LAPORAN
PRAKTIKUM III
PEMBIAKAN
ORGANISME
Oleh:
NAMA : Syahirul Alim
NIM : 1512220022
DOSEN
PENGAMPU:
1. Awalul
Fatiqin, M.Si
2. Ike
Apriani, M.Si
3. Riri
Novita S, M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pembiakan diperlukan untuk mempelajari
sifat bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi, determinasi, atau
diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan. Pertumbuhan ketahanan bakteri
tergantung pada pengaruh luar, seperti makanan (nutrisi), atmosfer, suhu,
lengas, konsentrasi ion hidrogen, cahaya, dan berbagai zat kimia yang dapat
menghambat atau membunuh. Menurut kebiasaanya, kebutuhan berbagai jenis bakteri
itu berlainan, ada yang dapat hidup dalam lingkungan yang luas dan ada pula
yang hanya terbatas pada lingkungan yang sempit terutama yang termasuk dalam
golongan yang hidup sebagai parasit pada manusia atau hewan, misalnya gonokokus
tidak hanya dalam hal makannya tetapi juga suhu dan faktor-faktor lainnya harus
diperhatikan untuk dapat tumbuh di laboratorium (Irianto, 2006).
Bakteri adalah organisme bersel tunggal
terkecil, beberapa diantaranya hanya memiliki diameter 0,4 mm. sel berisi massa
sitoplasma dan beberapa bahan inti (dia tidak memiliki inti sel yang jelas).
Sel dibungkus oleh dinding sel dan pada beberapa jenis bakteri dinding sel ini
dikelilingi oleh lapisan lender atau kapsula. Kapsula terdiri atas campuran
polipeptida dan polisakarida. Bakteri merupakan sel prokariotik dan mempunyai
berbagai bentuk yang sebagian m.µm dan panjang 5 µm besar berbentuk batang
dengan lebar kurang dari 1 DNA diselubungi oleh satu membrane inti, terdapat
organela mitokondria dan protoplasma. Daerah inti berupa anyaman benang halus
yang lansung berbatasan dengan sitoplasma berisi ribosom. Bakteri berkembang
biak dengan membelah diri (Subandi, 2014).
B. Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum mengenai pembiakan mikroorganisme, yaitu
untuk mempelajari morfologi koloni mikroba pada berbagai media agar nutrisi
padat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebutuhan Nutrisi untuk
Mikroorganisme
Bertahannya kehidupan bakteri bergantung
pada bahan makanan dan kondisi lingkungan. Kebanyakkan bakteri memerlukan
bahan-bahan molekul ringan yang larut dalam air yang umumnya diperoleh dari
nutrisi kompleks yang telah mengalami degredasi enzimatik. Larutan yang
menganung nutrisi demikian disebut medium kultur. Kebutuhan bahan makanan untuk mikroorganisme
diberikan melalui berbagai formulasi media tumbuhan. Mikroorganisme diberikan
melalui berbagai formulasi media tumbuh. Mikroorganisme memerlukan pemenuhan
kebutuhan yang sama dalam hal senyawa organic yang kompleks yang dapat
disediakan berasal dari senyawa alami atau dari senyawa buatan. Penyusun/formulasi
media ditujukkan agar mikroorganisme dapat melangsungkan pertumbuhan dan fungsi
alaminya (Subandi, 2014).
Menurut Subandi (2014), berbagai unsure
makanan yang diperlukan mikroorganisme di antaranya adalah sebagai berikut:
1.
Karbon
Karbon adalah unsur yang paling penting
bagi semua struktur dan fungsi sel. Dalam kehidupan sel-sel mikroorganisme
dikenal dua jenis ketergantungan terhadap kebutuhan zat karbon, yaitu:
a.
Autotrof: mikroorganisme jenis ini apat
dipelihara dalam medium yang terdiri hanya karbon anorganik dan mikroorganisme
ini secara khas memanfaatkan karbon anorganik dalam bentuk karbon dioksida.
b.
Heterotrof: golongan mikroorganisme ini
tidak dapat dibiakkan dalam medium yang hanya mengandung senyawa anorganik
sehingga harus ditambah dengan hara organic seperti glukosa.
2.
Nitrogen
Nitrogen adalah unsur yang penting dalam
sel makromolekul, terutama protein dan asam nukleat. Protein berperan sebagai
struktur molekul yang membentuk struktur yang disebut pabrik dalam sel suatu
struktur fungsional sebagai enzim yang bertanggung jawab dalam aktivitas
metabolisme sel. Asam nukleat meliputi DNA yang merupakan basis genetik dari
sel makhluk hidup, dan RNA yang memainkan peran dalam sintesis protein dalam
sel.
