LAPORAN PRAKTIKUM I
PENGAMATAN TRIKOMA
Oleh :
Dimas Lukito Agung
(1522220029)
Dosen Pembimbing :
Winna Elisti, M.Si
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tanaman mungkin tampak memiliki rambut, namun istilah
teknis untuk rambut tanaman adalah trikoma. Trikoma ini bisa menyerupai rambut,
tapi mereka tidak sama dengan apa yang dimiliki pada mamalia.
Trikoma yang tidak sama dengan rambut kita, tapi karena
didefinisikan sebagai rambut karena hal itu merupakan perkembangan dari
epidermis, kemudian trikoma digunakan untuk semua tujuan praktis, semacam
rambut. Tidak seperti bulu hewan, meskipun, trikoma sering merupakan sel-sel hidup.
Trikoma dapat berjalan keseluruhan struktur, penampilan,
dan tekstur. Beberapa trikoma yang lemah, beberapa kasar; beberapa yang
bercabang seperti ranting pohon, yang lain berbentuk bintang; beberapa panjang
dan lurus, yang lain pendek dan keriting.
Hanya rambut mamalia melayani berbagai tujuan pelindung,
termasuk isolasi dan kamuflase, begitu trikoma. Trikoma dapat berfungsi sebagai
isolasi dengan menjaga es jauh dari sel-sel daun. Mereka dapat membantu
mengurangi penguapan dengan melindungi tanaman dari angin dan panas. Dalam
banyak kasus, trikoma melindungi tanaman dari serangga herbivora yang mungkin
ingin memakan mereka. Dan dalam beberapa kasus, jika trikoma memiliki bentuk
yang kaku akan menjengkelkan, mereka dapat melindungi tanaman dari herbivora
besar.
Sel-sel epidermis ada yang membentuk struktur berupa rambut-rambut yang
menonjol ke arah luar yang disebut trikoma. Dilihat dari fungsinya, trikoma ini
mempunyai peran yang bermacam- macam. Trikoma pada akar sangat berperan dalam
memperluas bidang penyerapan air dan garam mineral. Dilihat dari kemampuan
menghasilkan sekret, trikoma dibagi menjadi dua, yaitu trikoma glandular dan
trikoma non glandular.
B.
Tujuan
Adapun tujuan dari parktikum yang dilaksankan
bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis dan bentuk dari trikoma
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Struktur
dan fungsi Trikoma
Trikomata merupakan derivat epidermis yang membentuk
struktur beragam seperti rambut, sisik, rambut kelenjar, tonjolan, dan
lain-lain. Trikomata terdapat hampir pada semua organ
tumbuhan. Terkadang trikomata berbentuk pendek yang tampak berupa
penonjolan-penonjolan (seperti bukit-bukit kecil) pada permukaan
epidermis. Trikomata seperti ini disebut papilla. Papilla merupakan alat
sekresi yang mengeluarkan semacam lendir. Papilla yang tidak
mengeluarkan sejenis lendir, tetapi hanya mengeluarkan air
disebut papullae.
Jaringan dewasa pada tumbuhan merupakan jaringan yang sel-selnya
sudah tidak membelah, namun telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi
fungsi dari sel-sel hasil pembelahan meristem. Diferensiasi ini merupakan
proses perubahan jaringan meristem menjadi jaringan-jaringan lain yang lebih
kompleks. Jaringan dewasa ini meliputi jaringan pelindung (epidermis dan
jaringan gabus), jaringan dasar (parenkim), jaringan penguat (kolenkim dan
sklerenkim), dan jaringan pengangkut (xilem dan floem).
Jaringan epidermis merupakan jaringan yang terletak paling luar
pada setiap organ tumbuhan, yaitu pada daun, daun bunga, buah, biji, serta pada
akar dan batang sebelum tumbuhan itu mengalami penebalan sekunder. Menurut
Estiti B. Hidayat (1995) dalam bukunya Anatomi Tumbuhan Berbiji, meskipun
dari segi ontonomi tumbuhan-tumbuhan ini seragam, namun dari segi morfologi
maupun fungsi dari sel epidermisnya tidak seragam. Fungsi khusus jaringan
epidermis adalah sebagai pelindung terhadap hilangnya air akibat penguapan,
kerusakan mekanik, perubahan suhu, dan hilangnya zat-zat makanan.
