LAPORAN PRATIKUM I
PENGENALAN
ALAT PRATIKUM MIKROBIOLOGI
Oleh :
Nama : Syahirul Alim
Nim : 1512220022
Dosen
Pengampu
1. Awalul Fatiqin, Msi
2. Ike Apriani, Msi
3. Riri Novita Sunarti, Msi
PROGRAM STRUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Laboratorium berasal kata laboratoriyang
memiliki pengertian yaitu: 1) dilengkapi peralatan untuk melanhgsungkan
esperimen dalam sains atau melakukan pengujian dan analisis. 2). Bagunan atau
ruangan yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan penelitian ilmu atau pun
pratek pembelajaran. 3). Tempat memproduksi bahan kimia atau 4) tempat kerja
untuk melangsungkan penelitian. 5) ruang kerja seorang ilmuwan dan tempat
menjalankan ekspermen bidang studi sains (biologi, fisika, kimia) (Setiawan ,dkk. 2010).
Laboratorium dalam proses dalam pembelajaran
digunakan mencapai berbagai tujuan konitif berhubugan dengan pembelajaran
konsep-konsep ilmiah, proses pengembangan, keterampilan dan mengingkatkan
pemahaman tetang metode ilmiah.
Tujuan-tujuan pratikum berhubugan dengan pengembangan dengan
keterampilan-keterampilan dalam melakukan penelitian IPA, analisis data,
berkomunikasi dan keterampilan-keterampilan dalam bekerja sama antar
kelompok.tujuan epektif berhubugan denagan motivasi terhadap sains, tanggapan
dan kemampuan dalam memahami lingkungan sekitar (Setiawan ,dkk. 2010).
Dalam bidang sains selain membutuhkan
orang-orang yang ahli dalam bidangnya dan juga di butuhkan peralatan yang
benar-benar akurat dan teliti. Bekerja dengan menggunakan alat-alat
laboratorium tidaklah sama dengan bekerja menggunakan alat-alat lain. Bekerja
di laboratorium atau di lapangan dengan menggunakan peralatan laboratorium
memerlukan keterampilan, kecermatan dan ketelitian.Peralatan sangat diperlukan
dalam mengumpulkan data atau informasi, terutama data kuantitatif.Dalam
menggunakan peralatan laboratorium praktikan harus memiliki keterampilan,
kecermatan dan ketelitian agar data yang diperoleh akurat.Oleh sebab itu,
praktikan dituntut harus mengenal setiap peralatan yang biasa digunakan di
laboratorium. Pengenalan alat secara umum
mencakup spesifikasi alat, prinsip kerja dan kegunaan alat. Selain
pengetahuan tentang peralatan praktikum di perlukan analisis terhadap
peralatannya.Kemampuan atau keahlian para pemakai peralatan merupakan perananan
penting dari sebuah peneliti bukanlah semata-mata karena keakuratan
laboratorium (Tipler 1998).
Pengenalan alat ini
juga akan menambah wawasan dan pengetahuan bagaimana cara kerja alat tersebut
besert fungsinya. Tentu dari sini kita bisa belajar bagaman penggunaannya agar
dalam penelitian kita nanti mendapatkan hasil yang akurat dan dapat di percaya.
Hasil penelitan tergantung dari proses penelitian, jika penelitian baik dan
penggunaan alatnya benar tentu hasil pengamatan kita baik pula.alat-alat
laboratorium juga tidak bisa digunakan jika tidak sesuai dengan fungsinya maka
dari itu kita harus teliti dan mebutuhkan pengetahuan bagaimana mengunakan alat
tersebut. alat-alat laboratorium juga banyak yang berbahaya seperti alat yang
harus seteril maka sebelum menggunakan alat tersebut kita harus mensterilkan
tangan kita.jika tidak hal itu bisa mengganggu proses suatu penelitian dan
tentunya akan berdampak pada hasil penelitian tersebut. Perhatian terhadap
penggunaan alat laboratorium harus di perhatikan guna keselamatan (Tipler 1998).
B.
