanaman yang sedang berkembang dan terdedah kepada tekanan mekanik (angin, pemberian bobot yang digantungkan pada ranting), maka penebalan dinding terjadi lebih awal serta dinding terjadi lebih awal serta dinding menjadi lebih tebal dibandingkan dengan bagian tanaman yang tidak terpengaruh tekanan seperti itu (Hidayat,1995).
Kolenkim dewasa merupakan jaringan yang kuat dan lentur, terdiri dari sel panjang yang saling timpa (dapat mencapai panjang sampai 2 mm) dengan dinding tebal tidak berlignin.Pada tanaman tua, dinding sel kolenkim mengeras atau berlignin serta berubah menjadi sel sklerenkim (Hidayat, 1995).
  
2.    jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penyokong yang terdapat pada organ tubuh tumbuhan yang telah dewasa. Jaringan sklerenkim tersusun oleh sel-sel mati yang seluruh bagian  dindingnya mengalami penebalan sehingga kuat, sel-selnya lebih kaku daripada sel kolenkim, sel sklerenkim tidak dapat memanjang.  Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat dengan dinding sekunder yang tebal. Umumnya, jaringan sklerenkim terdiri atas zat lignin dan tidak mengandung protoplas. Sel-sel sklerenkim hanya dijumpai pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan sklerenkim terdiri atas serat-serat sklerenkim (fiber) dan sel-sel batu (sklereid).(hidayat.1995)

a)    Serat-serat sklerenkim
Serat-serat sklerenkim terdapat dalam bentuk untaian atau dalam bentuk lingkaran. Di dalam berkas pengangkut, serat-serat sklerenkim biasanya merupakan suatu seludang yang berhubungan dengan berkas pengangkut atau dalam kelompok yang tersebar di dalam xilem dan floem. Serat-serat sklerenkim mempunyai ukuran antara 2 mm–25 cm. Beberapa spesies tumbuhan mempunyai serat-serat sklerenkim yang bernilai ekonomis tinggi, misalnya serat manila yang digunakan sebagai bahan dasar tali.
b)    Sel-sel batu
Sel-sel batu terdapat dalam semua bagian tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, dalam buah atau dalam biji. Pada tempurung kelapa (Cocos nucifera) hampir seluruhnya terdiri atas sel-sel batu. Sel-sel batu pada buah dapat memberikan ciri khas, misalnya tekstur berpasir pada kulit buah dan daging buah pir (Pyres communis) atau butiran seperti pasir pada daging buah jambu biji (Psidium guajava).
Menurut Mulyani (2006), tipe penebalan didndingnya, kolenkim dibedakan menjadi beberapa macam, sebagai berikut:
a.              Kolenkim sudut (angular kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada sudut-sudut sel. Pada penampangnya, penebalan ini tampak terjadi pada tempat bertemunya tiga sel atau lebih, seperti yang terda[at pada tangkai Rumex, Vitis, Begonia, Coleus, Cucurbita, Morus, Beta, dan pada batang Solanum tuberosum dan Atropa belladonna.
b.              Kolenkim lamella (lamelar kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dnding tangensial sel. Kolenkim lamella terdapat pada korteks batang Sambucus nigra, Rhamnus, dan tangkai Cochalearia Armorica.
c.              Kolenkim lacuna (lacunar kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding-dinding yang berbatasan dengan ruang antarsel. Kolenkim lacuna terdapat pada tangkai beberapa spesies Campositae, misalnya Salvia, Malva, Athaea, dan Asclepias.
d.             Kolenkim cincin (anular kolenkim)
Istilah kolenkim cincin diberikan oleh Duchaigne (1955) untuk tipe kolenkim yang lumen selnya pada penampang melintang tampak melingkar. Muller (1890) menyebutnya knorpel-collenchyma. Pengamatan terhadap kolenkim cincin dewasa tampak adanya penebalan dinding sel secara terus-menerus sehingga lumen sel akan kehilangan bentuk sudutnya.
Dinding sel kolenkim merupakan contoh dinding primer yang amat menebal, sebab penebalan terjadi pada saat sel masih tumbuh membesar. Dinding sel meluas dan sekaligus menebal pula. Dinding kolenkim terdiri dari lapisan yang kaya selulosa dan miskin pektin, bergantian dengan lapisan yang miskin selulosa dan kaya pektin. Dalam bahan segar, kandungan air dari seluruh dinding sekitar 67%. Hal itu disebabkan karena pektin yang bersifat hidrofil. Pada preparat yang dibuat dari sayatan segar dan dilihat dalam air, kandungan air menyebabkan dinding membengkak sehingga tampak amat jelas, berkilauan seperti dinding sebelah dalam cangkang kerang (nacre). Dinding sel kolenkim terdiri atas lapisan yang berselang-seling kaya selulosa dengan sedikit pektin, dan lapisan lain dengan sedikit selulosa dan kaya pektin. Pada bahan segar, ai dalam seluruh dinding sel lebih kurang 67% (Mulyani, 2006).


















BAB V
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam.Ada yang berbentuk prisma pendek, mirip sel parenkim, atau panjang seperti serabut dengan ujung meruncing.Sel kolenkim yan terpanjang dijumpai di daerah pusat untaian kolenkim, dan yang terpendek di daerah tepi.Hal ini dapat diterangkan sebagai berikut, untaian kolenkim dibentuk oleh serangkaian sel yang membelah memanjang mulai dari pusat untaian; setelah pembelahan, sel terus memanjang sehingga sel pusat menjadi yang terpanjang karena yang pertama kali dibentuk dan meningkat sampai panjang maksimum.Selama perkembangan untaian kolenkim ini juga terjadi pembelahan mendatar (horisontal).

B.       Saran
Untuk melakukan praktikum ini sebaiknya kita terlebih dahulu mengerti jenis-jenis trikomata sehinnga mahasiswa tidak perlu lagi bertanya kepada dosen atau pun asisten dosen. Namun yang paling penting mahasiswa harus bisa mengamati kolenkim pada batang yang di bawah serta apertura pada biji.










DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius Yogyakarta.
Hidayat, Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.
Santoso, Woelaningsih dkk. 1987. Anatomi Tumbuhan. Jakarta: penerbit karnunika Jakarta Universitas Terbuka.
Tri Wahyu Agustina. 2010. Materi Pokok Ajar Anatomi Tumbuhan. Bandung: Pendidikan Biolog.


No comments:

Post a Comment