Selain sel epidermis biasa, terdapat sel epidermis yang telah
berkembang menjadi sel rambut, sel penutup pada stomata, serta sel lain. Adanya
kutin, bahan lemak di dalam dinding luar, membatasi transpirasi. Karena susunan
sel merapat serta berkutikula yang kaku dan kuat, maka epidermis berperan
sebagai penyokong mekanik. Pada akar, adanya kutikula tipis serta rambut akar
menunjukkan bahwa epidermis akar mudah terspesialisasi untuk penyerapan.
Di dalam tumbuhan ini, selain dinding sel, stomata, protoplas,
plastida, spina, sel kersik, velamen dan sel kipas, terdapat juga trichoma atau
rambut-rambut tumbuh yang terbentuk dari sel epidermis maupun jaringan di bawah
epidermis (emergens).
Trichoma (jamak: trichomata) berasal dari kata Yunani
yang berarti “rambut-rambut yang tumbuh” yang seperti telah
disebutkan di pendahuluan, bahwa trichoma ini berasal dari sel-sel
jarimgan epidermis maupun jaringan di bawah epidermis (emergens) yang susunan,
bentuk serta fungsinya memang berbeda-beda. Struktur dari trichoma ini lebih
besar dan padat seperti kutil dan duri, seperti duri pada bunga mawar.
Trikoma terdapat pada hampir semua organ tumbuh-tumbuhan yang
terletak pada epidermisnya selama organ-organ itu hidup aktif. Di samping itu
terdapat juga trichoma yang waktu hidupnya hanya sebentar. Trichoma yang
seperti ini biasanya tumbuh lebih dahulu, menjelang atau dalam hubungan dengan
pertumbuhan organ pertumbuhannya.
Kalau diperhatikan dari susunannya, maka akan didapatkan trichoma
yang terdiri dari satu sel (unicellular), dan yang multiseluler (multicellular).
Yayan Sutrian (2004) dalam Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhannya menjelaskan
bahwa :
- yang unicellular umumnya
tidak bercabang, tetapi ada kalanya pula yang bercabang meski jarang
terjadi.
- yang multicellular terdiri
dari satu deretan sel atau beberapa lapisan sel, bercabang seperti pohon
(dendroid) atau dapat juga mempunyai cabang yang memanjang dan mendatar (stellate
hairs).
Menurut Netolitzky dalam Yayan Sutrian (2004), trichomata yang
multiseluler terdiri dari :
a) Bagian kaki yang
dikitari oleh sel-sel epidermis, dan
b) Bagian badan yang
menonjol ke permukaan epidermis.
Adapun bentuk sel-sel epidermis yang mengitari bagian kaki
terkadang mempunyai bentuk yang berbeda dengan bentuk sel epidermis umumnya.
Terkadang trichoma ini juga berbentuk pendek yang tampak berupa
penonjolan-penonjolan pada permukaan epidermis, bagaikan bukit-bukit kecil.
Oleh para ahli bagian trichoma seperti ini disebut Papilla. Papilla
merupakan alat sekresi yang biasanya mengeluarkan semacam lendir. Papilla yang
tidak mengeluarkan sejenis lendir melainkan hanya mengeluarkan air,
disebut Papullae.
Kegunaan trikoma dalam taksonomi cukup dikenal. Kadang-kadang
famili tertentu dapat dikenal dengan mudah dari macam trikomanya. Menurut
Estiti B. Hidayat (1995), trikoma dapat dibagi menjadi beberapa jenis :
- Trikoma
yang tidak menghasilkan sekret
- Trikoma yang menghasilkan sekret.
Untuk mempermudah
pengertian dapatlah pembagian tentang macam-macam rambut dengan berdasarkan
bentuk dan susunannya diuraikan dibawah ini :
1. Trikoma
yang unicellular, merupakan suatu bulu yang panjang, perhatikan rambut biji
kipas, rindu.
