Saturday, April 6, 2019

LAPORAN PRAKTIKUM III PENGAMATAN STRUKTUR BUAH


LAPORAN PRAKTIKUM III
PENGAMATAN STRUKTUR BUAH




Oleh :
Dimas Lukito Agung  (1522220029)


Dosen Pembimbing :
Winna Elisti, M.Si



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Akar, batang, daun, serta bagian-bagian tumbuhan lainnya merupakan bagian-bagian yang secara langsung berguna untuk mempertahankan kehidupan (untuk penyerapan makanan, pengolahan bahan-bahan yang diserap menjadi bahan-bahan yang digunakan oleh tumbuhan untuk keperluan hidupanya, pernafasan, pertumbuhan, tumbuhan itu sendiri selama pertumbuhannya, oleh sebab itu alat-alat tersebut seringkali dinamakan pula alat-alat pertumbuhan atau alat-alat vegetatif (Mulyani, 2006).
Buah dan biji adalah bagian dari organ reproduksi tumbuhan tingkat tinggi. Pada hakekatnya keberadaan buah hanya dapat dijumpai pada tumbuhan yang memiliki fungsi dan tujuan yang sama yaitu untuk menjamin kehidupannya. Tumbuhan berbiji terbagi menjadi dua kelas yakni angiospermae dan gymnospermae. angiospermae terdiri dari monokotiledon dan dikotiledon.
Struktur biji dikotil dan monokotil memiliki struktur biji yang berbedadengan fungsinya masing-masing.Struktur biji erat kaitannya dengan cadangan makanan karenaakumulasi cadangan makanan berhubungan dengan tempat dimanacadangan tersebut akan disimpan. Derajat dan macam variasi komponen dalam perkembangannya sama atau tidak semua tergantung denganbeberapa struktur dasar yang berbeda untuk masing-masing tipe biji.Pengetahuan tentang struktur biji akan memberikan pemahaman yang baik tentang perbedaan struktur biji antara tanaman monokotil dan dikotil.Maka dari itu, diadakan praktikum mengenai struktur biji (Mulyani, 2006).
Buah adalah suatu hasil dari proses akhir yang mulai dari penyerbukan atau persarian. Pada hakikatnya buah hanya dibedakan kedalam 2 jenis, yang pertama adalah buah semu dan yang kedua adalah buah sejati. Tak lepas dari penamaan buah tersebut menjadi buah sejati dan buah semu dapat dilihat dari struktur buahdan bagian-bagian buah yang ada pada buah.
Misalnya dikatakan buah sejati atau buah sebenarnya adalah ketika bentuk buah tidak terhalangi oleh bagian-bagianbuah yang ada, pengecualian tetap ada, seperti pada buah jambu mete terlihat tangkai bunga yang membesar seperti buah, padahal bagian yang membesar itubukan buah tapi tangkai buah.. Dikatakan buah semu karena terlihat bagian-bagian yang menghalangi atau membungkus buah yang sebenarnya, seperti pada buah ciplukan bagian buahnyaterhalang oleh kelopak bunga yang ikut tumbuh dalam proses pembuahan dankemudian tumbuh dan membungkus bagian buah yang sebenarnya .Selain itu, ada juga pengkhususan-pengkhususan pada buah, seperti buahsemu dibagi lagi menjadi buah semu tunggal, buah semu ganda, dan buah semu majemuk. pada buah semu kadangkala bentuknya dapat menipu dan membuat keliru khususnya bagi orang-orang awam yang tidak mengenal bagian mana yangdisebut buah pada buah semu, kadang kita juga suka tertipu oleh bentuk buah (Kartasapoetra, 2003).

B.        Tujuan
Adapun tujuan praktikum yaitu untuk mengetahui struktur buah dan biji pada tanaman monokotil dan dikotil.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian Buah
Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas dan biasanya disebut sebagai buah-buahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati.
Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi (Tjitrasam, 1983).