Tujuan
pratikum
Adapun tujuan pengelan alat pada pratikum
peneglan alat ini yaitu untuk menegetahui macam-macam alat yang di gunakan pada
pratikum mikrobiologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengenalan Alat
Laboratorium
Peralatan
laboratorium yang dibuat dari bahan gelas, porselen dan plastik. Bahan gelas
mempunyai karakterisktik khusus, misalnya tahan panas yang ditandai dengan pyrex, tanda dagang, suatu perusahaan
pembuat alat-alat gelas. Porselen sebagai bahan pembuat alat laboratorium
mempunyai keunggulan (resistant) terhadap suhu tinggi. Pada permukaan porselen
biasanya diupam (glazir), sehingga bahan porselen tidak tembus sinar. Selain
bahan porselen, masih ada lagi alat-alat yang terbuat dari plastik. Plastik
dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok tergsntung dari bahan penyusunnya
(Riandi, 2012).
Melakukan suatu percobaan di laboratorium,
kadang-kadang harus dipilih bahan peralatan yang cocok, sehingga tidak keliru
atau salah pengertian mengenaisifat bahan peralatan tersebut. Peralatan gelas
harus selalu bersih, yaitu dicuci denganlarutan deterjen yang cukup hangat.
Bila memungkinkan perlu dibilas dengan basaatau asam, lalu dibilas sekali lagi
dengan air bersih. Sebelum digunakan, peralatangelas tersebut dibilas sekali
lagi dengan larutan yang akan digunakan yang akan disimpan dalam peralatan
tersebut. Peralatan gelas seperti pipet, labu takar dan lain-lain, sangat
teliti dan merupakan produksi kerajian dan teknologi yang berkualitastinggi.
Namun demikian ketelitian tidak akan berarti bila selama analisa,
penggunaanalat dan prosedur tidak dikakukan dengan cermat dan tepat (Riandi,
2012).
B. Alat-alat
laboratorium
Menurut Subroto(2000)
menyatakan dalam bukunya yang berjudul
alat-alat laboratorium yaitu :
1.
Gelas
Ukur
Digunakan untuk mengukur volume cairan dengan
ketelitian di bawah pipet ukur dan volume. Gelas ukur Untuk mengukur volume larutan. Pada saat
praktikum dengan ketelitian tinggi gelas ukur tidak diperbolehkan untuk
mengukur volume larutan. Pengukuran dengan ketelitian tinggi dilakukan
menggunakan pipet volume.
2.
Labu
Erlenmeyer
Alat ini terbuat dari bahan kaca, volume labu
apabila diisi dengan zat cair mempunyai daya tampung 125 mL. mempuyai ukuran
leher 6 (untuk tutup karet) dengan ukuran 6,25 X 29 mm, dan mempunyai mulut
yang lebar. Kegunaannya yaitu sebagai zat cair dan untuk keperluan lain.
3.
Cawan
Petri
Alat ini terbuat dari kaca. Kegunaan cawan petri ini
sebagai perkembangbiakkan bakteri atau sebagai wadah bahan untuk praktikum.
4.
Bunsen
Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan
kondisi yang steril adalah pembakaran bunsen. Untuk sterilisasi jarum ose atau
yang lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarnya adalah bagian api yang
berwarna biru (paling panas). Perubahan Bunsen dapat menggunakan bahan bakar
gas atau methanol.
5.
Pipet
Tetes
Alat ini mempuyai bentuk seperti pipa kaca berukuran
12 cm, dan alat pemencetnya karet vulkanisir. Kegunaannya yaitu untuk
memindahkan beberapa zat cair.
6.
Tabung
Reaksi
Alat
ini terbuat dari bahan kaca, mempunyai ukuran penjang 100 mm dan berdiameter 13
mm. menggunakan tabung berukuran kecil seperti ini menghemat pemakaian.
Kegunaannya yakni untuk melakukan percobaan reaksi dalam bentuk larutan.
7.
Beker
Glass
Gelas kimia ini terbuat dari bahan kaca.
Kegunaanya yaitu sebagai tempat zat kimia cair yang digunakan untuk praktikum.
8.
Gelas
Arloji
Terbuat dari bahan kaca. Berfungsi untuk wdah bahan
yang akan ditimbang. Gelas
arloji Sebagai penutup saat melakukan pemanasan terhadap suatu bahan kimia. Untuk menimbang bahan-bahan kimia. Untuk
mengeringkan suatu bahan dalam desikator.
9.
Jarum
Ose
Ose berfungsi untuk memindahkan atau mengambil
koloni suatu mikroba ke media yang akan digunakan kembali.
10. Neraca Analitik
Neraca ini digunakan atau berfungsi untuk menimbang
bahan dalam ukuran kecil
11. Coloni Conter
Merupakan alat
yang berfungsi untuk sebagai penghitung jumlah mikroba pada cawan petri
menggunakan sinar luv. Perhitungan mikroba dapat dilakukan dengan perbesaran
mengunakan luv atau menandai beberapa koloni yang terdapat pada cawan pertri
menggunakan bulpoint yang terdapat pada koloni conter dan jugs menggunakan
tombol check.