2. Trikoma
yang berbentuk daun, keadaannya kecil, sempit, perhatikan pada paku-pakuan
(Pteridophyta).
3. Trikoma
bercabang seperti bintang, perhatikan pada daun Hibiscus tiliacus.
4. Trikoma
yang multicellular, ujung menggelembung merupakan alat sekresi perhatikan daun
Nicotiana tabacum.
Selain
pembagian macam-macam tricjoma seperti pada bagan di atas, berdasarkan bentuk
dan susunannya dapat ditentukan pula tentang fungsinya, antara lain sebagai
berikut :
1. Trichoma
dapat memperbesar fungsi epidermis sebagai jaringan pelindung, terutama
mencegah penguapan yang berlebihan, perhatikan trichoma pada daun, tulang daun,
batang serta cabang tumbuhan yang hidup di darat.
2. Trikoma
sebagai alat penghisap air dan garam-garam tanah, perhatikan bulu-bulu akar
pada akar tumbuhan, pada biji-biji tumbuhan (kapas, randu dan lain-lain).
3. Trikoma
sebagai pembantu penyebaran biji serta penghisapan air dan memungkinkan
biji-biji itu tumbuh.
4. Trikoma
sebagai pelindung tumbuhan dari gangguan luar, perhatikan tentang rambut-rambut
penyengat.
5. Trikoma
sebagai alat penerus rangsangan yang datang dari luar, yaitu trikoma yang
terdiri dari sel-sel hidup, perhatikan trikoma pada daun-daun tembakau dan
trikoma sebagai alat sekresi.
B. Trikoma Non-Glandular (tak
berkelenjar)
Hidayat (1995) dalam bukunya menyebutkan bahwa trikoma
non-glandular ini ada bermacam-macam bentu, yaitu:
- Rambut
bersel satu atau bersel banyak dan tidak pipih, misalnya pada Lauraceae,Moraceae,Triticum,Pelargonium dan Gossypium. Pada Gossypium, serat
kapas merupakan rambut epidermis bersel satu dari kulit biji dan dapat
mencapai panjang 6 cm.
- Rambut
sisik yang memipih dan bersel banyak, ditemukan tanpa tangkai (sesil) pada
daun duren (Durio zibethinus) atau bertangkai pada Olea.
- Rambut
bercabang dan bersel banyak. Bentuknya dapat seperti bintang, misalnya
rambut di bagian bawah daun waru (Hibiscus tiliaceus) atau seperti
tempat lilin pada Verbascum.
- Rambut
akar merupakan pemanjangan sel epidermis dalam bidang yang tegak lurus
permukaan akar. Sel bebrbentuk bulat panjang, mencapai panjang 80 – 1500
mikrometer dengan garis tengah 5 – 17 mikrometer. rambut akar memiliki
vakuola besar dan biasanya berdinding tipis.
Sama dengan pendapat yang diungkapkan Estiti (1995), Sumardi
(2007) juga menyebutkan bahwa:
- Rambut
uniseluler sederhana / multiseluler uniseriat : umumnya dijumpai pada
Lauraceae, Moraceae, Triticum, Hordeum, Gossypium (rambut biji), Ceiba
pentandra (rambut buah).
- Rambut
skuamiform (bentuk sisik) yang multiseluler dan memipih secara nyata
sekali tidak bertangkai duduk disebut sisik bertangkai rambut berbentuk
perisai (peltata)
- Rambut
multiseluler yang berbentuk bintang (stelata) atau berbentuk seperti tepat
lilin (kandelabrum) Rambut bintang seperti pada Styrax
officinalis dan Hibiscus tiliaceus.
C.
Trikoma Glandular (berkelenjar)
Trikoma sekresi ini dapat bersel satu, bersel banyak, atau berupa
sisik, yang salah satu selnya mempunyai fungsi sekresi sebagai sel atau
jaringan sekretori. Trikoma bersel banyak yang sederhana terdiri dari tangkai
dengan kepala bersel satu atau bersel banyak. Trikoma seperti ini misalnya
terdapat pada daun tembakau. Trikoma yang terdiri dari bagian tangkai dan
kepala, umumnya fungsi sekresi di bagian kepala.
