Sunday, April 7, 2019

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI TUMBUHAN LUMUT KERAK (LICHENES)


LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI TUMBUHAN
LUMUT KERAK (LICHENES)



Disusun Oleh :
Nama : Syahirul Alim
Nim     : 2017411019.P
Dosen  : Yunita Panca Putri, S.Si., M.Si









PROGRAM STUDI BIOLOGI  FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Lichen sebagai tumbuhan pioneer memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Jenis ini menjadi tumbuhan perintis pada daerah-daerah yang keras dan kering sehingga pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan organisme lainnya. Saat ini Lichen telah banyak dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat, beberapa jenis Asolichen telah dimanfaatkan dan dapat pula dikonsumsi, oleh karena itu perlu dijelaskan mengenai Lichen tersebut khusunya pada pemanfaatan Lichen bagi kehidupan. Thallophyta merupakan kelompok tumbuhan yang mempunyai ciri utama yaitu tubuh berbentuk talus. Tumbuhan talus merupakan tumbuhan yang struktur tubuhnya masih belum bisa dibedakan antara akar,batang dan daun. Sedangkan tumbuhan yang sudah dapat dibedakan antara akar,batang dan daun disebut dengan tumbuhan kormus (Fitrah, 2011).
Tumbuhan ganggang atau alga merupakan tumbuhan thallus yang hidup di air, baik air tawar maupun air laut. Yang hidup di air ada yang bergerak aktif dan ada yang tidak. Jenis-jenis yang hidup di air, terutama tubuhnya bersel tunggal dan dapat bergerak aktif mempunyai alat gerak untuk bergerak berupa bulu-bulu cambuk atau flagel. Flagel pada pada gangggang berjumlah satu atau lebih. Jika jumlahnya lebih dari satu, flagel itu dikatakan isokon bila sama panjangnya, heterokon bila panjangnya tidak sama. Flagel yang menurut alat gerak terdapat dibelakang disebut flagel yang opistokom. Selain daripada itu, pada ganggang spora dan gametnya pun lazimnya dapat bergerak aktif dengan perantaraan flagel pula. Spora yang dapat bergerak aktif itu disebut zoospore atau kembara (Gembong, 1989).
Simbiosis mutualisme adalah hubungan antar organisme yang saling menguntungkan. Jamur pada lumut kerak berfungsi sebagai pelindung dan penyerap air serta mineral. Ganggang yang hidup di antara miselium jamur berfungsi menyediakan makan melalui fotosintesis.  Lumut kerak adalah organisme hasil simbiosis mutualisme. Jamur pada lumut kerak tidak dapat hidup sendiri di alam. Lumut kerak mampu hidup subur pada suhu dan kelembaban yang ekstrim seperti gurun dan kutub. Populasinya tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di Indonesia lebih dari 1000 species yang diketahui dari – 2500 species yang ada. Struktur tubuh dari divisi thallophyta, memiliki tubuh berbentuk thallus. Thallus artinya belum dapat dibedakan antara akar, batang dan daun. Tubuh tumbuhan yang telah dapat dibedakan dalam ke-3 bagian tersebut dinamakan kormus (Cormophyta). Tubuh yang berupa tallus ini mempunyai struktur dan bentuk dengan variasi yang sangat besar, dari yang terdiri atas satu sel berbentuk bulat sampai yang terdiri dari banyak sel dengan bentuk yang kadang-kadang telah mirip dengan kormus pada  tumbuhan tingkat tinggi. Sel yang menyusun tubuh telah memperlihatkan differensiasi yang jelas, dalam protoplasnya tampak nyata satu inti atau lebih dan plastid dengan bentuk yang beraneka ragam (Gembong, 1989).
1.2  Tujuan praktikum
Adapun tujuan dari praktikum  Lechenes yaitu  :
a.       Untuk mengenal Lechenes
b.      Untuk menegatahui bentuk dan bagian-bagaian Lechenes