12. Autoklaf
Yaitu alat untuk mensterilkan berbagai macam alat
dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi dengan menggunakan uap air panas
bertekanan. Autoklaf
digunakan sebagai alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi. Penggunaan
autoklaf untuk sterilisasi, tutupnya
jangan diletakkan sembarangan dan
dibuka-buka karena isi botol atau tempat medium akan meluap dan hanya boleh
dibuka ketika manometer menunjukkan angka 0 serta dilakukan pendinginan sedikit
demi sedikit. Medium yang mengandung vitamin, gelatin atau gula, maka setelah
sterilisasi medium harus segera didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat
tersebut terurai. Medium dapat langsung disimpan di lemasi es jika medium sudah
dapat dipastikan steril.
13. Pinset
Pinset
memiliki banyak fungsi diantaranya untuk mengambil benda dengan menjepit
misalnya sat memindahkan cakram antibiotik.
14.
Hot Plate Berfungsi untuk memanaskan
15. spatula Berfungsi
untuk mengambil dan mengaduk bahan.
C. Penggunaan
Alat-alat Laboratorium
Untuk memperoleh hasil analisa yang
bener maka haruslah diketahui cara-cara pokok dalam perlakuan-perlakuan umum
yang sering dijumpai dalam laboratorium. Antara lain mengenai alat-alat
laboratorium dan cara penggunaannya.
1.
Penimbangan
Timbangan yang digunakan di laboratorium
terdiri dari bermacam-macam jenis maupun merek. Yang penting diketahui adalah
kapasitas dan ketelitian timbangan-timbangan yang akan digunakan
2.
Penyaringan
Penyaringan bertujuan untuk memisahkan
suatu cairan dari bahan penyaring, misalnya kertas saring. Bahan-bahan
penyaring tersebut memiliki ukuran porositas yang bermacam-macam.
3.
Penggunaan alat-alat
pengukuran laboratorium
Macam alat pengukuran volume cairan antara lain
adalah gelas ukur, pipet volume, labu ukur, dan buret. Pada alat-alat tersebut
tertera tanda berupa garis melingkar yang menunjukkan batas tinggi cairan pada
volume-volume tertentu.
4.
Cara mengguakan pipet
guna pipet adalah untuk memindahkan suatu volume
cairan yang diketahui dari satu wadah ke wadah yang lain. Pemipetan dilakukan
dengan cara menyedot cairan ke dalam pipet, yang dapat dilakukan dengan mulut,
aspirator, atau bola karet yang dibuat untuk keperluan pengamatan.
(Soedarmadji, 1989).
D. Pemeliharaan
dan Penyimpanan Alat
Setelah alat- alat laboratorium digunakan, perlu
diusahakan adanya pemeliharaan dan penyimpanan yang sesuai. Beberapa ketentuan
yang harus di patuhi pada pemeliharaan peralatan, antara lain pemeliharaan
alat-alat gelas, palstik, porselen antara lain sebagai beriku. Alat gelas dibersihkan dengan sabun deterjen dengan
menggunakan sikat yang sesuai. Misalnya gelas ukur dengan menggunakan
sikat yang sesuai. Khusus alat yang
terbuat dari plastik gunakan spons agar plastik tidak tergores. Alat gelas yang telah bersih dapat
diketahui bila seluruh alat menjadi basah, membentuk semacam lapisan fim yang
tipis. Minyak atau kerak yang tertinggal pada
gelas dapat dibersihkan dengan merendam gelas. Setelah gelas direndam kemudian
dicuci dengan air mengalir (air keran atau akuades). Alat gelas yang telah bersih perlu dikeringkang
terlebih dahulu pada rak pengering. Alat-alat
logam dapat dicuci dengan sabun diterjen dan kemudian dikeringkan sebelum
disimpan. Setelah alat-alat
laboratorium bersih maka alat-alat tersebut perlu disimpan dengan rapi dan siap
untuk digunakan pada kegiatan laboratorium berikutnya (Wirjosoemarto, 2012).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu
dan Tempat
Adapun praktikum mengenai pengenalan alat yang
digunakan pada praktikum mikrobiologi. Jadwal dilaksanakan pada hari Kamis, 4
Mei 2017. Pukul 15.00-17.00 WIB. di laboratorium Fisika Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Rden Fatah Palembang.