Trikoma kelenjar yang menghasilkan sekret yang kental dan
lengket,dan yangbiasanya terdiri dari tangkai dan
kepala bersel banyak dinamakan koleter.
Trikoma seperti ini ditemukan berkelompok pada tunas muda, dan sekret yang
dihasilkannya menjaga tunas dari kekeringan. Jenis trikoma kelenjar lain adalah
kelenjar cerna yang terdapat pada tumbuhan pemakan serangga seperti Nephenthes.
D.
Macam-macam
Trikoma
Menurut
Mulyani (2006), trikoma dapat dikelompompokkan menjadi dua, yaitu trikoma
nonglandular (rambut tak kelenjar) dan trikoma glandular (rambut kelenjar).
Trikoma nonglandular dikelmompokkan menjadi 4 macam.
1. Trikoma
sederhana yang terdiri atas satu sel atau multisel yang uniseriata, misalnya
pada Lauraceae, Moraceae, Triticum, Hordeum, Pelargonium, dan Gossypium. Pada
Gossypium, serabut bernilai ekonomi ini merupakan rambut epidermis unisel yang
panjangnya 6 cm dan terdapat pada kulit biji. Kelompok ini meliputi papila dan
rambut bergelembung seperti pada Crasulaceae.
2. Trikoma
berbentuk sisik, pipih, dan multisel. Ada yang tidak bertangkai (sessile),
disebut sisik dan ada yang bertangkai sehingga seperti perisai, misalnya pada Olea
3. Trikoma
multisel yang berbentuk seperti bintang, seperti pada styrax, atau yang bercabang
seperti Platanus Verbascum.
4. Trikoma
kasar berlapis banyak terdapat pada pangkal tangkai portulaca oleraceae, Schizanthus,
dan spesies tertentu Compositae.
Menurut
Harisha (2013), trikoma glandular terlibat dalam sekresi berbagai senyawa,
yaitu larutan garam, madu, terpen, dan polisakarida. Trikoma yang mensekresikan
garam ada dua macam bentuknya.
1. Trikoma
seperti gelembung yang terdiri atas sel kelenjar. Bagian ujung besar dengan
tangkai sempit, terdiri atas satu atau lebih garam disekresikan sitoplasma ke
dalam vakuola yang besar dengan tangkai sempit, terdiri atas satu atau lebih
sel dan sebuah sel basal seperti yang terlihat pada Atriplex. Garam disekresikan sitoplasma ke dalam vakuola yang
besar. Sel kelenjar ini mengering pada
daun yang tua, dan garamnya masih terdapat pada permukaan, berupa lapisan yang
bewarna putih.
2. Kelenjar
multisel yang terdiri atas beberapa sel kelenjar dan sel basal, ada juga yang
mempunyai tangkai. Misalnya, kelenjar kapur dari plumbago capensis dan kelenjar garam dari Limonium, Avicennia, dan Tamarix. Kelenjar ini penuh sitoplasma,
kaya mitokondria, RE, badan golgi, dan mempunyai banyak struktur pembuluh.
Larutan garam aktif disekresikan ke permukaan sel kelenjar melalui lubang pada
kutikula penutup sel kelenjar ini
Beberapa
contoh rambut kelenjar trikoma glandular adalah sebagai berikut:
1. Trikoma
hidatoda
Trikoma
hidatoda adalah rambut yang mensekresi larutan berisi senyawa organik dan
anorganik. Trikoma glandular yang terdapat pada daun muda dan batang Cicer arietinum terdiri atas tangkai
uniseriata dan kepala oval yang multisel. Antara lapisan selulosa dinding dan
kutikula pada ujung kelenjar terdapat ruas subkutikula yang dibentuk selama
sekresi. Apabila tekanan meningkat sampai nilai tertentu, lubang pada kutikula
terbuka dan tetes tampak pada permukaan. Adanya banyak mitokondria dalam sel
rambut ini menunjukkan adanya proses sekresi yang aktif. Karena trikoma ini
secara aktif melakukan sekresi, istilah trikoma hidatoda kurang sesuai.
