LAPORAN
PRAKTIKUM II
PENGAMATAN
KOLENKIM PADA BATANG
DAN
APERTURA PADA BIJI
Oleh:
Miftah Huljana (1512220012)
Dosen
Pembimbing:
Winna Elisti, M.si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Jaringan adalah sekumpulan sel yang
memiliki bentuk dan fungsi sama. Jaringan pada tumbuhan dan hewan berbeda.
Sekumpulan jaringan akan membentuk organ. Cabang ilmu biologi yang mempelajari
jaringan adalah histologi. Sedangkan cabang ilmu biologi yang
mempelajari jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi.
Jaringan pada tubuh tumbuhan dikelompokkan berdasarkan tempatnya
dalam tumbuhan, tipe sel, fungsi, asal-usul, dan tahap perkembangannya.
Berdasarkan jumlah tipe sel penyusunnya,
jaringan dibedakan menjadi jaringan sederhana dan jaringan rumit. Jaringan
sederhana bersifat homogeni, hanya terdiri atas satu tipe sel sedangkan
jaringan rumit bersifat heterogen, terdiri atas dua atau lebih sel. Parenkim,
kolenkim,sklerenkim adalah jaringan sederhana, sedangkan xilem, floem,dan
epidermis adalah jaringan rumit. Di tahun 1875, Sachs membagi jaringan dalam
tiga system berdasarkan kesinambungan topografi yakni sistem dermal, sistem
jaringan pembuluh, dan sistem jaringan dasar. Sistem dermal meliputi epidermis,
yakni pelindung primer (pertama) bagi bagian luar tubuh, dan periderm, yang
menggantikan epidermis pada tumbuhan yang mengalami pertumbuhan sekunder..
sistem jaringan pembuluh terdiri dari xilem yakni yang mengangkut air dan garam
dalam tanah, dan floem yang mengangkut hasil fotosintesis.
Sistem jaringan dasar mencakup jaringan
yang membentuk dasar bagiani tumbuhan, namun sekaligus juga dapat menunjukkan
spesialisasi. Jaringan dasar utama adalah parenkim dengan semua ragamnya,
kolenkim, yakni jaringan yang berdinding tebal dan sel tetap hidup, sklerenkim
yakni jaringan berdinding tebal dan sering kali berkayu sehingga keras dengan
sel yang biasanya mati.
Dalam
tubuh tumbuhan, jaringan tersebar dalam pola khas bagi kelompok tumbuhan yang
bersangkutan. Pada dasarnya ada kemiripan dalam pola penyebaran jaringan pada
tumbuhan dikotil sebab jaringan pembuluh tertanam dalam jaringan dasar dan
sistem dermal merupakan penutup di sebelah luar. Pada tumbuhan dikotil,
misalnya jaringan pembuluh batang membentuk silinder berongga. Rongga tersebut
terisi jaringan dasar (empulur) dan ada pula yang berada diantara silinder
pembuluh dan system dermal (korteks). Pada daun, jaringan pembuluh membentuk
system yang beranastomosis dalam jaringan dasar yang terdiferensiasi sebagai
mesofil pada akar dapat ditentukan silinder jaringan pembuluh yang seringkali
tidak mengelilingi empulur (korteks).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Jaringan Kolenkim
Kolenkim seperti halnya sklerenkim, merupakan jaringan mekanik yang bertugas
menyokong tumbuhan.Bagian tumbuhan yang tumbuh dengan lambat mengalami
pertumbuhan sedikit saja sehingga dukungan oleh turgor dalam sel parenkim sudah
cukup. Namun kebanyakan batang tumbuh dengan cepat dan bagian yang tumbuh
itu sering menjadi panjang dan ramping. Struktur seperti itu membutuhkan
jaringan penyokong yang berfungsi di saat organ yang bersangkutan tumbuh dan
harus disusun oleh sel yang juga dapat memanjangkan dirinya sendiri.Persyaratan
itu dipenuhi oleh kolenkim.
