Saturday, April 6, 2019

LAPORAN PRAKTIKUM IV PENGAMATAN STRUKTUR EMBRIO PADA BUAH


LAPORAN PRAKTIKUM IV
PENGAMATAN STRUKTUR EMBRIO PADA BUAH




Oleh :
Mifta Huljana  (1512220012)


Dosen Pembimbing :
Winna Elisti, M.Si



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Peristiwa pembuahan menyebabkan bakal buah berkembang menjadi buah dan bakal biji berkembang menjadi biji. Zigot yang terdapat dalam biji juga berkembang menjadi embrio. Pada saat yang sama, bunga mengalami perubahan yang menyebakan perkembangan bakal buah menjadi buah. Perhiasan bunger dan benang sari biasanya layu, lalu  gugur, dan kemudian, setelah polinasi, tangkai putik (stilus) mengering. Namun, bakal buah bertambah besar dan mengalami berbagai modifikasi histologis yang menyebabkan berbagai jaringan berubah bentuk selnya. Beberapa atau seluruh modifikasi dapat berperan dalam megahasilkan mekenisme untuk penyebaran biji. Jika diikuti perkembangannya, buah sebenarnya terdiri dari bakal buah yang telah dewasa
Embrio adalah sebuah eukariota diploid multisel dalam tahap paling awal dari perkembangan. Dalam organisme yang berkembang biak secara seksual, ketika satu sel sperma membuahi ovum, hasilnya adalah satu sel yang disebut zigot yang memiliki seluruh DNA dari kedua orang tuanya. Dalam tumbuhan, hewan, dan beberapa protista, zigot akan mulai membelah oleh mitosis untuk menghasilkan organisme multiselular. Hasil dari proses ini disebut embrio.
Pada tumbuhan, istilah embrio hanya dipakai untuk tumbuhan kecil yang terbentuk dalam biji yang berada dalam keadaan dormansi, menunggu kondisi lingkungan yang tepat untuk berkecambah.
Embrio Tumbuhan adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet-gamet jantan dan betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang berkembangnya sempurna terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut : epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang), kotiledon (calon daun) dan radikula (calon akar). Tanaman di dalam kelas Angiospermae diklasifikasikan oleh banyaknya jumlah kotiledon. Tanaman monokotiledon mempunyai satu kotiledon misalnya : rerumputan dan bawang. Tanaman dikotiledon mempunyai dua kotiledon misalnya kacang-kacangan sedangakan pada kelas Gymnospermae pada umumnya mempunyai lebih dari 2 kotiledon misalnya pinus, yang mempunyai sampai sebanyak 15 kotiledon. Pada rerumputan (grasses) kotiledon yang seperti ini disebut scutellum, kuncup embrioniknya disebut plumulle yang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut koleoptil, sedangkan pada bagian bawah terdapat akar embrionik yang disebut ridicule yang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut coleorhiza.
Sedangkan Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tanaman berbiji. Tahap perkembangan ini disebut perkecambahan. Perkecambahan biji monokotil dan dikotil memiliki perbedaan. Baik dari segi struktur maupun  pertumbuhannya.
Pertumbuhan dan perkembangan pada pertumbuhan biji dimulai dengan perkecambahan. Perkecambahan  adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari biji). Embrio yang merupakan calon individu baru terdapat di dalam biji. Jika suatu biji tanaman ditempatkan pada lingkungan yang menunjang dan memadai, biji tersebut akan berkecambah.