3. Unsur-unsur
non logam
Ion-ion nonlogam utama yang digunakan
untuk hara sel mikroorganisme adalah belerang. Unsur ini adalah bagian integral
dari beberapa asam amino dan dengan demikian merupakan bagian struktural dan
fungsional dari protein. Belerang diperoleh dari senyawa-senyawa organik,
seperti, asam amino yang mengandung belerang, dari senyawa organic seperti
sulfat dan unsur belerang. Fosfor unsur ini diperlukan untuk pembentukkan
makromolekul esensial, seperti asam nukleat, DNA, RNA, dan juga diperlukan
untuk sintesis senyawa organik yang mengandung energy tinggi seperti ATP
(adenosine triphosphate). Fosfor ini diperoleh dalam bentuk garam fosfat dan
digunakan oleh seluruh sel mikroorganisme
4. Unsur-unsur
logam
Unsur-unsur logam di antaranya Ca++,
Zn++, Na++, K+, Cu++, Mn++,
Mg++ dan Fe++, Fe+++. Unsur-unsur itu adalah
beberapa yang diperlukan untuk kelangsungan akivitas sel yang efisien.
Aktifitas sel tersebut , diantaranya adalah pengaturan penyerapan hara,
pengaturan aktivitas ensim, dan transportasi elektron selama biooksidasi.
Ion-ion ini termasuk unsure hara mikro yang diperlukan dalam jumlah sedikit
saja. Unsur-unsur ini berasal dari garam-garam.
5. Vitamin
Vitamin adalah zat organik yang berperan
dalam pertumbuhan sel dan diperlukan dalam jumlah yang kecil. Vitamin juga
merupakan sumber untuk dijadikan koenzim yang diperlukan untuk pembentukkan dan
pengaktifkan sistem enzim.
6. Air
Semua sel memerlukan air yang di ambil
dari medium tumbuhnya sehingga unsur nutrisi yang mempunyai bobot molekul
rendah itu dapat melintas menerobos membrane sel. Air berfungsi sebagai bahan
pelarut zat terlarut mineral dan organik
7. Energi
Energi yang diperlukan untuk
melangsungkan metabolism, seperti mobilisasi, biosintesis, perombakkan molekul.
Aktivitas metabolism itu terjadi dalam sel yang hidup jika ada pasokan energy
yang berlanjut ke dalam sel. Ada dua jenis bioenergi mikroorganisme yang
berkembang yaitu:
a. Fototrof:
hanya menggunakan energi matahari sebagai sumber energinya.
b. Kemotrof:
mikroorganisme ini bergantung pada oksidasi senyawa organic untuk mendapatkan
energinya, seperti dari glukosa atau dari senyawa-senyawaanorganik, seperti H2S
atau NaNO2.
B. Penyebaran Perkembangan
Mikroorganisme
Hampir di semua lingkungan
mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang. Mikroorganisme menyebar hidupnya di
alam. Mikroba terdapat di udara, di dalam tanah, di air, pada substrat/makanan,
pada jasad tumbuhan dan pada hewan atau manusia. Populasi dan jumlah serta
jenis mikroorganisme perkembangannya bergantung pada banyak faktor, seperti
kondisi lingkungan, kondisi sumber makanan yang tersedia, dan tempat. Ddi uadar
atau air dari suatu tempat dapat menganung bakteri tertentu dalam jumlah
banyak, sedangkan dalam udara atau air yang lain mengandung bakteri sedikit
(Subandi, 2014).
C. Perhitungan Mikroba
Perkiraan jumlah bakteri atau
mikroorganisme pada prinsipnya dapat ditentukan. Perhitungan mikroorganisme
sangat penting untuk menentukan populasi dalam suatu sampel. Di sunia industry,
bidang kesehatan ataupun kegiatan pertanian, perhitungan jumlah bakteri sudah
merupakan aktivitas awal dari tindakkan rekayasa biologi dan merupakan
kebutuhan yang penting. Menghitung jumlah mikroorganisme dapat dilakukan dengan
dua metode, yaitu total method dan viable count method. Pada metode
perhitungan menyeluruh/ total count dapat
dihitung mikroorganisme yang hidup maupun yang mati. Metode perhitungan menyeluruh
ini disebut juga perhitungan langsung/direct
count karena menghitung mikroorganisme secara langsung di bawah mikroskop
(Subandi, 2014).