Kolenkim terbentuk oleh sejumlah sel
memanjang yang menyerupai sel prokambium dan berkembang dalam stadium awal
promeristem.Sel kolenkim adalah sel hidup, bentuknya sedikit memanjang, dan
pada umumnya memiliki dinding yang tak teratur penebalannya.Berbeda dengan sel
sklerenkim yang memiliki dinding sekunder, sel kolenkim hanya memiliki dinding
primer, lunak, lentur tak berlignin. Sebaliknya, dinding sekunder pada sklerenkim,
bersama dengan dinding primernya, dapat berlignin (mengandung zat kayu) dan
karenanya menjadi keras dan kaku,
Sel kolenkim tetap memiliki protoplas
aktif yang mampu melenyapkan penebalan dinding bila sel dirangsang untuk
membelah seperti pada waktu sel tersebut membentuk cambium gabus atau
menanggapi luka.Dinding sel sklerenkim lebih bertahan dan tak dapat segera
dilenyapkan, meskipun protoplasnya masih ada.Kebanyakan sel sklerenkim
kehilangan protoplasnya setelah dewasa.
Sebagaimana diutarakan di atas, kolenkim
bertugas sebagai jaringan penyokong pada bagian tumbuhan muda yang sedang
tumbuh dan pada tumbuhan basah, bahkan terdapat pada organ yang telah
dewasa.Kolenkim bersifat plastis dan dapat merenggang secara permanen bersama
dengan pertumbuhan organ tempatnya berada.
Kolenkim, seperti parenkim, dapat
mengandung kloroplas dan dapat pula berisi tannin.Dinding sel kolenkim dapat
berlignin atau menjadi lebih tebal seperti pada sklerenkim.Namun, karena
kolenkim terdiri dari sel hidup maka dinding sel kolenkim dapat menjadi tipis
lagi dan sel bersifat meristematik.
Kolenkim merupakan jaringan penyokong
pada tumbuhan. Secara ontogeni, perkembangan kolenkim mirip prokambium dan
tampak pada tahap yang sangat awal dari diferensiasi meristem atau dari sel isodiametris
meristem dasar.Kolenkim terdiri atas sel hidup yang berbentuk agak memanjang
dan biasanya berdinding tebal.Kolenkim berfungsi sebagai jaringan penyokong
pada organ muda yang sedang tumbuh, pada tumbuhan herbal (herbaceus), dan
bahkan pada organ dewasa.Kolenkim bersifat plastis sehingga dapat meregang
secara irreversibel dengan adanya pertumbuhan organ.Kolenkim dewasa kurang
plastis, lebih kuat, tetapi lebih mudah rusak daripada kolenkim muda. (Hidayat,
1995).
Ada hubungan fisiologi dan morfologi
antara kolenkim dan parenkim.Pada tempat kedua jaringan tersebut berdampingan
terdapat bentuk peralihan atara tipe kolenkim dan parenkim.Kolenkim seperti
halnya parenkim dapat berisi kloroplas.Kolenkim yang mirip dengan
parenkim berisi banyak kloroplas, sedangkan kolenkim khusus yang terdiri atas
sel yang sempit memanjang, hanya sedikit atau tidak mengandung kloroplas sama
sekali. Sel kolenkim dapat juga berisi tanin.(Hidayat, 1995).
B.
Pembahasan
1.
kolenkim
Pada irisan melintang kolenkim segar,
dinding selnya tampak seperti nakre. Dinding kolenkim tumbuhan yang terkena
angin lebih tebal.Dinding sel terdiri atas selulosa, sejumlah besar pektin, dan
hemiselulosa, tetapi tidak mengandung lignin.Senyawa pektinnya bersifat
hidrofil sehingga dinding kolenkim banyak mengandung air.Dinding kolenkim yang
menebal sekunder dapat menjadi tipis dan kemudian selnya menjadi meristematis
lagi dan mulai membelah.Hal ini terdapat pada jaringan kolenkim yang membentuk
felogen.Noktah primer sering kali terdapat dalam dinding kolenkim.(mulyani,
2006).
