Saturday, April 6, 2019

LAPORAN PRAKTIKUM I PENGAMATAN TRIKOMA


LAPORAN PRAKTIKUM I
PENGAMATAN TRIKOMA




Oleh :
Dimas Lukito Agung  (1522220029)


Dosen Pembimbing :
Winna Elisti, M.Si



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Tanaman mungkin tampak memiliki rambut, namun istilah teknis untuk rambut tanaman adalah trikoma. Trikoma ini bisa menyerupai rambut, tapi mereka tidak sama dengan apa yang dimiliki pada mamalia.
Trikoma yang tidak sama dengan rambut kita, tapi karena didefinisikan sebagai rambut karena hal itu merupakan perkembangan dari epidermis, kemudian trikoma digunakan untuk semua tujuan praktis, semacam rambut. Tidak seperti bulu hewan, meskipun, trikoma sering merupakan sel-sel hidup.
Trikoma dapat berjalan keseluruhan struktur, penampilan, dan tekstur. Beberapa trikoma yang lemah, beberapa kasar; beberapa yang bercabang seperti ranting pohon, yang lain berbentuk bintang; beberapa panjang dan lurus, yang lain pendek dan keriting.
Hanya rambut mamalia melayani berbagai tujuan pelindung, termasuk isolasi dan kamuflase, begitu trikoma. Trikoma dapat berfungsi sebagai isolasi dengan menjaga es jauh dari sel-sel daun. Mereka dapat membantu mengurangi penguapan dengan melindungi tanaman dari angin dan panas. Dalam banyak kasus, trikoma melindungi tanaman dari serangga herbivora yang mungkin ingin memakan mereka. Dan dalam beberapa kasus, jika trikoma memiliki bentuk yang kaku akan menjengkelkan, mereka dapat melindungi tanaman dari herbivora besar.
Sel-sel epidermis ada yang membentuk struktur berupa rambut-rambut yang menonjol ke arah luar yang disebut trikoma. Dilihat dari fungsinya, trikoma ini mempunyai peran yang bermacam- macam. Trikoma pada akar sangat berperan dalam memperluas bidang penyerapan air dan garam mineral. Dilihat dari kemampuan menghasilkan sekret, trikoma dibagi menjadi dua, yaitu trikoma glandular dan trikoma non glandular.

B.     Tujuan
Adapun tujuan dari parktikum yang dilaksankan bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis dan bentuk dari trikoma

































BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.     Struktur dan fungsi Trikoma
Trikomata merupakan derivat epidermis yang membentuk struktur beragam seperti rambut, sisik, rambut kelenjar, tonjolan, dan lain-lain. Trikomata terdapat hampir pada semua organ tumbuhan. Terkadang trikomata berbentuk pendek yang tampak berupa penonjolan-penonjolan (seperti bukit-bukit kecil) pada permukaan epidermis. Trikomata seperti ini disebut papilla. Papilla merupakan alat sekresi yang mengeluarkan semacam lendir. Papilla yang tidak mengeluarkan sejenis lendir, tetapi hanya mengeluarkan air disebut papullae.
Jaringan dewasa pada tumbuhan merupakan jaringan yang sel-selnya sudah tidak membelah, namun telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi fungsi dari sel-sel hasil pembelahan meristem. Diferensiasi ini merupakan proses perubahan jaringan meristem menjadi jaringan-jaringan lain yang lebih kompleks. Jaringan dewasa ini meliputi jaringan pelindung (epidermis dan jaringan gabus), jaringan dasar (parenkim), jaringan penguat (kolenkim dan sklerenkim), dan jaringan pengangkut (xilem dan floem).
Jaringan epidermis merupakan jaringan yang terletak paling luar pada setiap organ tumbuhan, yaitu pada daun, daun bunga, buah, biji, serta pada akar dan batang sebelum tumbuhan itu mengalami penebalan sekunder. Menurut Estiti B. Hidayat (1995) dalam bukunya Anatomi Tumbuhan Berbiji, meskipun dari segi ontonomi tumbuhan-tumbuhan ini seragam, namun dari segi morfologi maupun fungsi dari sel epidermisnya tidak seragam. Fungsi khusus jaringan epidermis adalah sebagai pelindung terhadap hilangnya air akibat penguapan, kerusakan mekanik, perubahan suhu, dan hilangnya zat-zat makanan.
Selain sel epidermis biasa, terdapat sel epidermis yang telah berkembang menjadi sel rambut, sel penutup pada stomata, serta sel lain. Adanya kutin, bahan lemak di dalam dinding luar, membatasi transpirasi. Karena susunan sel merapat serta berkutikula yang kaku dan kuat, maka epidermis berperan sebagai penyokong mekanik. Pada akar, adanya kutikula tipis serta rambut akar menunjukkan bahwa epidermis akar mudah terspesialisasi untuk penyerapan.
Di dalam tumbuhan ini, selain dinding sel, stomata, protoplas, plastida, spina, sel kersik, velamen dan sel kipas, terdapat juga trichoma atau rambut-rambut tumbuh yang terbentuk dari sel epidermis maupun jaringan di bawah epidermis (emergens).
Trichoma (jamak: trichomata) berasal dari kata Yunani yang berarti “rambut-rambut yang tumbuh” yang seperti telah disebutkan di pendahuluan, bahwa trichoma ini  berasal dari sel-sel jarimgan epidermis maupun jaringan di bawah epidermis (emergens) yang susunan, bentuk serta fungsinya memang berbeda-beda. Struktur dari trichoma ini lebih besar dan padat seperti kutil dan duri, seperti duri pada bunga mawar.
Trikoma terdapat pada hampir semua organ tumbuh-tumbuhan yang terletak pada epidermisnya selama organ-organ itu hidup aktif. Di samping itu terdapat juga trichoma yang waktu hidupnya hanya sebentar. Trichoma yang seperti ini biasanya tumbuh lebih dahulu, menjelang atau dalam hubungan dengan pertumbuhan organ pertumbuhannya.
Kalau diperhatikan dari susunannya, maka akan didapatkan trichoma yang terdiri dari satu sel (unicellular), dan yang multiseluler (multicellular). Yayan Sutrian (2004) dalam Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhannya menjelaskan bahwa :
  1. yang unicellular umumnya tidak bercabang, tetapi ada kalanya pula yang bercabang meski jarang terjadi.
  2. yang multicellular terdiri dari satu deretan sel atau beberapa lapisan sel, bercabang seperti pohon (dendroid) atau dapat juga mempunyai cabang yang memanjang dan mendatar (stellate hairs).
Menurut Netolitzky dalam Yayan Sutrian (2004), trichomata yang multiseluler terdiri dari :
a)   Bagian kaki yang dikitari oleh sel-sel epidermis, dan
b)   Bagian badan yang menonjol ke permukaan epidermis.
Adapun bentuk sel-sel epidermis yang mengitari bagian kaki terkadang mempunyai bentuk yang berbeda dengan bentuk sel epidermis umumnya.
Terkadang trichoma ini juga berbentuk pendek yang tampak berupa penonjolan-penonjolan pada permukaan epidermis, bagaikan bukit-bukit kecil. Oleh para ahli bagian trichoma seperti ini disebut Papilla. Papilla merupakan alat sekresi yang biasanya mengeluarkan semacam lendir. Papilla yang tidak mengeluarkan sejenis lendir melainkan hanya mengeluarkan air, disebut Papullae.
Kegunaan trikoma dalam taksonomi cukup dikenal. Kadang-kadang famili tertentu dapat dikenal dengan mudah dari macam trikomanya. Menurut Estiti B. Hidayat (1995), trikoma dapat dibagi menjadi beberapa jenis :
  1. Trikoma yang tidak menghasilkan sekret
  2. Trikoma yang menghasilkan sekret.
Untuk mempermudah pengertian dapatlah pembagian tentang macam-macam rambut dengan berdasarkan bentuk dan susunannya diuraikan dibawah ini :
1.      Trikoma yang unicellular, merupakan suatu bulu yang panjang, perhatikan rambut biji kipas, rindu.
2.      Trikoma yang berbentuk daun, keadaannya kecil, sempit, perhatikan pada paku-pakuan (Pteridophyta).
3.      Trikoma bercabang seperti bintang, perhatikan pada daun Hibiscus tiliacus.
4.      Trikoma yang multicellular, ujung menggelembung merupakan alat sekresi perhatikan daun Nicotiana tabacum.
Selain pembagian macam-macam tricjoma seperti pada bagan di atas, berdasarkan bentuk dan susunannya dapat ditentukan pula tentang fungsinya, antara lain sebagai berikut :
1.      Trichoma dapat memperbesar fungsi epidermis sebagai jaringan pelindung, terutama mencegah penguapan yang berlebihan, perhatikan trichoma pada daun, tulang daun, batang serta cabang tumbuhan yang hidup di darat.
2.      Trikoma sebagai alat penghisap air dan garam-garam tanah, perhatikan bulu-bulu akar pada akar tumbuhan, pada biji-biji tumbuhan (kapas, randu dan lain-lain).
3.      Trikoma sebagai pembantu penyebaran biji serta penghisapan air dan memungkinkan biji-biji itu tumbuh.
4.      Trikoma sebagai pelindung tumbuhan dari gangguan luar, perhatikan tentang rambut-rambut penyengat.
5.      Trikoma sebagai alat penerus rangsangan yang datang dari luar, yaitu trikoma yang terdiri dari sel-sel hidup, perhatikan trikoma pada daun-daun tembakau dan trikoma sebagai alat sekresi.