2. Trikoma
yang Mensekresikan Madu
Misalnya
pada kelompok bunga Abutilon, mahkota
bunga Lonicera japonica, dan
Tropaeolum majus. Pada tahap sekresi, sitoplasmanya penuh dan terutama banyak
mengandung RE. Sel epidermis yang tidak berbentuk trikoma dapat juga menjadi
kelenjar, misalnya pada tepi daun Prunus
amigdades Idan Ailanthus altissima.
3. Trikoma
yang Menghasilkan Lendir
Misalnya
yang terdapat pada selaput bumbung Rumex dan
Rheum. Lendir yang disekresikan
terutama polisakarida. Gelembung golgi terlibat dalam sekresi ini. lendir yang
dikeluarkan disimpan dalam ruangan antara dinding sel dan kutikula. Apabila
ktikula sobek, lendir dapat keluar.
BAB III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Kegiatan
praktikum Pengamatan Trikoma ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 31 Maret 2017, pukul 08.00-10.00 WIB, di Laboratorium Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.
B. Alat dan Bahan
1 Alat
Adapun Alat yang di gunakan
dalam Pengenalan Mikroskop sebagai berikut:
1)
Mikroskop binokuler
2)
Gunting
3)
Kapas
4)
Pinset
5)
Beker gelas
6)
Pipet tetes
2 Bahan
Adapun Bahan yang di gunakan dalam Pengenalan
Mikroskop sebagai berikut:
1)
Pewarna giant violet
2) Air
Aquades
3) 3
daun berbeda yang mempunyai trikoma
C. Cara Kerja
1)
Siapkan mikroskop dan sediakan
alat serta bahan yang akan diamati
2)
Kemudian ambil lima
tetes pewarna giant violet menggunakan pipet tetes dan masukkan kedalam beker
glass.
3)
Setelah itu tuangkan
aquades kedalam beker glass yang berisi giant violetlalu aduk hingga warnanya
merata.
4)
Berikutnya amatilah
obyek dengan mikroskop dengan perubahan skala yang berbeda-beda, dimulai dari
skala perbesaran terendah hingga skala perbesaran tinggi.
5)
Gambar dan beri
keterangan berdasarkan hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel pengamatan Trikoma daun Ceri
Gambar Pengamatan
|
|
|
|
Keterangan
|
Klasifikasi
|
Trikoma berbentuk Duri
Perbesaran 4x10
|
Kingdom :
Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi
: Spermatophyta
Divisi : Spermatophyta
Kelas : dicotyledoneae
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Elaeocarpaceae
Genus : Muntingia
Spesies
: Muntingia calabura L.
|
Tabel
pengamatan daun Bunga Kertas
Gambar Pengamatan
|
|
|
|
Keterangan
|
Klasifikasi
|
Trikoma berbentuk Duri halus
Perbesaran 4x10
|
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Divisi : Tracheobionta
Sub Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllanae
Famili :
Nytaginaceae
Genus : Bougainvillea.
Spesies : Bougainvillea
glabra
|
Tabel
pengamatan Trikoma Daun Bayam
Gambar Pengamatan
|
|
|
|
Keterangan
|
Klasifikasi
|
Trikoma berbentuk Rambut
Perbesaran 4x10
|
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Sub Divisi : Spermatophyta
Division :
Magnoliophyta
Class : Magnoliophyta
Sub Classis : Caryophyllidae
Famili : Amaranthacea
Genus : Amaranthus
Species : Amaranthus L.
|
B.
Pembahasan
Pada
pengamatan tabel satu yaitu pengamatan trikoma daun ceri dapat dipastikan bahwa
bentuk dari dari trikoma tersebut adalah berbentuk duri. Dengan mengunakan
mikroskop dengan perbesaran 4x10 terdapat duri di daerah daun tersebut. Duri
terbut terdapat di sel epidermis, dimana sel epidermis tersebut bertugas
membantu melindungi daun dan proses fotosintesis. Menurut Suharsono (2009)
mengemukakakn bahwa keragaman
jenis serta bentuk dari trikoma yang ditemukan memiliki keterkaitan dengan
fungsi trikoma yang merupakan derivate epidermis sebagai pelindung organ daun.
