Saturday, April 6, 2019

LAPORAN PRATIKUM I PENGENALAN ALAT PRATIKUM MIKROBIOLOGI


LAPORAN PRATIKUM I
PENGENALAN ALAT PRATIKUM MIKROBIOLOGI
 










Oleh :
Nama         : Syahirul Alim
Nim            : 1512220022



Dosen Pengampu
1.  Awalul Fatiqin, Msi
2.   Ike Apriani, Msi
3.   Riri Novita Sunarti, Msi




PROGRAM STRUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) RADEN FATAH PALEMBANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar  belakang
Laboratorium berasal kata laboratoriyang memiliki pengertian yaitu: 1) dilengkapi peralatan untuk melanhgsungkan esperimen dalam sains atau melakukan pengujian dan analisis. 2). Bagunan atau ruangan yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan penelitian ilmu atau pun pratek pembelajaran. 3). Tempat memproduksi bahan kimia atau 4) tempat kerja untuk melangsungkan penelitian. 5) ruang kerja seorang ilmuwan dan tempat menjalankan ekspermen bidang studi sains (biologi, fisika, kimia) (Setiawan ,dkk. 2010).
Laboratorium dalam proses dalam pembelajaran digunakan mencapai berbagai tujuan konitif berhubugan dengan pembelajaran konsep-konsep ilmiah, proses pengembangan, keterampilan dan mengingkatkan pemahaman  tetang metode ilmiah. Tujuan-tujuan pratikum berhubugan dengan pengembangan dengan keterampilan-keterampilan dalam melakukan penelitian IPA, analisis data, berkomunikasi dan keterampilan-keterampilan dalam bekerja sama antar kelompok.tujuan epektif berhubugan denagan motivasi terhadap sains, tanggapan dan kemampuan dalam memahami lingkungan sekitar (Setiawan ,dkk. 2010).
Dalam bidang sains selain membutuhkan orang-orang yang ahli dalam bidangnya dan juga di butuhkan peralatan yang benar-benar akurat dan teliti. Bekerja dengan menggunakan alat-alat laboratorium tidaklah sama dengan bekerja menggunakan alat-alat lain. Bekerja di laboratorium atau di lapangan dengan menggunakan peralatan laboratorium memerlukan keterampilan, kecermatan dan ketelitian.Peralatan sangat diperlukan dalam mengumpulkan data atau informasi, terutama data kuantitatif.Dalam menggunakan peralatan laboratorium praktikan harus memiliki keterampilan, kecermatan dan ketelitian agar data yang diperoleh akurat.Oleh sebab itu, praktikan dituntut harus mengenal setiap peralatan yang biasa digunakan di laboratorium. Pengenalan alat secara umum  mencakup spesifikasi alat, prinsip kerja dan kegunaan alat. Selain pengetahuan tentang peralatan praktikum di perlukan analisis terhadap peralatannya.Kemampuan atau keahlian para pemakai peralatan merupakan perananan penting dari sebuah peneliti bukanlah semata-mata karena keakuratan laboratorium (Tipler 1998).
Pengenalan alat ini juga akan menambah wawasan dan pengetahuan bagaimana cara kerja alat tersebut besert fungsinya. Tentu dari sini kita bisa belajar bagaman penggunaannya agar dalam penelitian kita nanti mendapatkan hasil yang akurat dan dapat di percaya. Hasil penelitan tergantung dari proses penelitian, jika penelitian baik dan penggunaan alatnya benar tentu hasil pengamatan kita baik pula.alat-alat laboratorium juga tidak bisa digunakan jika tidak sesuai dengan fungsinya maka dari itu kita harus teliti dan mebutuhkan pengetahuan bagaimana mengunakan alat tersebut. alat-alat laboratorium juga banyak yang berbahaya seperti alat yang harus seteril maka sebelum menggunakan alat tersebut kita harus mensterilkan tangan kita.jika tidak hal itu bisa mengganggu proses suatu penelitian dan tentunya akan berdampak pada hasil penelitian tersebut. Perhatian terhadap penggunaan alat laboratorium harus di perhatikan guna keselamatan (Tipler 1998).