B.     Tujuan
Adapun tujuan praktikum yaitu untuk mengetahui embrio dalam biji pada tanaman monokotil dan dikotil.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Pengertian Embrio
Proses pertumbuhan dan perkembangan embrio pada tumbuhan sering disebut sebagai perkecambahan. Perkecambahan merupakan permulaan atau awal pertumbuhan embrio di dalam biji. Biji yang berkecambah dapat membentuk planula karena di dalamnya mengandung embrio. Embrio atau lembaga mempunyai tiga bagian, yaitu radikula (akar lembaga), kotiledon (daun lembaga), dan kaulikalus (batang lembaga).
Peristiwa pembuahan menyebabkan bakal buah berkembang menjadi buah dan bakal biji berkembang menjadi biji. Zigot yang terdapat dalam biji juga berkembang menjadi embrio. Pada saat yang sama, bunga mengalami perubahan yang menyebakan perkembangan bakal buah menjadi buah. Perhiasan bunger dan benang sari biasanya layu, lalu  gugur, dan kemudian, setelah polinasi, tangkai putik (stilus) mengering. Namun, bakal buah bertambah besar dan mengalami berbagai modifikasi histologis yang menyebabkan berbagai jaringan berubah bentuk selnya. Beberapa atau seluruh modifikasi dapat berperan dalam megahasilkan mekenisme untuk penyebaran biji. Jika diikuti perkembangannya, buah sebenarnya terdiri dari bakal buah yang telah dewasa (Hidayat, 2005).
Secara normal perkembangan buah terjadi setelah pembuahan. Bakal buah meluas ke arah plassenta dan ovarium. Bertambahnya ukuran buah disebabkan oleh adanya dua proses, yaitu pembelahan sel (yang diawakili dengan membesarnya, sebelum pembelahan mitosis) dan pembesaran sel selanjutnya. Biasanya awal terjadinya pembesaran sel tergantung pada pembelahan sel, dan dimulai sebelum antesis, kemudian berlanjut sampai buah nyata. Tingkat ini kemudian secara berangsur diganti dengan perkembnagn sel dan diikuti oleh pertumbuhan memanjang (Sumardi, 1993).
Setelah terjadi pembuahan, bakal buah akan berkembang menjadi buah dan bakal biji menjadi biji. Namun ada pula peristiwa pembentukan buah yang tidak didahului dengan pembuahan. Peristtiwa itu disebut partenokarpi. Pada dasarnya jaringan penyusun buah berasal dari perkembangan jaringan penyusun bakal buah. Seharusnya dinamakan kulit buah (perikarpium) adalah perkembangan dari dinding ovarium, tetapi pada prakteknya kadang-kadang kulit buah tidak hanya berasal dari dinding ovarium saja. Buah semu tidak dibentuk dari bakal buah saja tetapi mungkin dari bagian bunga lain. (Savitri, 2008).
Secara umum buah berkembang sesudah pembuahan (ferstilisasi), tetapi tidak selalu demikian. Buah pada banyak tumbuhan, seperti misalnya varietas tertentu dari Musa, Citrus, dan Vitis, berkembang tanpa pembentukan bijinya. Fenomena ini disebut partenokarpi. Pada beberapa tumbuhan umpamanya Kacang tanah (Arachis hypogaea), buahnya itu hanya berkembang setelah ginofor atau tiang putih menembus kedalam tanah dengan membawa serta karpel atau daun buah dengan ovul atau bakal biji yang telah dibuahi (Fahn, 1982).
Berdasar struktur kulit buahnya dapat dibedakan buah kering dan buah berdaging. Buah bedaging adalah buah yang mempunyai kulit buah tebal dan berdaging. Sedangkan buah kering mempunyai kulit buah yang tipis. Perikarp dapat mengalami diferensiasi menjadi 2 bagian, yang luar disebut ektokarp dan bagian dalam menjadi endokarp. Pada babarapa jenis buah, perikarp berdiferensiasi menjadi 3 bagian, yaitu eksokarp, mesokarp, dan endokarp. Pada buah terkadang hanya mempunyai lebih dari satu ruangan berisi satu biji atau beberapa biji. Adapula buah yang mempunyai lebih dari satu ruang dan setiap ruang dapat berisi satu biji atau lebih.  Biji merupakan alat perkembangbiakan tumbuhan Angiospermae karena di dalam biji tersebut ditemukan embrio yang merupakan calon tumbuhan baru. Untuk berkecambah biji memerlukan tenaga yang diperoleh dari cadangan makanan. Berdasarkan letak cadangan makanannya yaitu jaringan biji yang albuminus dan eksalbuminus.  Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Pada saat pembuahan tabung sari memasuki kantong embrio melalui mikrofil dan menempatkan dua buah inti gamet jantan padanya. Satu diantaranya bersatu dengan inti sel telur dan yang lain bersatu dengan inti polar atau hasil penyatuannya, yakni inti sekunder. (Hidayat, 2005).           
