Saturday, April 6, 2019

LAPORAN PRAKTIKUM III PEMBIAKAN ORGANISME


LAPORAN PRAKTIKUM III
PEMBIAKAN ORGANISME
 









Oleh:
NAMA                   : Syahirul Alim
NIM                                    : 1512220022


DOSEN PENGAMPU:
1.    Awalul Fatiqin, M.Si
2.    Ike Apriani, M.Si
3.    Riri Novita S, M.Si





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi, determinasi, atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan. Pertumbuhan ketahanan bakteri tergantung pada pengaruh luar, seperti makanan (nutrisi), atmosfer, suhu, lengas, konsentrasi ion hidrogen, cahaya, dan berbagai zat kimia yang dapat menghambat atau membunuh. Menurut kebiasaanya, kebutuhan berbagai jenis bakteri itu berlainan, ada yang dapat hidup dalam lingkungan yang luas dan ada pula yang hanya terbatas pada lingkungan yang sempit terutama yang termasuk dalam golongan yang hidup sebagai parasit pada manusia atau hewan, misalnya gonokokus tidak hanya dalam hal makannya tetapi juga suhu dan faktor-faktor lainnya harus diperhatikan untuk dapat tumbuh di laboratorium (Irianto, 2006).
Bakteri adalah organisme bersel tunggal terkecil, beberapa diantaranya hanya memiliki diameter 0,4 mm. sel berisi massa sitoplasma dan beberapa bahan inti (dia tidak memiliki inti sel yang jelas). Sel dibungkus oleh dinding sel dan pada beberapa jenis bakteri dinding sel ini dikelilingi oleh lapisan lender atau kapsula. Kapsula terdiri atas campuran polipeptida dan polisakarida. Bakteri merupakan sel prokariotik dan mempunyai berbagai bentuk yang sebagian m.µm dan panjang 5 µm besar berbentuk batang dengan lebar kurang dari 1 DNA diselubungi oleh satu membrane inti, terdapat organela mitokondria dan protoplasma. Daerah inti berupa anyaman benang halus yang lansung berbatasan dengan sitoplasma berisi ribosom. Bakteri berkembang biak dengan membelah diri (Subandi, 2014).