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Lichenes (lumut kerak)
Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan antara fungi dan alga sehingga secara morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan. Lumut ini hidup secara epifit pada pohon-pohonan, di atas tanah terutama di daerah sekitar kutub utara, di atas batu cadas, di tepi pantai atau gunung-gunung yang tinggi.  Tumbuhan ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Tumbuhan ini bersifat endolitik karena dapat masuk pada bagian pinggir batu. Dalam hidupnya lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi dan tahan terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang lama. Lichenes yang hidup pada batuan dapat menjadi kering karena teriknya matahari, tetapi tumbuhan ini tidak mati, dan jika turun hujan bisa hidup kembali.   Lichenes menghasilkan lebih dari 500 senyawa biokimia yang unik untuk dapat beradaptasi pada habitat yang ekstrim. Senyawa tersebut berguna untuk mengontrol sinar terik matahari, mengusir/menolak (repellen) herbivora, membunuh mikroba dan mengurangi kompetisi dengan tumbuhan, dll. Diantaranya berbagai jenis pigmen dan antibiotik yang juga membuat lichenes ini sangat berguna bagi manusia pada masyarakat tradisional. Tumbuhan ini memiliki warna yang bervariasi seperti putih, hijau keabuabuan, kuning, oranye, coklat, merah dan hitam. Alga dan jamur bersimbiosis membentuk lichenes baru jika bertemu jenis yang tepat. Para ahli mengemukakan berbagai pendapat mengenai pengelompokan atau klasifikasi lichenes dalam dunia tumbuhan. Ada yang berpendapat bahwa lichenes dimasukkan ke dalam kelompok yang tidak terpisah dari jamur, tapi kebanyakan ahli berpedapat bahwa lichenes perlu dipisahkan dari fungi atau menjadi golongan tersendiri. Alasan dari pendapat yang kedua ini adalah karena jamur yang membangun tubuh lichenes tidak akan membentuk tubuh lichenes tanpa alga. Hal lain didukung oleh karena adanya zat-zat hasil metabolisme yang tidak ditemui pada alga dan jamur yang hidup terpisah. Lichenes atau lumut kerak memiliki ciri yaitu memiliki klorofil sehingga dapat berfotosintesis dan dapat menghasilkan makanan sendiri (autotrof). Hidupnya menempel pada tumbuhan lain (epipit) dan pada tempat yang lembab (higrofit). Lumut kerak atau lichenes merupakan simbiosis mutualisme dari algae dan jamur (Prowel, 2010).
2.2 Struktur Morfologi Lichenes
a.       Morfologi Luar
Tubuh lichenes dinamakan thallus yang secara vegetatif mempunyai kemiripan dengan alga dan jamur.Thallus ini berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan.Beberapa spesies ada yang berwarna kuning, oranye, coklat atau merah dengan habitat yang bervariasi.Bagian tubuh yang memanjang secara selluler dinamakan hifa.Hifa merupakan organ vegetatif dari thallus atau miselium yang biasanya tidak dikenal pada jamur yang bukan lichenes.Alga selalu berada pada bagian permukaan dari thallus. Berdasarkan bentuknya lichenes dibedakan atas empat bentuk .
a)    Crustose
Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis dan selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis ini susah untuk mencabutnya tanpa merusak substratnya.Contoh : Graphis scipta, Haematomma puniceum, Acarospora atau Pleopsidium. Lichen Crustose yang tumbuh terbenam di dalam batu hanya bagian tubuh buahnya yang berada di permukaan disebut endolitik, dan yang tumbuh terbenam pada jaringan tumbuhan disebut endoploidik atau endoploidal. Lichenes yang longgar dan bertepung yang tidak memiliki struktur berlapis, disebut leprose.
b)   Foliose
Lichen foliose memiliki struktur seperti daun yang tersusun oleh lobuslobus.Lichen ini relatif lebih longgar melekat pada substratnya. Thallusnya datar, lebar, banyak lekukan seperti daun yang mengkerut berputar. Bagian permukaan atas dan bawah berbeda. Lichenes ini melekat pada batu, ranting dengan rhizines. Rhizines ini juga berfungsi sebagai alat untuk mengabsorbsi makanan. Contoh : Xantoria, Physcia, Peltigera, Parmelia dll.
c)    Fruticose
Thallusnya berupa semak dan memiliki banyak cabang dengan bentuk seperti pita. Thallus tumbuh tegak atau menggantung pada batu, daun-daunan atau cabang pohon. Tidak terdapat perbedaan antara permukaan atas dan bawah.Contoh:Usnea, Ramalina dan Cladonia.
d)   Squamulose
Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebut squamulus yang biasanya berukuran kecil dan saling bertindih dan sering memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetia.
b.      (Anatomi)
Struktur morfologi dalam diwakili oleh jenis foliose, karena jenis ini mempunyai empat bagian tubuh yang dapat diamati secara jelas yaitu:
a.       Korteks atas
Berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa jamurnya.Sel ini saling mengisi dengan material yang berupa gelatin.Bagian ini tebal dan berguna untuk perlindungan.Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di bawah korteks atas.Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar. Diantara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc,Rivularia dan Chrorella. Lapisan thallus untuk  tempat fotosintesa disebutlapisan gonidial sebagai organ reproduksi.
b.      Medulla
Terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian. tengah yang luas dan longgar.Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke segala arah dan biasanya mempunyai dinding yang tebal.Hifa pada bagian yang lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas dan tipis pada bagian ujungnya.Dengan demikian lapisan tadi membentuk suatu untaian hubungan antara dua pembuluh.
c.   Korteks bawah
Lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan membentang secara vertical terhadap permukaan thallus atau sejajar dengan kulit bagian luar.Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar (rhizines).
Ada beberapa jenis lichenes tidak mempunyai korteks bawah.Dan bagian ini digantikan oleh lembaran tipis yang terdiri dari hypothallus yang fungsinya sebagai proteksi.Dari potongan melintang Physcia sp. terlihat lapisan hijau sel-sel alga dan rhizines coklat bercabang pada bagian bawah.Bagian tengah yang berwarna putih terdiri dari sel-sel jaringan jamur yang disebut medulla.Struktur pipih pada bagian atas dan kanan disebut apothecia dan lapisancoklat di atasnya disusun oleh asci, yaitu bagian dari ascomycete yang megandung spora jamur.