B.     Trikoma Non-Glandular (tak berkelenjar)
Hidayat (1995) dalam bukunya menyebutkan bahwa trikoma non-glandular ini ada bermacam-macam bentu, yaitu:
  1. Rambut bersel satu atau bersel banyak dan tidak pipih, misalnya pada Lauraceae,Moraceae,Triticum,Pelargonium dan Gossypium. Pada Gossypium, serat kapas merupakan rambut epidermis bersel satu dari kulit biji dan dapat mencapai panjang 6 cm.
  2. Rambut sisik yang memipih dan bersel banyak, ditemukan tanpa tangkai (sesil) pada daun duren (Durio zibethinus) atau bertangkai pada Olea.
  3. Rambut bercabang dan bersel banyak. Bentuknya dapat seperti bintang, misalnya rambut di bagian bawah daun waru (Hibiscus tiliaceus) atau seperti tempat lilin pada Verbascum.
  4. Rambut akar merupakan pemanjangan sel epidermis dalam bidang yang tegak lurus permukaan akar. Sel bebrbentuk bulat panjang, mencapai panjang 80 – 1500 mikrometer dengan garis tengah 5 – 17 mikrometer. rambut akar memiliki vakuola besar dan biasanya berdinding tipis.
Sama dengan pendapat yang diungkapkan Estiti (1995), Sumardi (2007) juga menyebutkan bahwa:
  1. Rambut uniseluler sederhana / multiseluler uniseriat : umumnya dijumpai pada Lauraceae, Moraceae, Triticum, Hordeum, Gossypium (rambut biji), Ceiba pentandra (rambut buah).
  2. Rambut skuamiform (bentuk sisik) yang multiseluler dan memipih secara nyata sekali tidak bertangkai duduk disebut sisik bertangkai rambut berbentuk perisai (peltata)
  3. Rambut multiseluler yang berbentuk bintang (stelata) atau berbentuk seperti tepat lilin (kandelabrum) Rambut bintang seperti pada Styrax officinalis dan Hibiscus tiliaceus.

C.    Trikoma Glandular (berkelenjar)
Trikoma sekresi ini dapat bersel satu, bersel banyak, atau berupa sisik, yang salah satu selnya mempunyai fungsi sekresi sebagai sel atau jaringan sekretori. Trikoma bersel banyak yang sederhana terdiri dari tangkai dengan kepala bersel satu atau bersel banyak. Trikoma seperti ini misalnya terdapat pada daun tembakau. Trikoma yang terdiri dari bagian tangkai dan kepala, umumnya fungsi sekresi di bagian kepala.
Trikoma kelenjar yang menghasilkan sekret yang kental dan lengket,dan yangbiasanya  terdiri  dari  tangkai  dan  kepala  bersel  banyak  dinamakan  koleter. Trikoma seperti ini ditemukan berkelompok pada tunas muda, dan sekret yang dihasilkannya menjaga tunas dari kekeringan. Jenis trikoma kelenjar lain adalah kelenjar cerna yang terdapat pada tumbuhan pemakan serangga seperti Nephenthes.