B.  Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum  mengenai pembiakan mikroorganisme, yaitu untuk mempelajari morfologi koloni mikroba pada berbagai media agar nutrisi padat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Kebutuhan Nutrisi untuk Mikroorganisme
Bertahannya kehidupan bakteri bergantung pada bahan makanan dan kondisi lingkungan. Kebanyakkan bakteri memerlukan bahan-bahan molekul ringan yang larut dalam air yang umumnya diperoleh dari nutrisi kompleks yang telah mengalami degredasi enzimatik. Larutan yang menganung nutrisi demikian disebut medium kultur.  Kebutuhan bahan makanan untuk mikroorganisme diberikan melalui berbagai formulasi media tumbuhan. Mikroorganisme diberikan melalui berbagai formulasi media tumbuh. Mikroorganisme memerlukan pemenuhan kebutuhan yang sama dalam hal senyawa organic yang kompleks yang dapat disediakan berasal dari senyawa alami atau dari senyawa buatan. Penyusun/formulasi media ditujukkan agar mikroorganisme dapat melangsungkan pertumbuhan dan fungsi alaminya (Subandi, 2014).
Menurut Subandi (2014), berbagai unsure makanan yang diperlukan mikroorganisme di antaranya adalah sebagai berikut:
1.    Karbon
Karbon adalah unsur yang paling penting bagi semua struktur dan fungsi sel. Dalam kehidupan sel-sel mikroorganisme dikenal dua jenis ketergantungan terhadap kebutuhan zat karbon, yaitu:
a.    Autotrof: mikroorganisme jenis ini apat dipelihara dalam medium yang terdiri hanya karbon anorganik dan mikroorganisme ini secara khas memanfaatkan karbon anorganik dalam bentuk karbon dioksida.
b.    Heterotrof: golongan mikroorganisme ini tidak dapat dibiakkan dalam medium yang hanya mengandung senyawa anorganik sehingga harus ditambah dengan hara organic seperti glukosa.
2.    Nitrogen
Nitrogen adalah unsur yang penting dalam sel makromolekul, terutama protein dan asam nukleat. Protein berperan sebagai struktur molekul yang membentuk struktur yang disebut pabrik dalam sel suatu struktur fungsional sebagai enzim yang bertanggung jawab dalam aktivitas metabolisme sel. Asam nukleat meliputi DNA yang merupakan basis genetik dari sel makhluk hidup, dan RNA yang memainkan peran dalam sintesis protein dalam sel.
3.    Unsur-unsur non logam
Ion-ion nonlogam utama yang digunakan untuk hara sel mikroorganisme adalah belerang. Unsur ini adalah bagian integral dari beberapa asam amino dan dengan demikian merupakan bagian struktural dan fungsional dari protein. Belerang diperoleh dari senyawa-senyawa organik, seperti, asam amino yang mengandung belerang, dari senyawa organic seperti sulfat dan unsur belerang. Fosfor unsur ini diperlukan untuk pembentukkan makromolekul esensial, seperti asam nukleat, DNA, RNA, dan juga diperlukan untuk sintesis senyawa organik yang mengandung energy tinggi seperti ATP (adenosine triphosphate). Fosfor ini diperoleh dalam bentuk garam fosfat dan digunakan oleh seluruh sel mikroorganisme
4.      Unsur-unsur logam
Unsur-unsur logam di antaranya Ca++, Zn++, Na++, K+, Cu++, Mn++, Mg++ dan Fe++, Fe+++. Unsur-unsur itu adalah beberapa yang diperlukan untuk kelangsungan akivitas sel yang efisien. Aktifitas sel tersebut , diantaranya adalah pengaturan penyerapan hara, pengaturan aktivitas ensim, dan transportasi elektron selama biooksidasi. Ion-ion ini termasuk unsure hara mikro yang diperlukan dalam jumlah sedikit saja. Unsur-unsur ini berasal dari garam-garam.
5.      Vitamin
Vitamin adalah zat organik yang berperan dalam pertumbuhan sel dan diperlukan dalam jumlah yang kecil. Vitamin juga merupakan sumber untuk dijadikan koenzim yang diperlukan untuk pembentukkan dan pengaktifkan sistem enzim.
6.    Air
Semua sel memerlukan air yang di ambil dari medium tumbuhnya sehingga unsur nutrisi yang mempunyai bobot molekul rendah itu dapat melintas menerobos membrane sel. Air berfungsi sebagai bahan pelarut zat terlarut mineral dan organik
7.    Energi
Energi yang diperlukan untuk melangsungkan metabolism, seperti mobilisasi, biosintesis, perombakkan molekul. Aktivitas metabolism itu terjadi dalam sel yang hidup jika ada pasokan energy yang berlanjut ke dalam sel. Ada dua jenis bioenergi mikroorganisme yang berkembang yaitu:
a.       Fototrof: hanya menggunakan energi matahari sebagai sumber energinya.
b.      Kemotrof: mikroorganisme ini bergantung pada oksidasi senyawa organic untuk mendapatkan energinya, seperti dari glukosa atau dari senyawa-senyawaanorganik, seperti H2S atau NaNO2.

B.  Penyebaran Perkembangan Mikroorganisme
Hampir di semua lingkungan mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang. Mikroorganisme menyebar hidupnya di alam. Mikroba terdapat di udara, di dalam tanah, di air, pada substrat/makanan, pada jasad tumbuhan dan pada hewan atau manusia. Populasi dan jumlah serta jenis mikroorganisme perkembangannya bergantung pada banyak faktor, seperti kondisi lingkungan, kondisi sumber makanan yang tersedia, dan tempat. Ddi uadar atau air dari suatu tempat dapat menganung bakteri tertentu dalam jumlah banyak, sedangkan dalam udara atau air yang lain mengandung bakteri sedikit (Subandi, 2014).

C.  Perhitungan Mikroba
Perkiraan jumlah bakteri atau mikroorganisme pada prinsipnya dapat ditentukan. Perhitungan mikroorganisme sangat penting untuk menentukan populasi dalam suatu sampel. Di sunia industry, bidang kesehatan ataupun kegiatan pertanian, perhitungan jumlah bakteri sudah merupakan aktivitas awal dari tindakkan rekayasa biologi dan merupakan kebutuhan yang penting. Menghitung jumlah mikroorganisme dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu total method dan viable count method. Pada metode perhitungan menyeluruh/ total count dapat dihitung mikroorganisme yang hidup maupun yang mati. Metode perhitungan menyeluruh ini disebut juga perhitungan langsung/direct count karena menghitung mikroorganisme secara langsung di bawah mikroskop (Subandi, 2014).
Keuntungan metode itu adalah tempo yang dibutuhkan untuk perhitungan mikroorganisme ini lebih singkat. Meskipun demikian, dalam metode ini terdapat kesulitan membedakan antara mikroorganisme dengan partikel tanah atau bahan organic yang terkandung sebagai media hidup mikroorganisme tersebut. Sebagai contoh metode total count adalah dengan menggunakan  counting chamber. Pada metode perhitungan mikroba hidup/viable count. Mikroba yang dihitung hanya mikroorganisme  yang hidup/tumbuh saja. Metode perhitungan mikroba hidup itu dikenal indirect count method. Keuntungan  pada metode ini aalah dapat dihitung jumlah mikroorganisme yang dapat hidup pada suatu media dengan tepat, sedangkan kelemahannya adalah diperlukan waktu yang lebih lama karena harus menginkubasikan dahulu mikroorganisme dalam selang waktu tertentu paa suatu media  (Subandi, 2014).