B.     Tujuan pratikum
 Adapun tujuan pengelan alat pada pratikum peneglan alat ini yaitu untuk menegetahui macam-macam alat yang di gunakan pada pratikum mikrobiologi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengenalan Alat Laboratorium
Peralatan laboratorium yang dibuat dari bahan gelas, porselen dan plastik. Bahan gelas mempunyai karakterisktik khusus, misalnya tahan panas yang ditandai dengan pyrex, tanda dagang, suatu perusahaan pembuat alat-alat gelas. Porselen sebagai bahan pembuat alat laboratorium mempunyai keunggulan (resistant) terhadap suhu tinggi. Pada permukaan porselen biasanya diupam (glazir), sehingga bahan porselen tidak tembus sinar. Selain bahan porselen, masih ada lagi alat-alat yang terbuat dari plastik. Plastik dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok tergsntung dari bahan penyusunnya (Riandi, 2012).  
Melakukan suatu percobaan di laboratorium, kadang-kadang harus dipilih bahan peralatan yang cocok, sehingga tidak keliru atau salah pengertian mengenaisifat bahan peralatan tersebut. Peralatan gelas harus selalu bersih, yaitu dicuci denganlarutan deterjen yang cukup hangat. Bila memungkinkan perlu dibilas dengan basaatau asam, lalu dibilas sekali lagi dengan air bersih. Sebelum digunakan, peralatangelas tersebut dibilas sekali lagi dengan larutan yang akan digunakan yang akan disimpan dalam peralatan tersebut. Peralatan gelas seperti pipet, labu takar dan lain-lain, sangat teliti dan merupakan produksi kerajian dan teknologi yang berkualitastinggi. Namun demikian ketelitian tidak akan berarti bila selama analisa, penggunaanalat dan prosedur tidak dikakukan dengan cermat dan tepat (Riandi, 2012).  

B. Alat-alat laboratorium
Menurut Subroto(2000) menyatakan  dalam bukunya yang berjudul alat-alat laboratorium yaitu :
1.      Gelas Ukur
Digunakan untuk mengukur volume cairan dengan ketelitian di bawah pipet ukur dan volume. Gelas ukur Untuk mengukur volume larutan. Pada saat praktikum dengan ketelitian tinggi gelas ukur tidak diperbolehkan untuk mengukur volume larutan. Pengukuran dengan ketelitian tinggi dilakukan menggunakan pipet volume.
2.      Labu Erlenmeyer
Alat ini terbuat dari bahan kaca, volume labu apabila diisi dengan zat cair mempunyai daya tampung 125 mL. mempuyai ukuran leher 6 (untuk tutup karet) dengan ukuran 6,25 X 29 mm, dan mempunyai mulut yang lebar. Kegunaannya yaitu sebagai zat cair dan untuk keperluan lain.
3.      Cawan Petri
Alat ini terbuat dari kaca. Kegunaan cawan petri ini sebagai perkembangbiakkan bakteri atau sebagai wadah bahan untuk praktikum.
4.      Bunsen
Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakaran bunsen. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarnya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas). Perubahan Bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau methanol.
5.      Pipet Tetes
Alat ini mempuyai bentuk seperti pipa kaca berukuran 12 cm, dan alat pemencetnya karet vulkanisir. Kegunaannya yaitu untuk memindahkan  beberapa zat cair.
6.      Tabung Reaksi
Alat ini terbuat dari bahan kaca, mempunyai ukuran penjang 100 mm dan berdiameter 13 mm. menggunakan tabung berukuran kecil seperti ini menghemat pemakaian. Kegunaannya yakni untuk melakukan percobaan reaksi dalam bentuk larutan. 
7.      Beker Glass
Gelas kimia ini terbuat dari bahan kaca. Kegunaanya yaitu sebagai tempat zat kimia cair yang digunakan untuk praktikum.
8.      Gelas Arloji
Terbuat dari bahan kaca. Berfungsi untuk wdah bahan yang akan ditimbang. Gelas arloji Sebagai penutup saat melakukan pemanasan terhadap suatu bahan kimia. Untuk menimbang bahan-bahan kimia. Untuk mengeringkan suatu bahan dalam desikator.
9.      Jarum Ose
Ose berfungsi untuk memindahkan atau mengambil koloni suatu mikroba ke media yang akan digunakan kembali.
10.   Neraca Analitik
Neraca ini digunakan atau berfungsi untuk menimbang bahan dalam ukuran kecil
11.   Coloni Conter
Merupakan alat yang berfungsi untuk sebagai penghitung jumlah mikroba pada cawan petri menggunakan sinar luv. Perhitungan mikroba dapat dilakukan dengan perbesaran mengunakan luv atau menandai beberapa koloni yang terdapat pada cawan pertri menggunakan bulpoint yang terdapat pada koloni conter dan jugs menggunakan tombol check.
12.   Autoklaf
Yaitu alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi dengan menggunakan uap air panas bertekanan. Autoklaf digunakan sebagai alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi. Penggunaan autoklaf  untuk sterilisasi, tutupnya jangan  diletakkan sembarangan dan dibuka-buka karena isi botol atau tempat medium akan meluap dan hanya boleh dibuka ketika manometer menunjukkan angka 0 serta dilakukan pendinginan sedikit demi sedikit. Medium yang mengandung vitamin, gelatin atau gula, maka setelah sterilisasi medium harus segera didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat tersebut terurai. Medium dapat langsung disimpan di lemasi es jika medium sudah dapat dipastikan steril.
13.   Pinset
  Pinset memiliki banyak fungsi diantaranya untuk mengambil benda dengan menjepit misalnya sat memindahkan cakram antibiotik.
14. Hot Plate Berfungsi untuk memanaskan
15. spatula Berfungsi untuk mengambil dan mengaduk bahan.