Keuntungan metode itu adalah tempo yang dibutuhkan
untuk perhitungan mikroorganisme ini lebih singkat. Meskipun demikian, dalam
metode ini terdapat kesulitan membedakan antara mikroorganisme dengan partikel
tanah atau bahan organic yang terkandung sebagai media hidup mikroorganisme
tersebut. Sebagai contoh metode total
count adalah dengan menggunakan counting chamber. Pada metode
perhitungan mikroba hidup/viable count. Mikroba
yang dihitung hanya mikroorganisme yang
hidup/tumbuh saja. Metode perhitungan mikroba hidup itu dikenal indirect count method. Keuntungan pada metode ini aalah dapat dihitung jumlah
mikroorganisme yang dapat hidup pada suatu media dengan tepat, sedangkan
kelemahannya adalah diperlukan waktu yang lebih lama karena harus
menginkubasikan dahulu mikroorganisme dalam selang waktu tertentu paa suatu
media (Subandi, 2014).
D.
Sifat-sifat
Mikroorganisme pada Media Biakan
Menurut Subandi (2014), pola pertumbuhan
yang diperhatikan pada masing-masing media tersebut diuraikan sebagai berikut ;
Pola pertumbuhan bakteri yang dipelihara pada biakan nutrisi agar miring yang
diinokulasi secara goresan tunggal pada permukaan agar, dievaluasi.
E.
Bentuk
Bakteri
Berdasarkan bentuk morfologinya, maka
bakteri dapat dibagi atas tiga golongan basil, kokus dan spiral. Basil dari bacillus
berbentuk serupa tongkat pendek, silindris. Sebagian besar bakteri berupa
basil. Basil dapat bergandeng-gandengan panjang
f. Medium
Pembiakan
Medium pembiakan yang
digunakan untuk megembangbiakkan bakteri di laboratorium dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
1. Medium
Pembiakan Dasar
Medium pembiakan dasar
adalah medium pembiakan sederhana yang mengandung zat-zat yang umum diperlukan
oleh sebagian besar mikroorganisme, dan dipakai juga sebagai komponen dasar
untuk membuat medium pembiakan lain. Medium ini dibuat dari 3 g ekstrak daging,
5 g pepton dan 1000 ml air, dinamakan juga bulyon nutrisi. Dengan penambahan 15
g agar-agar diperoleh apa yang dinamakan agar nutrisi atau bulyon agar. Sebagai
pengganti ekstrak daging dapat dipakai air kaldu yang dibuat dari 1 kg daging
segar bebas lemak yang direbus dengan air sampai diperoleh 2000 ml air kaldu
setelah disaring, kemudian ditambah ½ persen natrium klorida
(Irianto, 2006).
2. Medium
Pembiakan Penyubur (Euriched Medium)
Medium pembiakan
penyubur dibuat dari medium pembiakan dasar dengan penambahan zat-zat lain
untuk mempersubur pertumbuhan bakteri tertentu, yang pada medium pembiakan
dasar tidak dapat tumbuh baik. Untuk keperluan ini ke dalam medium pembiakan
dasar sering ditambahkan darah, serum, cairan tubuh, ekstrak hati, otak, dan
sebagainnya (Irianto, 2006).
3. Medium
Pembiakan Selektif
Medium pembiakan
selektif digunakan untuk menyeleksi bakteri yang diperlukan dari campuran
dengan bakteri-bakteri yang lain yang terdapat dalam bahan pemeriksaan. Dengan
penambahan zat-zat tertentu bakteri yang dicari dapat dipisahkan dengan mudah.
Medium pembiakan ini berdasarkan pada sifat kerjanya, dapat dibedakan dalam: selektivitas
karena perbedaan tumbuh dan selektivitas karena penghambatan tumbuh (Irianto,
2006).
Medium pembiakan
selektif dalam pemakainnya diberi bermacam-macam bentuk yang sesuai dengan
tujuannya, yaitu:
a. Bentuk
medium cair.
b. Bentuk
medium padat, dengan penambahan agar-agar atau gelatin.
1) Bentuk
lempeng, dibekukan dalam pinggan petri.
2) Bentuk
miring, dibekukan dalam keadaan miring dalam tabung.
3) Bentuk
tegak, dibekukan dalam keadaan tegak dalam tabung (Irianto, 2006).
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
A. Waktu
dan Tempat
Praktikum mengenai pembiakan mikroorganisme dilaksanakan
pada hari Kamis, 04 Mei 2017 pukul 08.00-09.50 WIB di
Laboratorium Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.
B. Alat
dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada
praktikum mengenai pembiakan mikroorganisme, yaitu: gelas ukur, pipet tetes,
bunsen, korek api,
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada
praktikum mengenai pembiakan mikroorganisme, yaitu: sampel pempek, bakso,
cilok, sempolan, alkohol, aquades
C. Cara
Kerja
1.
cairkan media
nutrien agar (NA)
2.
tuangkan media
yang cair kedalam cawan petri stril dan biakan hingga beku
3.
miroba dari
bahan yang di bawwah, buakalah cawan petri 1 selama 5-10 menit. kemudian
tutulah dengan segera.
4.
inkukasi pada
suhu kamar selama 1-2 X 24 jam.