Kolenkim terdapat di dalam batang, daun,
bunga, buah, dan akar.Kolenkim berkembang terutama jika mendapat sinar.Kolenkim
tidak terdapat dalam batang dan daun Monokotil yang sklerenkimnya berkembang
pada umur awal. Kolenkim biasanya dibentuk tepat di bawah epidermis, tetapi
dalam hal khusus terdapat satu atau dua lapisan parenkim
diantara epidermis dan kolenkim. Apabila kolenkim tepat berada di bawah
epidermis, seringkali dinding epidermis menebal dengan cara yang sama dengan
dinding sel kolenkim.Pada batang, kolenkim terdapat sebagai suatu silinder atau
berbentuk pita memanjang (membujur).Pada daun, kolenkim terdapat pada satu atau
kedua sisi tulang daun, dan sepanjang tepi daun.(Mulyani,2006).
Ukuran dan bentuk sel kolenkim
beragam.Ada yang berbentuk prisma pendek, mirip sel parenkim, atau panjang
seperti serabut dengan ujung meruncing.Sel kolenkim yan terpanjang dijumpai di
daerah pusat untaian kolenkim, dan yang terpendek di daerah tepi.Hal ini dapat
diterangkan sebagai berikut, untaian kolenkim dibentuk oleh serangkaian sel
yang membelah memanjang mulai dari pusat untaian; setelah pembelahan, sel terus
memanjang sehingga sel pusat menjadi yang terpanjang karena yang pertama kali
dibentuk dan meningkat sampai panjang maksimum.Selama perkembangan untaian
kolenkim ini juga terjadi pembelahan mendatar (horisontal) (Mulyani,2006).
a. Ciri-ciri Jaringan
Kolenkim
Kolenkim dewasa adalah suatu jaringan
lentur yang kuat, terdiri atas sel panjang yang tumpang tindih (panjangnya
dapat mencapai 2 mm) dengan dinding tebal yang tidak berlignin.Kekuatan
meregang sel kolenkim sebanding dengan serabut.Pada bagian tumbuhan yang tua,
kolenkim menjadi keras atau dapat berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan
dinding sekunder yang berlignin.Terpusatnya lignin terjadi terutama pada
lapisan dinding terluar.Biasanya disimpulkan bahwa kolenkim adalah jaringan
penunjang yang muda. Apabila kolenkim terdapat pada organ yang berkanjang
(persisten) untuk periode yang lama, kolenkim akan mengalami
sklerifikasi.(mulyani, 2006).
Pada bagian tumbuhan yang kuat, kolenkim
menjadi keras atau dapat berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding
sekunder yang berlignin. Pada tumbuhan dikotil misalnya, tangkai dan batang
Medicago sativa, Eryngium maritimun, Viscum album dan Salvia officinalis
kolenkim berubah menjadi sklrenkim(Mulyani, 2006).
b. Letak Jaringan Kolenkim
Kolenkim dapat ditemukan pada batang,
daun, serta pada bagian bunga dan buah. Pada akar, kolenkim bisa dibentuk,
terutama bila akar didedahkan kepada cahaya. Di banyak monokotil tak ditemukan
kolenkim jika sklerenkim dibentuk sejak tanaman muda.Biasanya kolenkim terdapat
langsung di bawah epidermis.Pada batang, kolenkim bisa membentuk silinder penuh
atau tersusun menjadi berkas yang memanjang sejajar sumbu batang.Pada daun,
kolenkim terdapat di kedua sisi tulang daun utama atau pada satu sisi saja,
serta terdapat pula sepanjang tepi daun (Hidayat, 1995).
c. Struktur dan Susunan Jaringan Kolenkim dan
Macam-macamnya
Ukuran dan bentuk sel
kolenkim beragam.Sel dapat berupa prisma pendek atau bisa pula panjang seperti
serat dengan ujung meruncing, namun antara kedua bentuk tersebut terdapat
bentuk peralihan (Mulayi, 2006).