D.    Sifat-sifat Mikroorganisme pada Media Biakan
Menurut Subandi (2014), pola pertumbuhan yang diperhatikan pada masing-masing media tersebut diuraikan sebagai berikut ; Pola pertumbuhan bakteri yang dipelihara pada biakan nutrisi agar miring yang diinokulasi secara goresan tunggal pada permukaan agar, dievaluasi.


E.     Bentuk Bakteri
Berdasarkan bentuk morfologinya, maka bakteri dapat dibagi atas tiga golongan basil, kokus dan spiral. Basil dari bacillus berbentuk serupa tongkat pendek, silindris. Sebagian besar bakteri berupa basil. Basil dapat bergandeng-gandengan panjang



f.     Medium Pembiakan
Medium pembiakan yang digunakan untuk megembangbiakkan bakteri di laboratorium dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.    Medium Pembiakan Dasar
Medium pembiakan dasar adalah medium pembiakan sederhana yang mengandung zat-zat yang umum diperlukan oleh sebagian besar mikroorganisme, dan dipakai juga sebagai komponen dasar untuk membuat medium pembiakan lain. Medium ini dibuat dari 3 g ekstrak daging, 5 g pepton dan 1000 ml air, dinamakan juga bulyon nutrisi. Dengan penambahan 15 g agar-agar diperoleh apa yang dinamakan agar nutrisi atau bulyon agar. Sebagai pengganti ekstrak daging dapat dipakai air kaldu yang dibuat dari 1 kg daging segar bebas lemak yang direbus dengan air sampai diperoleh 2000 ml air kaldu setelah disaring, kemudian ditambah ½ persen natrium klorida (Irianto, 2006).
2.    Medium Pembiakan Penyubur (Euriched Medium)
Medium pembiakan penyubur dibuat dari medium pembiakan dasar dengan penambahan zat-zat lain untuk mempersubur pertumbuhan bakteri tertentu, yang pada medium pembiakan dasar tidak dapat tumbuh baik. Untuk keperluan ini ke dalam medium pembiakan dasar sering ditambahkan darah, serum, cairan tubuh, ekstrak hati, otak, dan sebagainnya (Irianto, 2006).
3.    Medium Pembiakan Selektif
Medium pembiakan selektif digunakan untuk menyeleksi bakteri yang diperlukan dari campuran dengan bakteri-bakteri yang lain yang terdapat dalam bahan pemeriksaan. Dengan penambahan zat-zat tertentu bakteri yang dicari dapat dipisahkan dengan mudah. Medium pembiakan ini berdasarkan pada sifat kerjanya, dapat dibedakan dalam: selektivitas karena perbedaan tumbuh dan selektivitas karena penghambatan tumbuh (Irianto, 2006).
Medium pembiakan selektif dalam pemakainnya diberi bermacam-macam bentuk yang sesuai dengan tujuannya, yaitu:
a.    Bentuk medium cair.
b.    Bentuk medium padat, dengan penambahan agar-agar atau gelatin.
1)   Bentuk lempeng, dibekukan dalam pinggan petri.
2)   Bentuk miring, dibekukan dalam keadaan miring dalam tabung.
3)   Bentuk tegak, dibekukan dalam keadaan tegak dalam tabung (Irianto, 2006).




BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A.  Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai pembiakan mikroorganisme dilaksanakan pada hari Kamis, 04 Mei 2017 pukul 08.00-09.50 WIB di Laboratorium Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.

B.  Alat dan Bahan
1.    Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum mengenai pembiakan mikroorganisme, yaitu: gelas ukur, pipet tetes, bunsen, korek api,

2.    Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum mengenai pembiakan mikroorganisme, yaitu: sampel pempek, bakso, cilok, sempolan, alkohol, aquades


C.  Cara Kerja
1.      cairkan media nutrien agar (NA)
2.      tuangkan media yang cair kedalam cawan petri stril dan biakan hingga beku
3.      miroba dari bahan yang di bawwah, buakalah cawan petri 1 selama 5-10 menit. kemudian tutulah dengan segera.
4.      inkukasi pada suhu kamar selama 1-2 X 24 jam.
5.      lakukan pengamatan terhadap keloni mikroba yang tumbuh pada media di cawan petri.









BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil
No
Media
Nama sampel
E-Colli
Salmonella
keterangan
1
EMBA 1
Cilok
-
-
-
EMBA 2
-
-
-
SSA 1
-
-
-
SSA 2
-
-
-
2
EMBA 1
Bakso
-
-
-
EMBA 2
-
-
-
SSA 1
-
-
-
SSA 2
-
-
-
3
EMBA 1
Sempolan
-
-
-
EMBA 2
-
-
-
SSA 1
-
-
-
SSA 2
-
-
-
4
EMBA 1
Pempek  Ikan
-
-
-
EMBA 2
-
-
-
SSA 1
-
-
-
SSA 2
-
-
-

B.  Pembahasan
Pada pengamatan yang telah diamati dalam pembiakan mikroba atau pembiakan mikroorganisme dengan bahan yang di gunakan yaitu cilok, bakso, sempolan dan pempek ikan dalam pembiakannya, tidak tumbuh mikroba atau mikrooranisme. di karenakan salah teknik atau keslahan dalam pengoresan yang telah di lakukan , pegoresan yang di lakukan dengan jarum oser terlalu panas hingga pada saat pengambilan dari tabung reaski jarum oser yang merah bata langsung saja sehingga menyebabkan bakteri atau mikroorganismenya tidak tumbuh dan mengami kematian, seharusnya pada saat pemanasaan  atau stril jarum oser meski panas jagan langsung di goreskan tetapi di letakan dulu di dalam tabung di muka tabung reaksi kemudian pada saat pengambilan nya setelah jarum oser tidak merah bata.
Menurut Fatiqin (2016), menyatakan bahwa mikroorganisme mampu tumbuh dengan baik apabila tersedia media  atau nutrisi sebagai subtratnya.  sifat sifat suatu keloni ialah sipat yang ada sangkut pautnya dengan bentuk, susunan, permukaan, pengkilatan dan sebagainya. Ada bebrapa cara penumbuhkan bakteri pada medium padat, ujung kawat inokulasi yang membawah bakteri di goreskan pada permukaan media dalam cawan petri samapai meliputi seluruh permukaan.
Menurut Irianto (2006), Medium pembiakan selektif digunakan untuk menyeleksi bakteri yang diperlukan dari campuran dengan bakteri-bakteri yang lain yang terdapat dalam bahan pemeriksaan. Dengan penambahan zat-zat tertentu bakteri yang dicari dapat dipisahkan dengan mudah. Medium pembiakan ini berdasarkan pada sifat kerjanya, dapat dibedakan dalam: selektivitas karena perbedaan tumbuh dan selektivitas karena penghambatan tumbuh.
Menurut Subandi (2014), pola pertumbuhan yang diperhatikan pada masing-masing media tersebut diuraikan sebagai berikut ; Pola pertumbuhan bakteri yang dipelihara pada biakan nutrisi agar miring yang diinokulasi secara goresan tunggal pada permukaan agar, dievaluasi.





BAB V
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Adapun disimpulkan bahwa pembiakan yang di lakukan dnegan media agar dan bahan yang di gunakan cilok, bakso, pempek ikan, yang telah di lakukan pemgamatan menagami kegagalan pada teknik pengoresan dan pada saat pengoressan jarum oser yang terlalu panas membunuh mikroba atau miroorganisme dan hasil yang dapat di lihat tidak ada tumbuh miroba atau mikrooragnisme.



B.  Saran
Saran yang dapat di samapaikan pada pratikum pembiakan mikroorganisme ini ialah dengan menggunakan baju dan pakai standar untuk pratikum agar stril dan tidak menyatuh dengan organisme yang yang lain di lakukan strilisasi dan menggunakan petunjukan dari asisten pratikum atau pun dosen.
                                               DAFTAR PUSTAKA            

Dwidjoseputro, D.2005. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.

Irianto, K. 2006. Mikrobiologi. Bandung: Yrama Widya

Fatiqin. 2016. Mikrobiologi. Palembang. Biologi.

Suabandi. 2006. Mikrobiologi. Jakarta.                .

Kusnadi. 2003. Mikrobiologi. JICA, Malang.


No comments:

Post a Comment