 Selain cadangan makanan kulit biji juga mempunyai struktur yang bermacam-macam. Kulit biji seharusnya merupakan perkembangan integumen tetapi kadang-kadang tidak hanya integument saja. Jaringan yang mungkin membentuk kulit biji adalah kalaza, raphe, dan sebagian jaringan nuselus, sel tannin, sel skelerenkim, dsb. Jaringan yang mugkin tampak pada penampang melintang biji diantaranya : jaringan kulit biji yang tersusun dari lapisan sel makrosklereida atau osteosklereida, hilum, endospermae yang berisi butir amilum atau bahkan mungkin aleuron, embrio dsb. (Savitri, 2008).
Di dalam biji tumbuhan ada beberapa bagian-bagian, yaitu plumula, epikotil, hipokotil, radikula dan kotiledon. Di dalam kegiatan yang Anda lakukan akan menemukan calon individu baru (embrio) yang dilengkapi dengan cadangan makanan.
Bagian-bagian biji pada jagung dan kacang :
1.   Pada biji kacang (tumbuhan dikotil) yang disebut embrio adalah kuncup embrionik yang memanjang dan melekat pada kotiledon, pada biji ini terdapat dua kotiledon. Bagian bawah pangkal (aksis) yang melekat pada kotiledon dinamakan hipokotil dan bagian ujungnya (terminal) disebut radikula. Bagian atas pangkal adalah epikotil, dan bagian ujungnya adalah plumula yang terlihat sepasang daun dengan pucuknya.
2.   Pada biji jagung (tumbuhan monokotil) hanya terdapat satu kotiledon yang sering dinamakan dengan skutelum. Pada saat terjadinya proses perkecambahan, akar akan diselubungi oleh koleoriza dan pada ujung embrio diselubungi oleh koleoptil.Dua macam jenis perkecambahan biji tumbuhan dapat dibedakan atas perkecambahan hipogeal tumbuhan dan epigeal tumbuhan.
a.  Perkecambahan Hipogeal
Tumbuhan memperlihatkan terjadinya pertumbuhan memanjang dari epikotil sehingga menyebabkan plumula keluar dan menembus pada kulit bijinya yang nantinya akan muncul di atas tanah, sedangkan kotiledonnya masih tetap berada di dalam tanah. Contoh perkecambahan ini terjadi pada kacang kapri.
b.Perkecambahan Epigeal
Hipokotil tumbuh memanjang yang mengakibatkan kotiledon dan plumula sampai keluar ke permukaan tanah, sehingga kotiledon terdapat di atas tanah. Contoh perkecambahan ini terjadi pada kacang tanah, kacang hijau.
Untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhannya, embrio memperoleh makanan yang berasal dari cadangan makanan di dalam keping biji (kotiledon). Berdasarkan jumlah kotiledonnya tumbuhan berbiji dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu tumbuhan yang memiliki satu keping biji (kotiledon) disebut tumbuhan monokotil (bijinya tidak berbelah dan berakar serabut), contohnya biji jagung dan kelapa, sedangkan tumbuhan yang memiliki dua keping biji (kotiledon) disebut tumbuhan dikotil (bijinya berbelah dan berakar tunggang), contohnya biji kacang dan mangga.
Ada tiga macam bagian penyusun embrio yang penting pada proses perkecambahan, yaitu sebagai berikut:
1.   Tunas embrionik, sebagai calon batang dan daun yang dapat tumbuh dan berkembang menjadi bunga dan buah.
2.   Akar embrionik, sebagai calon akar yang dapat tumbuh dan berkembang menjadi akar.
3.   Kotiledon atau keping biji, merupakan cadangan makanan untuk pertumbuhan embrio hingga mencapai terbentuknya daun, karena embrio tersebut belum menghasilkan makanan sendiri melalui fotosintesis.
Apabila biji-biji tumbuhan tersebut berada di lingkungan yang cocok, maka embrionya akan segera tumbuh yang ditandai dengan perkecambahan. Saat biji tumbuhan mulai berkecambah, sebenarnya adalah awal pertumbuhan pasca embrionik yang dimulai dari pembelahan sel terus menerus secara cepat merupakan periode percepatan pertumbuhan jaringan meristem embrio. Dari proses ini dibagikan sel-sel jaringan baru dengan bentuk, susunan, dan fungsi berbeda, kemudian tumbuh menjadi berbagai organ jaringan seperti tunas embrionik, akar embrionik, dan kotiledon yang selanjutnya membentuk organ tumbuhan.
Pada awalnya, organ tumbuhan yang terbentuk adalah akar, batang, daun. Setelah pertumbuhan mencapai tanaman atau tumbuhan muda, maka pertumbuhan selanjutnya yaitu dari pertumbuhan tanaman muda menjadi dewasa. Proses pertumbuhannya digantikan oleh aktivitas jaringan meristem primer pada titik tumbuh yang terletak di ujung akar maupun di ujung batang, yang memungkinkan pertumbuhan tanaman menjadi bertambah tinggi atau panjang yang disebut pertumbuhan primer.