Dinding sel kolenkim
terdiri atas lapisan yang berselang seling, kaya akan selulosa dengan sedikit
pektin. Air dalam seluruh dinding sel kurang lebih 67%. Roelofsen (1959)
menyatakan bahwa di dalam Petasites, dinding sel kolenkim berisi 45% pektin,
35% hemiselulosa, dan 20% selulosa. Dinding sel kolenkim Petasites ini terdiri
atas 7-20 lamela yang bergantian/berseling antara lamela yang mengandung banyak
seluosa dan lamela yang mengandung sedikit selulosa.Semakin mendekati lumen
sel, selulosanya semakin banyak.
Menurut tipe penebalan dindingnya,
kolenkim dibedakan menjadi beberapa macam, sebagai berikut: (Hidayat, 1995).
a.
Kolenkim sudut (angular kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada sudut-sudut sel.
Pada penampang melintangnya, penebalan ini tampak terjadi pada tempat
bertemunya tiga sel atau lebih, seperti yang terdapat pada tangkai Rumex,
Vitis, Begonia, Coleus, Cucurbita, Morus, Beta, dan pada batang Solanum
tuberosum dan Atropa belladonna.
b.
Kolenkim lamela (lamelar kolenkim) atau
kolenkim papan
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada
dinding tangensial sel. Kolenkim lamela terdapat pada korteks batang Sumbucus
nigra, Rhamnus, dan tangkai Cochlearia armoracia.
c.
Kolenkim lakuna (lacunar kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding-dinding yang
berbatasan dengan ruang antarsel. Kolenkim lakuna terdapat pada tangkai
beberapa spesies Compositae, misalnya Salvia, Malva, Athaea, dan
Asclepias dan pada batang Ambrosia
d.
Kolenkim cincin
Istilah kolenkim cincin diberikan oleh Duchaigne (1995) untuk tipe kolenkim
yang lumen selnya pada penampang melintang tampak melingkar. Muller (1890)
menyebutnya knorpel-collenchyma. Pengamatan terhadap kolenkim cincin dewasa
tampak adanya penebalan dinding sel secara terus menerus sehingga lumen sel
akan kehilangan bentuk sudutnya.
Dinding sel kolenkim merupakan contoh dinding primer yang amat
menebal, sebab penebalan terjadi pada saat sel masih tumbuh membesar.Dinding
sel meluas dan sekaligus menebal pula.Dinding kolenkim terdiri dari lapisan
yang kaya selulosa dan miskin pektin, bergantian dengan lapisan yang miskin
selulosa dan kaya pektin. Dalam bahan segar, kandungan air dari seluruh dinding
sekitar 67%. Hal itu disebabkan karena pektin yang bersifat hidrofil. Pada
preparat yang dibuat dari sayatan segar dan dilihat dalam air, kandungan air
menyebabkan dinding membengkak sehingga tampak amat jelas, berkilauan seperti
dinding sebelah dalam cangkang kerang (nacre).Dinding sel kolenkim terdiri atas
lapisan yang berselang-seling kaya selulosa dengan sedikit pektin, dan lapisan
lain dengan sedikit selulosa dan kaya pektin. Pada bahan segar, ai dalam seluruh
dinding sel lebih kurang 67% (Mulyni, 2006).
Menurut Czaja (1961), lamela melintang pada penebalan dinding kolenkim pada
banyak kebanyakan tumbuhan dapat dideteksi dengan alat mikroskop cahaya
terpolarisasi. Chafe (1970) telah mengamati bahwa orientasi mikroserabut
selulosa dalam lamela yang berurutan bergantian melintang dan membujur. Selama
perkembangan penebalan dinding, terjadi penambahan lapisan mikroserabut
mengelilingi seluruh sel sehingga memperluas keliling sel.