BAB  III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat
        Praktikum dilaksanakan pada hari Senin  tanggal 20 November   2017 pukul 14:40-16:20 WIB. Bertempat di laboratorium Terpadu Universitas PGRI  Palembang.

3.2. Alat dan Bahan
 3.2.1. Alat
          a. Mikroskop
b. Deck glass
  c. Objek glass      
  d. Preparat

 3.2.2. Bahan
a. Lumut kerak (Lichenes)

3.3  Cara Kerja
a.    Ambil lapiasan Preparat Awetan yang di gunakan
b.    Kemudian amati di mikroskop dengan tekan kecil kemudian  dengan     tekan besar
c.     Gambar dan beri keterangan









BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tanggal Praktikum :
Keterangan
Preparat :

1
2
3
4















1.      tadung
2.      sisik
3.      bilah
4.      kumpulan bilah

 


1
2
3







1.    lapaisan ganggang
2.    hifa fungi
3.    lapsian yang menepel pada subtrat
Praf:
Praf:

4.2 Pembahasan


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan


DAFTAR PUSTAKA

Fitrah. 2010. Divisi Thallophyta. Blog FitrahSains. http://biologi-news.blogspot.           com/ 2011/11/divisi-thallopyta.html (22 November 2017).

Jomet. 2011. Lichenes. http://jomet.files.wordpress.com/2011/06/lichenes.pdf diakses tanggal (22 November 2017).

Muliyanti. 2009. Fungi. Blog Muliyanti Nature http://www.muliyanti.blogspot.com/ fungi.html. (22 November 2017).

Muzayyinah. 2005. Keanekaragaman Tumbuhan Tak Berpembuluh. UNS Press: Surakarta.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan Rendah. Yogyakarta: Gajah Mada  University Press.

Plantamor. 2002. Klasifikasi tumbuhan. http//:www.plantamor.com. (22 November 2017).

Sianipa, Prowel.2010. Biologi. Yogyakarta: Pustaka Publisher,



No comments:

Post a Comment