D.    Macam-macam Trikoma
Menurut Mulyani (2006), trikoma dapat dikelompompokkan menjadi dua, yaitu trikoma nonglandular (rambut tak kelenjar) dan trikoma glandular (rambut kelenjar). Trikoma nonglandular dikelmompokkan menjadi 4 macam.
1.      Trikoma sederhana yang terdiri atas satu sel atau multisel yang uniseriata, misalnya pada Lauraceae, Moraceae, Triticum, Hordeum, Pelargonium, dan Gossypium. Pada Gossypium, serabut bernilai ekonomi ini merupakan rambut epidermis unisel yang panjangnya 6 cm dan terdapat pada kulit biji. Kelompok ini meliputi papila dan rambut bergelembung seperti pada Crasulaceae.
2.      Trikoma berbentuk sisik, pipih, dan multisel. Ada yang tidak bertangkai (sessile), disebut sisik dan ada yang bertangkai sehingga seperti perisai, misalnya pada Olea
3.      Trikoma multisel yang berbentuk seperti bintang, seperti pada styrax, atau yang bercabang seperti Platanus Verbascum.
4.      Trikoma kasar berlapis banyak terdapat pada pangkal tangkai portulaca oleraceae, Schizanthus, dan spesies tertentu Compositae.
Menurut Harisha (2013), trikoma glandular terlibat dalam sekresi berbagai senyawa, yaitu larutan garam, madu, terpen, dan polisakarida. Trikoma yang mensekresikan garam ada dua macam bentuknya.
1.      Trikoma seperti gelembung yang terdiri atas sel kelenjar. Bagian ujung besar dengan tangkai sempit, terdiri atas satu atau lebih garam disekresikan sitoplasma ke dalam vakuola yang besar dengan tangkai sempit, terdiri atas satu atau lebih sel dan sebuah sel basal seperti yang terlihat pada Atriplex. Garam disekresikan sitoplasma ke dalam vakuola yang besar. Sel kelenjar ini mengering  pada daun yang tua, dan garamnya masih terdapat pada permukaan, berupa lapisan yang bewarna putih.
2.      Kelenjar multisel yang terdiri atas beberapa sel kelenjar dan sel basal, ada juga yang mempunyai tangkai. Misalnya, kelenjar kapur dari plumbago capensis dan kelenjar garam dari Limonium, Avicennia, dan Tamarix. Kelenjar ini penuh sitoplasma, kaya mitokondria, RE, badan golgi, dan mempunyai banyak struktur pembuluh. Larutan garam aktif disekresikan ke permukaan sel kelenjar melalui lubang pada kutikula penutup sel kelenjar ini
Beberapa contoh rambut kelenjar trikoma glandular adalah sebagai berikut:
1.      Trikoma hidatoda
Trikoma hidatoda adalah rambut yang mensekresi larutan berisi senyawa organik dan anorganik. Trikoma glandular yang terdapat pada daun muda dan batang Cicer arietinum terdiri atas tangkai uniseriata dan kepala oval yang multisel. Antara lapisan selulosa dinding dan kutikula pada ujung kelenjar terdapat ruas subkutikula yang dibentuk selama sekresi. Apabila tekanan meningkat sampai nilai tertentu, lubang pada kutikula terbuka dan tetes tampak pada permukaan. Adanya banyak mitokondria dalam sel rambut ini menunjukkan adanya proses sekresi yang aktif. Karena trikoma ini secara aktif melakukan sekresi, istilah trikoma hidatoda kurang sesuai.
2.      Trikoma yang Mensekresikan Madu
Misalnya pada kelompok bunga Abutilon, mahkota bunga Lonicera japonica, dan Tropaeolum majus. Pada tahap sekresi, sitoplasmanya penuh dan terutama banyak mengandung RE. Sel epidermis yang tidak berbentuk trikoma dapat juga menjadi kelenjar, misalnya pada tepi daun Prunus amigdades Idan Ailanthus altissima.
3.      Trikoma yang Menghasilkan Lendir
Misalnya yang terdapat pada selaput bumbung Rumex dan Rheum. Lendir yang disekresikan terutama polisakarida. Gelembung golgi terlibat dalam sekresi ini. lendir yang dikeluarkan disimpan dalam ruangan antara dinding sel dan kutikula. Apabila ktikula sobek, lendir dapat keluar.
















BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A.  Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum Pengamatan Trikoma ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 31 Maret 2017, pukul 08.00-10.00 WIB, di Laboratorium Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.

B.  Alat dan Bahan
 1  Alat
Adapun Alat yang di gunakan dalam Pengenalan Mikroskop sebagai berikut:
1)         Mikroskop binokuler
2)         Gunting
3)         Kapas
4)         Pinset
5)         Beker gelas
6)         Pipet tetes
 2   Bahan
Adapun Bahan yang di gunakan dalam Pengenalan Mikroskop sebagai   berikut:
1)      Pewarna giant violet
2)      Air Aquades
3)      3 daun berbeda yang mempunyai trikoma

C.  Cara Kerja
1)   Siapkan mikroskop dan sediakan alat serta bahan yang akan diamati
2)   Kemudian ambil lima tetes pewarna giant violet menggunakan pipet tetes dan masukkan kedalam beker glass.
3)   Setelah itu tuangkan aquades kedalam beker glass yang berisi giant violetlalu aduk hingga warnanya merata.
4)   Berikutnya amatilah obyek dengan mikroskop dengan perubahan skala yang berbeda-beda, dimulai dari skala perbesaran terendah hingga skala perbesaran tinggi.
5)   Gambar dan beri keterangan berdasarkan hasil pengamatan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil
Tabel pengamatan Trikoma daun Ceri
Gambar Pengamatan







Keterangan
Klasifikasi





Trikoma berbentuk Duri

Perbesaran 4x10




Kingdom       : Plantae
Subkingdom  : Tracheobionta
Super Divisi   : Spermatophyta
Divisi             : Spermatophyta
Kelas             : dicotyledoneae
Sub Kelas      : Dilleniidae
Ordo              : Malvales
Famili            : Elaeocarpaceae
Genus             : Muntingia
Spesies       : Muntingia calabura L.




Tabel pengamatan daun Bunga Kertas
Gambar Pengamatan







Keterangan
Klasifikasi







Trikoma berbentuk Duri halus

Perbesaran 4x10
Kingdom      : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Divisi           : Tracheobionta
Sub Divisi    : Spermatophyta
Kelas            : Magnoliopsida
Ordo             : Caryophyllanae
Famili           : Nytaginaceae
Genus           : Bougainvillea.
Spesies         Bougainvillea glabra



Tabel pengamatan Trikoma Daun Bayam
Gambar Pengamatan














Keterangan
Klasifikasi







Trikoma berbentuk Rambut

Perbesaran 4x10
Kingdom        : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Sub Divisi      : Spermatophyta
Division         : Magnoliophyta
Class              : Magnoliophyta
Sub Classis     : Caryophyllidae
Famili             : Amaranthacea
Genus             : Amaranthus
Species           : Amaranthus L.