B.     Golongan Buah
Menurut Rifai (1976), Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam empat golongan yaitu:
1.  Buah Tunggal (Sejati)
     Buah tunggal (sejati) adalah  buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang berisi satu biji atau lebih.
a.   Buah kering
Buah tunggal, atau tepatnya buah sejati tunggal, lebih jauh lagi dapat dibedakan atas bentuk-bentuk buah kering (siccus), yakni yang bagian luarnya keras dan mengayu atau seperti kulit yang kering; dan buah berdaging (carnosus), yang dinding buahnya tebal berdaging.
Buah kering selanjutnya dibedakan atas buah yang tidak memecah (indehiscens) dan yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens berisi satu biji, sehingga untuk memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah buah tipe padi, tipe kurung, dan tipe keras.
b.   Buah padi (caryopsis)
Buah padi (caryopsis, atau bulir) memiliki dinding buah yang tipis, dan berlekatan menyatu dengan kulit biji. Kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan biji. Buah terbungkus oleh sekam. Buah suku padi-padian (Poaceae) dan teki-tekian (Cyperaceae) termasuk ke dalam kelompok ini.
Bulir atau buah padi adalah buah sekaligus biji. Bagian buah terletak di sebelah luar, terdiri dari lemma, palea, dan skutelum (scutellum). Bagian biji terdiri dari lapisan aleuron (hanya setebal satu lapis sel), endospermia (tempat penyimpanan cadangan makanan), dan embrio.
c.  Buah kurung (achenium)
Buah kurung (achenium) memiliki dinding buah yang tipis, berdempetan namun tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya adalah biji bunga pukul empat (Mirabilis). Buah kurung majemuk contohnya adalah (buah) bunga matahari.
d.  Buah keras (nux)
Buah keras atau geluk (nux) terbentuk dari dua helai daun buah (carpel) atau lebih; bakal biji lebih dari satu, namun biasanya hanya satu yang menjadi biji sempurna. Dinding buah keras, kadangkala mengayu, tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya adalah buah sarangan (Castanopsis).
Beberapa jenis buah keras, kulitnya mengalami pelebaran sehingga membentuk semacam sayap yang berguna untuk menerbangkan buah ini jika masak menjauh dari pohon induknya. Buah bersayap (samara) semacam ini contohnya adalah buah meranti (Shorea) dan kerabatnya dari suku Dipterocarpaceae.
Buah kering yang memecah (dehiscens) umumnya berisi lebih dari satu biji, sehingga memecahnya buah nampaknya terkait dengan upaya untuk memencarkan biji, agar tidak terkumpul di suatu tempat.
e.  Buah berbelah (schizocarpium)
Buah berbelah (schizocarpium) memiliki dua ruang atau lebih, masing-masing dengan sebutir biji di dalamnya. Jika memecah, ruang-ruang itu terpisah namun bijinya masih terbawa di dalam ruang. Sehingga masing-masing ruang seolah buah kurung yang tersendiri. Contohnya adalah kemangi (Ocimum), beberapa jenis anggota Malvaceae, dan lain-lain.
2.   Buah Ganda
Buah berganda adalah buah yang terbentuk dari satu kuntum bunga yang memiliki banyak bakal buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh menjadi buah yang tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah. Sesuai dengan bentuk-bentuk buah penyusunnya, maka dikenal beberapa macam buah berganda. Misalnya:
1. Buah kurung berganda, misalnya pada buah Mawar (Rosa).
2. Buah bumbung berganda, misalnya pada Cempaka (Michelia).
3. Buah buni berganda, misalnya pada Sirsak (Annona).
4. Buah batu berganda, misalnya pada Murbei (Morus).
3.  Buah Majemuk
Menurut Kartasapoetra (2003), Buah majemuk adalah buah hasil perkembangan buah majemul. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang tumbuh sedemikian sehingga pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja. Dikenal pula beberapa macam buah majemuk, di antaranya:
a.  Buah Basah
Buah basah adalah buah yang sebagian atau seluruh pericarp atau mesocarp masih tetap basah sampai buah masak. Buah masak dapat dibedakan atas dua golongan, yaitu:
1. Berry
Berry ialah buah basah di mana seluruh pericarp tetap basah sewaktu masak (mature). Berry ini berasal dari superior ovary. Pericarp pada berry ini merupakan lapisan lunak dan berair (juicy) dan dapat dimakan (edible), umpamanya pada true berry (berry sebenarnya). Contoh berry yaitu : tomat, kurma, anggur, alpukat, terung, lada merah, persimon. Terdapat dua tipe khusus pada berry, yaitu:
a. Pepo, yaitu berry dengan kulit buah terluar (exocarp) yang keras. Termasuk pepo adalah semangka, mentimun, labu dan cantelope.
b.  Hespiridium, yaitu berry dengan kulit buah seperti kulit, seperti  jeruk.
2. Drupe
Drupe ialah buah basah di mana exocarp, mesocarp dan endocarpnya dapat dibedakan dengan jelas. Exocarpnya biasanya lebih tipis, mesocarp lebih tebal, dan basah atau berserabut. Endocarp umumnya sangat keras atau membatu, biasanya membungkus satu biji. Contohnya plum, olive, apricot, kelapa, dan palm.
4.  Buah Semu
Buah semu atau buah tertutup adalah, yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga itu yang malahan menjadi bagian utama buah ini (lebih besar, lebih menarik perhatian dan seringkali merupakan bagian buah yang bermanfaat dapat dimakan) sedang buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi.
Buah semu dapat dibedakan atas :
1. Buah semu tunggal, yaitu buah terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah, misalnya : tangkai bunga, pada buah jambu monyet dan kelopak bunga pada buah ciplukan.
2. Buah semu ganda, jika pada satu bunga terdapat lebih dari satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah, tetapi disamping itu ada bagian lain pada bunga itu yang ikut tumbuh, dan  merupakan bagian buah yang mencolok (dan seringkali yang berguna), misalnya pada buah arbe (Fragraria vesca L.)
3. Buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi   seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja, misalnya buah nangka  (Artocarpus integra Merr.), dan keluwih (Artocarpus communis Forst.), yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun-daun tenda bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sama lain, hingga merupakan kulit buah semu ini (Tjitrosoepomo, 1985)
C.  Bagian-Bagian Biji
Bagian-bagian biji dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu: bagian dasar biji dan bagian non dasar biji.
a.  Bagian-bagian dasar biji
1. Embrio
Adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet-gamet jantan dan betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang berkembangnya sempurna terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut : epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang), kotiledon (calon daun) dan radikula (calon akar). Tanaman di dalam kelas Angiospermae diklasifikasikan oleh banyaknya jumlah kotiledon.
Tanaman monokotiledon mempunyai satu kotiledon misalnya : rerumputan dan bawang. Tanaman dikotiledon mempunyai dua kotiledon misalnya kacang-kacangan sedangakan pada kelas Gymnospermae pada umumnya mempunyai lebih dari 2 kotiledon misalnya pinus, yang mempunyai sampai sebanyak 15 kotiledon. Pada rerumputan (grasses) kotiledon yang seperti ini disebut scutellum, kuncup embrioniknya disebut plumulle yang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut koleoptil, sedangkan pada bagian bawah terdapat akar embrionik yang disebut radicule yang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut coleorhiza.
2. Jaringan penyimpan cadangan makanan
Pada biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan, yaitu : Kotiledon, misalnya pada kacang-kacangan, semangka dan labu. Endosperm, misal pada jagung, gandum, dan golongan serelia lainnya. Pada kelapa bagian dalamnya yang berwarna putih dan dapat dimakan merupakan endospermnya. Perisperm, misal pada famili Chenopodiaceae dan Caryophyllaceae, Gametophytic betina yang haploid misal pada kelas Gymnospermae yaitu pinus. Cadangan makanan yang tersimpan dalam biji umumnya terdiri dari karbohidrat, lemak, protein dan mineral. Komposisi dan presentasenya berbeda-beda tergantung pada jenis biji, misal biji bunga matahari kaya akan lemak, biji kacang-kacangan kaya akan protein, biji padi mengandung banyak karbohidrat.
3. Pelindung biji dapat terdiri dari kulit biji
Sisa-sisa nucleus dan endosperm dan kadang-kadang bagian buah. Tetapi umumnya kulit biji (testa) berasal dari integument ovule yang mengalami modifikasi selama proses pembentukan biji berlangsung. Biasanya kulit luar biji keras dan kuat berwarna kecokelatan sedangkan bagian dalamnya tipis dan berselaput. Kulit biji berfungsi untuk melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanis atau serangan cendawan, bakteri dan insekta.Dalam hal penggunaan cadangan makanan terdapat beberapa perbedaan diantara sub kelas monokotiledon dan dikotiledon dimana pada : Sub kelas monokotiledon, cadangan makanan dalam endosperm baru akan dicerna setelah biji masak dan dikecambhakan serta telah menyerap air. Contoh jagung, padi, gandum. Sub kelas dikotiledon : cadangan makanan yang terdapat dalam kotileodon atau perisperm sudah mulai dicerna dan diserap oleh embrio sebelum biji masak. Contoh kacang-kacangan, bunga matahari dan labu (Sutopo, 2002).