C.      Penggunaan Alat-alat Laboratorium
Untuk memperoleh hasil analisa yang bener maka haruslah diketahui cara-cara pokok dalam perlakuan-perlakuan umum yang sering dijumpai dalam laboratorium. Antara lain mengenai alat-alat laboratorium dan cara penggunaannya.
1.      Penimbangan
Timbangan yang digunakan di laboratorium terdiri dari bermacam-macam jenis maupun merek. Yang penting diketahui adalah kapasitas dan ketelitian timbangan-timbangan yang akan digunakan
2.      Penyaringan
Penyaringan bertujuan untuk memisahkan suatu cairan dari bahan penyaring, misalnya kertas saring. Bahan-bahan penyaring tersebut memiliki ukuran porositas yang bermacam-macam.
3.      Penggunaan alat-alat pengukuran laboratorium
Macam alat pengukuran volume cairan antara lain adalah gelas ukur, pipet volume, labu ukur, dan buret. Pada alat-alat tersebut tertera tanda berupa garis melingkar yang menunjukkan batas tinggi cairan pada volume-volume tertentu.
4.      Cara mengguakan pipet
guna pipet adalah untuk memindahkan suatu volume cairan yang diketahui dari satu wadah ke wadah yang lain. Pemipetan dilakukan dengan cara menyedot cairan ke dalam pipet, yang dapat dilakukan dengan mulut, aspirator, atau bola karet yang dibuat untuk keperluan pengamatan. (Soedarmadji, 1989).

D.    Pemeliharaan dan Penyimpanan Alat
Setelah alat- alat laboratorium digunakan, perlu diusahakan adanya pemeliharaan dan penyimpanan yang sesuai. Beberapa ketentuan yang harus di patuhi pada pemeliharaan peralatan, antara lain pemeliharaan alat-alat gelas, palstik, porselen antara lain sebagai beriku. Alat gelas dibersihkan dengan sabun deterjen dengan menggunakan sikat yang sesuai. Misalnya gelas ukur dengan menggunakan sikat yang sesuai. Khusus alat yang terbuat dari plastik gunakan spons agar plastik tidak tergores. Alat gelas yang telah bersih dapat diketahui bila seluruh alat menjadi basah, membentuk semacam lapisan fim yang tipis. Minyak atau kerak yang tertinggal pada gelas dapat dibersihkan dengan merendam gelas. Setelah gelas direndam kemudian dicuci dengan air mengalir (air keran atau akuades). Alat gelas yang telah bersih perlu dikeringkang terlebih dahulu pada rak pengering. Alat-alat logam dapat dicuci dengan sabun diterjen dan kemudian dikeringkan sebelum disimpan. Setelah alat-alat laboratorium bersih maka alat-alat tersebut perlu disimpan dengan rapi dan siap untuk digunakan pada kegiatan laboratorium berikutnya (Wirjosoemarto, 2012).