5.
lakukan
pengamatan terhadap keloni mikroba yang tumbuh pada media di cawan petri.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
No
|
Media
|
Nama sampel
|
E-Colli
|
Salmonella
|
keterangan
|
1
|
EMBA 1
|
Cilok
|
-
|
-
|
-
|
EMBA 2
|
-
|
-
|
-
|
||
SSA 1
|
-
|
-
|
-
|
||
SSA 2
|
-
|
-
|
-
|
||
2
|
EMBA 1
|
Bakso
|
-
|
-
|
-
|
EMBA 2
|
-
|
-
|
-
|
||
SSA 1
|
-
|
-
|
-
|
||
SSA 2
|
-
|
-
|
-
|
||
3
|
EMBA 1
|
Sempolan
|
-
|
-
|
-
|
EMBA 2
|
-
|
-
|
-
|
||
SSA 1
|
-
|
-
|
-
|
||
SSA 2
|
-
|
-
|
-
|
||
4
|
EMBA 1
|
Pempek Ikan
|
-
|
-
|
-
|
EMBA 2
|
-
|
-
|
-
|
||
SSA 1
|
-
|
-
|
-
|
||
SSA 2
|
-
|
-
|
-
|
B. Pembahasan
Pada
pengamatan yang telah diamati dalam pembiakan mikroba atau pembiakan
mikroorganisme dengan bahan yang di gunakan yaitu cilok, bakso, sempolan dan
pempek ikan dalam pembiakannya, tidak tumbuh mikroba atau mikrooranisme. di
karenakan salah teknik atau keslahan dalam pengoresan yang telah di lakukan ,
pegoresan yang di lakukan dengan jarum oser terlalu panas hingga pada saat
pengambilan dari tabung reaski jarum oser yang merah bata langsung saja
sehingga menyebabkan bakteri atau mikroorganismenya tidak tumbuh dan mengami
kematian, seharusnya pada saat pemanasaan
atau stril jarum oser meski panas jagan langsung di goreskan tetapi di
letakan dulu di dalam tabung di muka tabung reaksi kemudian pada saat
pengambilan nya setelah jarum oser tidak merah bata.
Menurut Fatiqin
(2016), menyatakan bahwa mikroorganisme mampu tumbuh dengan baik apabila
tersedia media atau nutrisi sebagai
subtratnya. sifat sifat suatu keloni
ialah sipat yang ada sangkut pautnya dengan bentuk, susunan, permukaan,
pengkilatan dan sebagainya. Ada bebrapa cara penumbuhkan bakteri pada medium
padat, ujung kawat inokulasi yang membawah bakteri di goreskan pada permukaan
media dalam cawan petri samapai meliputi seluruh permukaan.
Menurut Irianto (2006), Medium pembiakan
selektif digunakan untuk menyeleksi bakteri yang diperlukan dari campuran
dengan bakteri-bakteri yang lain yang terdapat dalam bahan pemeriksaan. Dengan
penambahan zat-zat tertentu bakteri yang dicari dapat dipisahkan dengan mudah.
Medium pembiakan ini berdasarkan pada sifat kerjanya, dapat dibedakan dalam:
selektivitas karena perbedaan tumbuh dan selektivitas karena penghambatan
tumbuh.
Menurut Subandi (2014), pola pertumbuhan
yang diperhatikan pada masing-masing media tersebut diuraikan sebagai berikut ;
Pola pertumbuhan bakteri yang dipelihara pada biakan nutrisi agar miring yang
diinokulasi secara goresan tunggal pada permukaan agar, dievaluasi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun
disimpulkan bahwa pembiakan yang di lakukan dnegan media agar dan bahan yang di
gunakan cilok, bakso, pempek ikan, yang telah di lakukan pemgamatan menagami
kegagalan pada teknik pengoresan dan pada saat pengoressan jarum oser yang
terlalu panas membunuh mikroba atau miroorganisme dan hasil yang dapat di lihat
tidak ada tumbuh miroba atau mikrooragnisme.
B. Saran
Saran yang dapat di samapaikan pada pratikum
pembiakan mikroorganisme ini ialah dengan menggunakan baju dan pakai standar
untuk pratikum agar stril dan tidak menyatuh dengan organisme yang yang lain di
lakukan strilisasi dan menggunakan petunjukan dari asisten pratikum atau pun
dosen.
DAFTAR
PUSTAKA
Dwidjoseputro, D.2005. Dasar –
Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.
Irianto, K. 2006. Mikrobiologi. Bandung: Yrama
Widya
Fatiqin. 2016. Mikrobiologi. Palembang. Biologi.
Suabandi. 2006. Mikrobiologi. Jakarta. .
Kusnadi. 2003. Mikrobiologi. JICA, Malang.
No comments:
Post a Comment