B. Alat
dan Bahan
1.
Alat
Adapun alat yang digunakan. Gelas ukur, labu
Erlenmeyer, cawan petri, Bunsen, pipet tetes, beker glass, gelas arloji, jarum
ose, neraca analitik, koloni conter, autoklaf, pinset, hot plate, dan spatula.
C. Cara
Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan pada pengenalan
alat untuk praktikum mikrobiologi.
1.
Amatilah
alat. Alat yang ada di depan, kemudian gambar atau foto menjadi suatu objek.
2.
Tuliskan
fungsi dan nama alat tersebut.
3.
Buatlah
karakteristik untuk bidang apa saja penelitian mikrobiologi yang menggunakan
ala laboratorium.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
Gelas ukur
|
Untuk mengukur bahan yang di gunakan
|
|
Gambar 1. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)
|
|
2
|
Elemeyer
|
Mencampurkan larutan
|
|
Gambar 2. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)
|
|
3
|
Cawan petri
|
Sebagai perkembangan mikroba
|
|
Gambar 3. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)
|
|
4
|
Tabung reaski
|
Untuk perkembangan mikroba
|
|
Gambar 4. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)
|
|
5
|
Bunsen
|
Menjaga kondisi steilisasi
|
|
Gambar 5. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)
|
|
6
|
Pipet tetes
|
Untuk memindahkan larutan
|
|
Gambar 6. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)
|
|
7
|
Glas beker
|
Untuk minampung larutan dalam jumlah besar
|
|
Gambar 7. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)
|
|
8
|
Gelas arloji
|
Tempat untuk menimbang
|
|
Gambar 8. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)
|
|
9
|
Neraca analitik
|
Memindahkan mikroa ke media lain
|
|
Gambar 9. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)
|
|
10
|
Kloni counter
|
Untuk menghitung kloni mikroba
|
|
Gambar 10. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)
|
|
11
|
Autoklaf
|
Untuk mengsterlikan alat dan bahan yang akan di gunakan
|
|
Gambar 11. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)
|
|
12
|
Pinset
|
Untuk menjepet tabung reaksi
|
|
Gambar 12. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)
|
|
13
|
Spatula
|
Untuk mengaduk
|
|
Gambar 13. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)
|
|
14
|
Hot plante
|
Untuk memanaskan dan menjaga ke strilisasian
|
|
Gambar 14. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)
|
|
15
|
Jarum oser
|
Berfungsi untuk
memindahkan mikroba kemedia lain
|
|
Gambar 15. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)
|
|
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat ini akan diuraikan pembahasan tentang pengenalan
alat-alat pada
pratikum mikrobilogi. Tujuan
diadakannya pengenalan alat ini adalah agar setiap praktikan mampu mengenal dan
memahami fungsi, cara penggunaan serta perbedaan berbagai alat yang ada
dilaboratorium. Peralatan dilaboratorium diklarifikasikan berdasarkan kegunaan
masing-masing peralatan tersebut.
Alat-alat
laboratorium yang berbahan dasar gelas atau kaca. Misalnya gelas
ukur, digunakan untuk mengukur volume
cairan dengan ketelitian di bawah pipet ukur dan volume. Pipet tetes yang berfungsi untuk memindahkan
larutan dari suatu tempat ke tempat lain, gelas beker, berfungsi untuk tempat
meletakkan larutan dalam jumlah banyak. Bunsen, berfungsi untuk memanaskan
larutan, gelas ukur berfungsi untuk mengukur larutan, labu erlenmeyer berfungsi
untuk mencampurkan satu lautan dengan larutan lainnya., cawan petri berfungsi
untuk pengembangbiakkan bakteri, dan gelas arloji berfungsi untuk wadah bahan
yang akan ditimbang.
Menurtut WIdodo (2010), menyatakan bahwa Neraca analitik ini berfungsi untuk
menibang bahan dalam ukuran yang kecil. Neraca analitik merupakan alat
penimbang konvensional sampai pada tingkat milligram. Fungsi mekanis neraca ini
dalam perkembangannya digantikan dengan fungsi elektrik pada suatu neraca
listrik. Dengan neraca listrik pekerjaan penimbangan menjadi jauh lebih cepat diabanding
dengan neraca analitik. Beker glass yaitu
sebagai alat penampung bahan cair yang akan digunakan untuk praktikum. Beker
glass digunakan sebagai tempat larutan, untuk memanasakan larutan, menguapkan
pelarut, pemekatan dan melarutkan zat-zat sebelum diencerkan dalam labu akar.