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A.    Waktu dan Tempat
Adapun praktikum mengenai pengenalan alat yang digunakan pada praktikum mikrobiologi. Jadwal dilaksanakan pada hari Kamis, 4 Mei 2017. Pukul 15.00-17.00 WIB. di laboratorium Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Rden Fatah Palembang.


B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
Adapun alat yang digunakan. Gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, Bunsen, pipet tetes, beker glass, gelas arloji, jarum ose, neraca analitik, koloni conter, autoklaf, pinset, hot plate, dan spatula.


C.    Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan pada pengenalan alat untuk praktikum mikrobiologi.
1.    Amatilah alat. Alat yang ada di depan, kemudian gambar atau foto menjadi suatu objek.
2.    Tuliskan fungsi dan nama alat tersebut.
3.    Buatlah karakteristik untuk bidang apa saja penelitian mikrobiologi yang menggunakan ala laboratorium.








BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil
No
Gambar
Keterangan
1
Gelas ukur








Untuk mengukur bahan yang di gunakan






Gambar 1. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)



2
Elemeyer














Mencampurkan larutan



Gambar 2. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)


3
Cawan petri







Sebagai perkembangan mikroba


Gambar 3. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)

4
Tabung reaski







Untuk perkembangan mikroba



Gambar 4. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)


5
Bunsen








Menjaga kondisi steilisasi



Gambar 5. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)







6
Pipet tetes






Untuk memindahkan larutan


Gambar 6. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)


7
Glas beker










Untuk minampung larutan dalam jumlah besar


Gambar 7. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)


8
Gelas arloji








Tempat untuk menimbang



Gambar 8. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)


9
Neraca analitik







Memindahkan mikroa ke media lain

Gambar 9. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)


10
Kloni counter








Untuk menghitung kloni mikroba

Gambar 10. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)


11
Autoklaf







Untuk mengsterlikan alat dan bahan yang akan di gunakan

Gambar 11. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)


12
Pinset







Untuk menjepet tabung reaksi


Gambar 12. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)


13
Spatula






Untuk mengaduk



Gambar 13. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)






14
Hot plante








Untuk memanaskan dan menjaga ke strilisasian

Gambar 14. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)


15
Jarum oser







 Berfungsi untuk memindahkan mikroba kemedia lain


Gambar 15. Gelas ukur
(Sumber; Alim, 2017)