B.     Pembahasan
Pada pengamatan tabel satu yaitu pengamatan trikoma daun ceri dapat dipastikan bahwa bentuk dari dari trikoma tersebut adalah berbentuk duri. Dengan mengunakan mikroskop dengan perbesaran 4x10 terdapat duri di daerah daun tersebut. Duri terbut terdapat di sel epidermis, dimana sel epidermis tersebut bertugas membantu melindungi daun dan proses fotosintesis. Menurut Suharsono (2009) mengemukakakn bahwa keragaman jenis serta bentuk dari trikoma yang ditemukan memiliki keterkaitan dengan fungsi trikoma yang merupakan derivate epidermis sebagai pelindung organ daun. Seperti yang ditulis oleh (Fahn, 1979) bahwa masing-masing trikoma mempunyai fungsi yang berbeda, trikoma non-kelenjar antara lain berfungsi sebagai penghalang masuknya pathogen melalui stomata, sedangkan trikoma kelenjar berfungsi mengeluarkan metabolit sekunder. Bentuk, ukuran serta kerapatan bentuk serta jenis trikoma juga mempengaruhi terhadap fungsi dari trikoma dalam perlindungan organ daun suatu tanaman. Dikatakan bahwa trikoma pada jaringan epidermis mempunyai sifat khusus sebagai daya pertahanan dari serangga ditentukan oleh adanya kelenjar (glandula) atau tidak (non sekretori), kerapatan, panjang, bentuk, dan ketegakan trikoma.
      Pada pengamatan tabel dua yaitu pengamatan trikoma daun bunga kertas yang dipastikan bahwa trikoma disekitar daun tersebut yaitu berbentuk duri halus. Dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4x10 dapat di lihat di daerah epidermis yang ditumbuhi duri halus tersebut, dengan sel kepalanya yang berjumlah lebih dari satu. Sehingga termasuk dalam multiselulr. Kedua bentuk trikomata ini termasuk galanduler karena memiliki sistolit di dalamnya.
      Menururut Yayan (2004) mengemukakan bahwa trikoma granduler dapat tersusun oleh satu sel atau banyak sel. Trikoma granduler yang tersusun atas satu sel merupakan tonjolan kecil disebut papula atau dapat berupa sel yang panjang. Tipe kedua yang trikoma granduler terdiri atas tangkai dan kepala yang tersusun dari satu atau banyak sel. Sel kepala merupakan bagian sekretoris trikoma.
Pada pengamatan di tabel ketiga yaitu pengamatan trikoma daun bayam yang dipastikan bahwa terdapat trikoma berbentuk rambut di sekitar epidermis. Di bawah sekitar epidermis tersebut berfungsi untuk mengurangi penguapan, menerus rangsang, mengurangi gangguan hewan. Dari pengmatan tersebut diketahui bahwa bagian rambut halus tersebut adalah papilla.
Menurut Hidayat (1995), mengemukakan bahwa Terkadang trichoma ini juga berbentuk pendek yang tampak berupa penonjolan-penonjolan pada permukaan epidermis, bagaikan bukit-bukit kecil. Oleh para ahli bagian trichoma seperti ini disebut Papilla. Papilla merupakan alat sekresi yang biasanya mengeluarkan semacam lendir. Papilla yang tidak mengeluarkan sejenis lendir melainkan hanya mengeluarkan air, disebut Papullae.
 
BAB V
  PENUTUP

A.    Kesimpulan
Trikoma adalah alat tambahan pada tumbuhan yang terletak di epidermis, baik yang unisel maupun multisel. Trikoma mempunya struktur yang lebih padat seperti tonjolan, struktur kelenjar dan duri yang terdiri atas sel epidermis atau jaringan subepidermis yang disebut emergence. Dari semua trikomata terdapat bberapa jenis dari trikomata tersebut yaitu tipe tanduk, sisik, bintang rambut, glandulahair, dan papilla.

B.     Saran
Untuk praktikum selanjutnya sebaiknya ketika melakukan pengamatan agar mengantri biar pengamat yang lain dapat melakukan pengamatan











DAFTAR PUSTAKA

Fahn, A. 1982. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah mada University

Harisha, CR. & Jani, S. 2013. Pharmaconostical Study on Trichome of Solanaceae and its Significance. Jamnagar : IPGT & RA Gujarat   Ayurved University

Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

Suharsono. 2009. Hubungan Kerapatan Trikoma dengan Intensitas Serangan  Penggerak Tanaman Polong Kedelai. Malang. Unpublish
Yayan, Sutrian. 2004. Anatomi Tumbuhan. Bandung: ITB


No comments:

Post a Comment