Seperti yang ditulis oleh (Fahn, 1979) bahwa masing-masing trikoma mempunyai
fungsi yang berbeda, trikoma non-kelenjar antara lain berfungsi sebagai
penghalang masuknya pathogen melalui stomata, sedangkan trikoma kelenjar
berfungsi mengeluarkan metabolit sekunder. Bentuk, ukuran serta kerapatan
bentuk serta jenis trikoma juga mempengaruhi terhadap fungsi dari trikoma dalam
perlindungan organ daun suatu tanaman. Dikatakan bahwa trikoma pada jaringan
epidermis mempunyai sifat khusus sebagai daya pertahanan dari serangga
ditentukan oleh adanya kelenjar (glandula) atau tidak (non sekretori),
kerapatan, panjang, bentuk, dan ketegakan trikoma.
Pada
pengamatan tabel dua yaitu pengamatan trikoma daun bunga kertas yang dipastikan
bahwa trikoma disekitar daun tersebut yaitu berbentuk duri halus. Dengan
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4x10 dapat di lihat di daerah epidermis
yang ditumbuhi duri halus tersebut, dengan sel kepalanya yang berjumlah lebih
dari satu. Sehingga termasuk dalam multiselulr. Kedua bentuk trikomata ini
termasuk galanduler karena memiliki sistolit di dalamnya.
Menururut
Yayan (2004) mengemukakan bahwa trikoma granduler dapat tersusun oleh satu sel
atau banyak sel. Trikoma granduler yang tersusun atas satu sel merupakan
tonjolan kecil disebut papula atau dapat berupa sel yang panjang. Tipe kedua
yang trikoma granduler terdiri atas tangkai dan kepala yang tersusun dari satu
atau banyak sel. Sel kepala merupakan bagian sekretoris trikoma.
Pada pengamatan di tabel ketiga yaitu
pengamatan trikoma daun bayam yang dipastikan bahwa terdapat trikoma berbentuk
rambut di sekitar epidermis. Di bawah sekitar epidermis tersebut berfungsi
untuk mengurangi penguapan, menerus
rangsang, mengurangi gangguan hewan. Dari pengmatan tersebut diketahui bahwa
bagian rambut halus tersebut adalah papilla.
Menurut
Hidayat (1995), mengemukakan bahwa Terkadang trichoma ini juga berbentuk pendek
yang tampak berupa penonjolan-penonjolan pada permukaan epidermis, bagaikan
bukit-bukit kecil. Oleh para ahli bagian trichoma seperti ini disebut Papilla.
Papilla merupakan alat sekresi yang biasanya mengeluarkan semacam lendir.
Papilla yang tidak mengeluarkan sejenis lendir melainkan hanya mengeluarkan
air, disebut Papullae.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Trikoma
adalah alat tambahan pada tumbuhan yang terletak di epidermis, baik yang unisel
maupun multisel. Trikoma mempunya struktur yang lebih padat seperti tonjolan,
struktur kelenjar dan duri yang terdiri atas sel epidermis atau jaringan subepidermis
yang disebut emergence. Dari semua trikomata terdapat bberapa jenis dari
trikomata tersebut yaitu tipe tanduk, sisik, bintang rambut, glandulahair, dan
papilla.
B.
Saran
Untuk praktikum
selanjutnya sebaiknya ketika melakukan pengamatan agar mengantri biar pengamat
yang lain dapat melakukan pengamatan
DAFTAR
PUSTAKA
Fahn, A. 1982. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah
mada University
Harisha, CR. & Jani, S. 2013. Pharmaconostical Study
on Trichome of Solanaceae and its Significance. Jamnagar : IPGT & RA Gujarat
Ayurved University
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan
Berbiji. Bandung: ITB
Mulyani, Sri. 2006.
Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Suharsono. 2009.
Hubungan Kerapatan Trikoma dengan Intensitas Serangan
Penggerak Tanaman Polong Kedelai. Malang. Unpublish
Yayan, Sutrian. 2004. Anatomi Tumbuhan.
Bandung: ITB
No comments:
Post a Comment