B.  Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat ini akan diuraikan pembahasan tentang pengenalan alat-alat pada pratikum mikrobilogi. Tujuan diadakannya pengenalan alat ini adalah agar setiap praktikan mampu mengenal dan memahami fungsi, cara penggunaan serta perbedaan berbagai alat yang ada dilaboratorium. Peralatan dilaboratorium diklarifikasikan berdasarkan kegunaan masing-masing peralatan tersebut.
   Alat-alat laboratorium yang berbahan dasar gelas atau kaca. Misalnya gelas ukur, digunakan untuk mengukur volume cairan dengan ketelitian di bawah pipet ukur dan volume. Pipet tetes yang berfungsi untuk memindahkan larutan dari suatu tempat ke tempat lain, gelas beker, berfungsi untuk tempat meletakkan larutan dalam jumlah banyak. Bunsen, berfungsi untuk memanaskan larutan, gelas ukur berfungsi untuk mengukur larutan, labu erlenmeyer berfungsi untuk mencampurkan satu lautan dengan larutan lainnya., cawan petri berfungsi untuk pengembangbiakkan bakteri, dan gelas arloji berfungsi untuk wadah bahan yang akan ditimbang.
Menurtut WIdodo (2010), menyatakan bahwa Neraca analitik ini berfungsi untuk menibang bahan dalam ukuran yang kecil. Neraca analitik merupakan alat penimbang konvensional sampai pada tingkat milligram. Fungsi mekanis neraca ini dalam perkembangannya digantikan dengan fungsi elektrik pada suatu neraca listrik. Dengan neraca listrik pekerjaan penimbangan menjadi jauh lebih cepat diabanding dengan neraca analitik. Beker glass yaitu sebagai alat penampung bahan cair yang akan digunakan untuk praktikum. Beker glass digunakan sebagai tempat larutan, untuk memanasakan larutan, menguapkan pelarut, pemekatan dan melarutkan zat-zat sebelum diencerkan dalam labu akar. Gelas beker memiliki grade angka yang menunjukan volume, tetapi tidak direkomendasikan untuk digunakan sebagai pengukur volume. Tersedia dalam berbagai ukuran, 5, 10, 25, 50, 100, 150. 200, 250 cm3 dan seterusnya
Cawan Petri, alat ini terbuat dari kaca. Kegunaan cawan petri ini sebagai perkembangbiakkan bakteri atau sebagai wadah bahan untuk praktikum. Labu Erlenmeyer, alat ini terbuat dari bahan kaca, volume labu apabila diisi dengan zat cair mempunyai daya tampung 125 mL. mempuyai ukuran leher 6 (untuk tutup karet) dengan ukuran 6,25 X 29 mm, dan mempunyai mulut yang lebar. Kegunaannya yaitu sebagai zat cair dan untuk keperluan lain. Bunsen, salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakaran bunsen. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarnya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas). Perubahan Bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau methanol.
Tabung Reaksi, alat ini terbuat dari bahan kaca, mempunyai ukuran penjang 100 mm dan berdiameter 13 mm. menggunakan tabung berukuran kecil seperti ini menghemat pemakaian. Kegunaannya yakni untuk melakukan percobaan reaksi dalam bentuk larutan. Gelas Arloji, terbuat dari bahan kaca. Berfungsi untuk wdah bahan yang akan ditimbang. Jarum Ose, ose berfungsi untuk memindahkan atau mengambil koloni suatu mikroba ke media yang akan digunakan kembali. Coloni Conter, merupakan alat yang berfungsi untuk sebagai penghitung jumlah mikroba pada cawan petri menggunakan sinar luv. Perhitungan mikroba dapat dilakukan dengan perbesaran mengunakan luv atau menandai beberapa koloni yang terdapat pada cawan pertri menggunakan bulpoint yang terdapat pada koloni conter dan jugs menggunakan tombol check.
 Autoklaf ,yaitu alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi dengan menggunakan uap air panas bertekanan. Pinset, pinset memiliki banyak fungsi diantaranya untuk mengambil benda dengan menjepit misalnya sat memindahkan cakram antibiotik. Hot Plate, berfungsi untuk memanaskan. Spatula, berfungsi untuk mengambil dan mengaduk bahan.
Setiono (1991), menyatakan bahwa batang pengaduk ini dapat berupa batang kaca dengan diameter 3-5 mm. Yang di potong dengan panjang yang sesuai. Banyak operasi yang melibatkan larutan dan peralatan yang cocok untuk mengaduk yang sederhana.



BAB V
PENUTUP

A. Ksimpulan
Dari hasil penelitian dalam pengenalan alat- alat laboratorium didapatkan beberapa alat praktikum yang berasal dari gelas atau kaca, plastik, dan porselin. Alat-alat tersebut memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda, namun ada beberapa alat yang disamakan fungsinya karena alasan kepraktisan. Alat-alat yang diperkenalkan adalah alat praktikum yang sering digunakan dalam praktikum kimia. Setelah itu kita dapat mengetahui cara pengunaan alat-alay pratikum dan cara mengsterilkan alat alat yang di gunakan. Misalnya pada alat autoklaf dapat mengsterilisasikan alat-alat yang akan di guanakan.




B. Saran
Adapun saran untuk pratikum pengenalan macam-macam alat pratikum mikrobiologi yaitu sebaiknya menyiapakan alat-alat pratikum sebelum di mulai.








DAFTAR PUSTAKA


Riandi, dkk. 2012. Teknik Laboratorium. Bandung: Jica.

Subroto, Joko. 2000. Buku Pintar Alat-Alat Laboratorium. Solo: CV. Aneka.

Setiono. 1991. Kimia Analisis kuantitaif organik. Jakarta. UGC

Widodo, Didik Setiyo, dkk. 2010. Kimia Analisis Kuantitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wirjosoemarto, Koesmadji. 2012. Teknik Laboratorium. Bandung: JICA.

Wirjosoemarto, Koesmadji. 2012. Teknik Laboratorium. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

















No comments:

Post a Comment