Pada sebagian besar tumbuhan Dikotil, misalnya tangkai dan batang Medicago
sativa, Eryngium maritimum, Viscum album, dan Salvia officinalis, kolenkim
berubah menjadi sklerenkim. Menurut Duchaigne (1955), sklerefikasi ini terjadi
melalui pembentukan lamela secara sentripetal dan sentrifugal. Selama
pertumbuhan lamela, dibentuk lapisan yang kaya selulosa, yang kemudian banyak
mengandung lignin.Lamela yang mengandung lignin tampak dengan arah sentrifugal
mengelilingi lapisan pertama.Sebagai hasil perkembangan sentrifugal, lamela
berlignin yang mengandung senyawa pektoselulosa pada dinding kolenkim tidak
tampak.Sering kali sebagian senyawa ada yang masih tertinggal setelah dinding
mengalami sklerifikasi.Lamela tambahan berkembang ke arah sentripetal dan lumen
sedikit demi sedikit mengecil.
d. Struktur Sehubungan dengan Fungsi
Kolenkim tampaknya
beradaptasi, terutama untuk menyokong batang serta daun yang sedang
tumbuh.Dinding sel menebal amat dini ketika pucuk berkembang, namun penebalan
itu bersifat plastis dan mampu meluas.Sebab itu, penebalannya tidak menghalangi
pemanjangan batang atau daun.Pada perkembangan selanjutnya, kolenkim dapat
tetap bertahan sebagai jaringan penyokong (terjadi pada banyak macam daun dan
pada batang beberapa tumbuhan basah) jika bagian organ tempat kolenkim berada
tidak membentuk sklerenkim. Dalam bagian tanaman yang sedang berkembang dan
terdedah kepada tekanan mekanik (angin, pemberian bobot yang digantungkan pada
ranting), maka penebalan dinding terjadi lebih awal serta dinding terjadi lebih
awal serta dinding menjadi lebih tebal dibandingkan dengan bagian tanaman yang
tidak terpengaruh tekanan seperti itu (Hidayat,1995).
Kolenkim dewasa
merupakan jaringan yang kuat dan lentur, terdiri dari sel panjang yang saling
timpa (dapat mencapai panjang sampai 2 mm) dengan dinding tebal tidak
berlignin.Pada tanaman tua, dinding sel kolenkim mengeras atau berlignin serta
berubah menjadi sel sklerenkim (Hidayat, 1995).
2. jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penyokong yang
terdapat pada organ tubuh tumbuhan yang telah dewasa. Jaringan sklerenkim
tersusun oleh sel-sel mati yang seluruh bagian dindingnya mengalami
penebalan sehingga kuat, sel-selnya lebih kaku daripada sel kolenkim, sel sklerenkim
tidak dapat memanjang. Jaringan sklerenkim merupakan jaringan
penguat dengan dinding sekunder yang tebal. Umumnya, jaringan sklerenkim
terdiri atas zat lignin dan tidak mengandung protoplas. Sel-sel sklerenkim
hanya dijumpai pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan. Jaringan sklerenkim terdiri atas serat-serat sklerenkim (fiber)
dan sel-sel batu (sklereid).(hidayat.1995)
a) Serat-serat sklerenkim
Serat-serat sklerenkim terdapat dalam
bentuk untaian atau dalam bentuk lingkaran. Di dalam berkas pengangkut,
serat-serat sklerenkim biasanya merupakan suatu seludang yang berhubungan
dengan berkas pengangkut atau dalam kelompok yang tersebar di dalam xilem dan
floem. Serat-serat sklerenkim mempunyai ukuran antara 2 mm–25 cm. Beberapa
spesies tumbuhan mempunyai serat-serat sklerenkim yang bernilai ekonomis
tinggi, misalnya serat manila yang digunakan sebagai bahan dasar tali.
b) Sel-sel
batu
Sel-sel batu terdapat dalam semua bagian
tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, dalam buah atau dalam
biji. Pada tempurung kelapa (Cocos nucifera) hampir seluruhnya terdiri atas
sel-sel batu. Sel-sel batu pada buah dapat memberikan ciri khas, misalnya
tekstur berpasir pada kulit buah dan daging buah pir (Pyres communis) atau
butiran seperti pasir pada daging buah jambu biji (Psidium guajava).
Menurut Mulyani (2006), tipe penebalan didndingnya, kolenkim dibedakan
menjadi beberapa macam, sebagai berikut:
a.