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A.  Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum tentang Struktur Buah dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 22 Mei 2017 pukul 08.00–09.50 WIB. Di Laboratorium Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Pendidikan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.

B.  Alat dan Bahan
1.    Alat
a.    Pisau
b.    Cutter
c.    Kertas Binder
2.    Bahan
a.    Mangga
b.    Alpukat
c.    Kelapa
d.   Nangka

C.  Cara Kerja
a.    Siapkan alat dan bahan untuk praktikum
b.    Siapkan kertas untuk wadah bekas pemotongan buah
c.    Potong setiap buah dan ambil biji masih terdapat embrio
d.   Ambil embrio buah tersebut dan letakkan di kaca sample
e.    Amati bentuk struktur embrio tersebut
f.     Foto hasil pengamatan tersebut.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil
Tabel 1 Pengamatan embrio mangga
Gambar Pengamatan


Keterangan



Tabel 2 Pengamatan embrio alpukat
Gambar Pengamatan


Keterangan






Tabel 3 Pengamatan embrio kelapa
Gambar Pengamatan


Keterangan




Tabel 4 Pengamatan embrio nangka
Gambar Pengamatan


Keterangan




B.     Pembahasan
Pada pengamatan table satu atau pengamatan manga yaitu terdapat struktur garis pada embrio tersebut karena pada bagian embrio tersebut telah dilakukan pengepressan pada embrio tersebut aar mudah diamati pada mikroskop. Selain itu juga pada bagan embrionya terdapat arsiran yang terjadi pada embrio tersebut .
Lembaga adalah calon tumbuhan baru, yang akan tumbuh menjadi tumbuhan baru, setelah biji memperoleh syarat-syarat yang diperlukan.  Selain cadangan makanan kulit biji juga mempunyai struktur yang bermacam-macam. Kulit biji seharusnya merupakan perkembangan integumen tetapi kadang-kadang tidak hanya integument saja. Jaringan yang mungkin membentuk kulit biji adalah kalaza, raphe, dan sebagian jaringan nuselus, sel tannin, sel skelerenkim, dsb. Jaringan yang mugkin tampak pada penampang melintang biji diantaranya : jaringan kulit biji yang tersusun dari lapisan sel makrosklereida atau osteosklereida, hilum, endospermae yang berisi butir amilum atau bahkan mungkin aleuron, embrio dsb.
Putih lembaga adalah bagian dari biji yang terdiri dari suatu jaringan yang menjadi tempat cadangan makanan bagi lembaga.
Kulit biji merupakan bagian terluar biji dan berasal dari selaput bakal biji. Pada umumnya, kulit biji dari tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) terdiri atas dua lapisan sebagai berikut.
Bentuk Sel Heksagonal merupakan bentuk yang cocok untuk perencanaan dan desain system seluler karena mendekati bentuk lingkaran bentuk yang iseal area coverage, tanpa gap dan overlap dengan sel heksagonal yang lain.
Pada pengamatan table alpukat hanya terdapat bercak dan titik hitam didaerah embrionya. Dan disekitar embrio tersebut terdapat garis-garis struktur bentuk dari embrio tersebut. Pada pinggirannya terdapat arsiran seperti garis halus didaerah pinggir embrio.
Setelah dilakukan pengamatan pada biji alpukat. Struktur dari biji buah alpukat terdiri dari kulit biji (spermodermis) yang berasal dari selaput bakal biji (integumentum). Kulit biji ini dibedakan menjadi 2 bagian yaitu lapisan kulit luar (testa) yang berfungsi sebagai pelindung utama bagi bagian biji yang ada di dalam dan lapisan kulit dalam (tegmen), biasanya tipis seperti selaput, sering dinamakan juga kulit ari. Biji alpukat juga memiliki bagian yang menghubungkan  biji dengan tembuni dan merupakan tangkai biji yang disebut tali pusar (funiculus). Di dalam biji alpukat juga terbapat lembaga (embryo) yang merupakan calon tumbuhan baru dan nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.

                         
























                                                BAB V
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Lembaga adalah calon tumbuhan baru, yang akan tumbuh menjadi tumbuhan baru, setelah biji memperoleh syarat-syarat yang diperlukan.  Selain cadangan makanan kulit biji juga mempunyai struktur yang bermacam-macam. Kulit biji seharusnya merupakan perkembangan integumen tetapi kadang-kadang tidak hanya integument saja. Jaringan yang mungkin membentuk kulit biji adalah kalaza, raphe, dan sebagian jaringan nuselus, sel tannin, sel skelerenkim, dsb. Jaringan yang mugkin tampak pada penampang melintang biji diantaranya : jaringan kulit biji yang tersusun dari lapisan sel makrosklereida atau osteosklereida, hilum, endospermae yang berisi butir amilum atau bahkan mungkin aleuron, embrio dsb.
B.  Saran
Sebaiknya praktikum ini dilakukan dengan seksama dan haruslah mempunyai mikroskop yang bagus dan memadai agar proses pada saat praktikum berjalan dengan baik dan mampu melihat embrio yang diamati tersebut.













DAFTAR PUSTAKA


Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan.Yogyakarta: Gajah mada University Press

Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB

 Iriawati. 2007. Anaytomi Bunga, Buah Dan Biji. Bandung: ITB

Savitri, Evika Sandi. 2005. Anatomi Tumbuhan. Malang. Universitas Islam Negeri Malang

Sumardi, Issrep. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jogjakarta: Universitas Gaja Mada

No comments:

Post a Comment