Gelas beker memiliki grade angka yang menunjukan volume, tetapi tidak
direkomendasikan untuk digunakan sebagai pengukur volume. Tersedia dalam
berbagai ukuran, 5, 10, 25, 50, 100, 150. 200, 250 cm3 dan
seterusnya
Cawan Petri, alat
ini terbuat dari kaca. Kegunaan cawan petri ini sebagai perkembangbiakkan
bakteri atau sebagai wadah bahan untuk praktikum. Labu Erlenmeyer, alat ini terbuat dari bahan kaca,
volume labu apabila diisi dengan zat cair mempunyai daya tampung 125 mL. mempuyai
ukuran leher 6 (untuk tutup karet) dengan ukuran 6,25 X 29 mm, dan mempunyai
mulut yang lebar. Kegunaannya yaitu sebagai zat cair dan untuk keperluan lain. Bunsen, salah satu alat yang berfungsi
untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakaran bunsen. Untuk
sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk
memijarnya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas). Perubahan
Bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau methanol.
Tabung Reaksi,
alat ini terbuat dari bahan kaca, mempunyai ukuran penjang 100 mm dan
berdiameter 13 mm. menggunakan tabung berukuran kecil seperti ini menghemat
pemakaian. Kegunaannya yakni untuk melakukan percobaan reaksi dalam bentuk
larutan. Gelas Arloji, terbuat dari bahan kaca. Berfungsi untuk wdah bahan yang
akan ditimbang. Jarum Ose, ose
berfungsi untuk memindahkan atau mengambil koloni suatu mikroba ke media yang
akan digunakan kembali. Coloni
Conter, merupakan alat yang berfungsi untuk sebagai penghitung jumlah mikroba
pada cawan petri menggunakan sinar luv. Perhitungan mikroba dapat dilakukan
dengan perbesaran mengunakan luv atau menandai beberapa koloni yang terdapat
pada cawan pertri menggunakan bulpoint yang terdapat pada koloni conter dan
jugs menggunakan tombol check.
Autoklaf ,yaitu alat untuk mensterilkan
berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi dengan
menggunakan uap air panas bertekanan. Pinset,
pinset memiliki banyak fungsi diantaranya untuk mengambil benda dengan menjepit
misalnya sat memindahkan cakram antibiotik. Hot Plate, berfungsi untuk memanaskan. Spatula, berfungsi untuk mengambil dan mengaduk
bahan.
Setiono
(1991), menyatakan bahwa batang pengaduk ini dapat berupa batang kaca dengan
diameter 3-5 mm. Yang di potong dengan panjang yang sesuai. Banyak operasi yang
melibatkan larutan dan peralatan yang cocok untuk mengaduk yang sederhana.
BAB V
PENUTUP
A. Ksimpulan
Dari hasil
penelitian dalam pengenalan alat- alat laboratorium didapatkan beberapa alat
praktikum yang berasal dari gelas atau kaca, plastik, dan porselin. Alat-alat
tersebut memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda, namun ada beberapa alat yang
disamakan fungsinya karena alasan kepraktisan. Alat-alat yang diperkenalkan
adalah alat praktikum yang sering digunakan dalam praktikum kimia. Setelah itu kita dapat mengetahui cara
pengunaan alat-alay pratikum dan cara mengsterilkan alat alat yang di gunakan.
Misalnya pada alat autoklaf dapat mengsterilisasikan alat-alat yang akan di
guanakan.
B. Saran
Adapun
saran untuk pratikum pengenalan macam-macam alat pratikum mikrobiologi yaitu
sebaiknya menyiapakan alat-alat pratikum sebelum di mulai.
DAFTAR PUSTAKA
Riandi,
dkk. 2012. Teknik Laboratorium. Bandung: Jica.
Subroto,
Joko. 2000. Buku Pintar Alat-Alat
Laboratorium. Solo: CV. Aneka.
Setiono.
1991. Kimia Analisis kuantitaif organik. Jakarta.
UGC
Widodo, Didik
Setiyo, dkk. 2010. Kimia Analisis Kuantitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Wirjosoemarto,
Koesmadji. 2012. Teknik Laboratorium.
Bandung: JICA.
Wirjosoemarto,
Koesmadji. 2012. Teknik Laboratorium.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
No comments:
Post a Comment