Kolenkim
sudut (angular kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada sudut-sudut sel. Pada
penampangnya, penebalan ini tampak terjadi pada tempat bertemunya tiga sel atau
lebih, seperti yang terda[at pada tangkai Rumex, Vitis, Begonia, Coleus,
Cucurbita, Morus, Beta, dan pada batang Solanum
tuberosum dan Atropa belladonna.
b.
Kolenkim
lamella (lamelar kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dnding tangensial sel.
Kolenkim lamella terdapat pada korteks batang Sambucus nigra, Rhamnus, dan tangkai Cochalearia Armorica.
c.
Kolenkim
lacuna (lacunar kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding-dinding yang
berbatasan dengan ruang antarsel. Kolenkim lacuna terdapat pada tangkai
beberapa spesies Campositae, misalnya Salvia,
Malva, Athaea, dan Asclepias.
d.
Kolenkim
cincin (anular kolenkim)
Istilah
kolenkim cincin diberikan oleh Duchaigne (1955) untuk tipe kolenkim yang lumen
selnya pada penampang melintang tampak melingkar. Muller (1890) menyebutnya knorpel-collenchyma. Pengamatan terhadap
kolenkim cincin dewasa tampak adanya penebalan dinding sel secara terus-menerus
sehingga lumen sel akan kehilangan bentuk sudutnya.
Dinding sel kolenkim merupakan contoh dinding primer yang amat menebal,
sebab penebalan terjadi pada saat sel masih tumbuh membesar. Dinding sel meluas
dan sekaligus menebal pula. Dinding kolenkim terdiri dari lapisan yang kaya
selulosa dan miskin pektin, bergantian dengan lapisan yang miskin selulosa dan
kaya pektin. Dalam bahan segar, kandungan air dari seluruh dinding sekitar 67%.
Hal itu disebabkan karena pektin yang bersifat hidrofil. Pada preparat yang
dibuat dari sayatan segar dan dilihat dalam air, kandungan air menyebabkan
dinding membengkak sehingga tampak amat jelas, berkilauan seperti dinding
sebelah dalam cangkang kerang (nacre).
Dinding sel kolenkim terdiri atas lapisan yang berselang-seling kaya selulosa
dengan sedikit pektin, dan lapisan lain dengan sedikit selulosa dan kaya
pektin. Pada bahan segar, ai dalam seluruh dinding sel lebih kurang 67% (Mulyani,
2006).
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ukuran dan bentuk sel kolenkim
beragam.Ada yang berbentuk prisma pendek, mirip sel parenkim, atau panjang
seperti serabut dengan ujung meruncing.Sel kolenkim yan terpanjang dijumpai di
daerah pusat untaian kolenkim, dan yang terpendek di daerah tepi.Hal ini dapat
diterangkan sebagai berikut, untaian kolenkim dibentuk oleh serangkaian sel
yang membelah memanjang mulai dari pusat untaian; setelah pembelahan, sel terus
memanjang sehingga sel pusat menjadi yang terpanjang karena yang pertama kali dibentuk
dan meningkat sampai panjang maksimum.Selama perkembangan untaian kolenkim ini
juga terjadi pembelahan mendatar (horisontal).
B.
Saran
Untuk
melakukan praktikum ini sebaiknya kita terlebih dahulu mengerti jenis-jenis
trikomata sehinnga mahasiswa tidak perlu lagi bertanya kepada dosen atau pun
asisten dosen. Namun yang paling penting mahasiswa harus bisa mengamati kolenkim
pada batang yang di bawah serta apertura pada biji.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, Sri.
2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius Yogyakarta.
Hidayat, Estiti.
1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.
Santoso, Woelaningsih dkk. 1987. Anatomi Tumbuhan.
Jakarta: penerbit karnunika Jakarta Universitas Terbuka.
Tri Wahyu Agustina. 2010. Materi Pokok
Ajar Anatomi Tumbuhan. Bandung: Pendidikan Biolog.
No comments:
Post a Comment