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A.  Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum tentang Struktur Buah dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 12 Mei 2017 pukul 08.00–09.50 WIB. Di Laboratorium Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Pendidikan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.

B.  Alat dan Bahan
1.    Alat
a.    Silet
b.    Cutter
c.    Kertas Binder
2.    Bahan
a.    Tomat
b.    Tomat Ceri
c.    Belimbing wuluh
d.   Belimbing
e.    Apel hijau

C.  Cara Kerja
a.    Siapkan alat dan bahan untuk praktikum
b.    Siapkan kertas untuk wadah bekas pemotongan buah
c.    Potong setiap buah dengan membujur atau melintang
d.   Foto hasil potongan dari buah tersebut
e.    Gambar hasil dari pemotongan setiap buah



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil
Tabel 1 Pengamatan potongan Tomat
Gambar Pengamatan

                                   
Keterangan
Klasifikasi

 Klasifikasi Tomat yaitu:
Regnum         : Plantae
Super Divisi  : Spermatophyta
Divisi            : Dicotyledonae
Kelas              : Magnoliopsida
Ordo               : Solanales
Famili            : Solanaceae
Genus             : Solanum
Spesies         : Solanum  lycopersicum L
Nama d  Nama Daerah : Tomat



Tabel 2 Pengamatan potongan Tomat Ceri
Gambar Pengamatan

                                   
Keterangan
Klasifikasi

 Klasifikasi Tomat yaitu:
Regnum         : Plantae
Super Divisi  : Spermatophyta
Divisi            : Dicotyledonae
Kelas              : Magnoliopsida
Ordo               : Solanales
Famili            : Solanaceae
Genus             : Solanum
Spesies           : Solanum  lycopersicum L
Nama d  Nama Daerah : Tomat





Tabel 3 Pengamatan potongan Belimbing wuluh
Gambar Pengamatan

                                   
Keterangan
Klasifikasi

 Klasifikasi Belimbing wuluh, yaitu:
Regnum         : Plantae
Super divisi   : Spermatophyta
Kelas             :Dicotyledonae
Ordo              : Geraniales
Famili            : Oxalidaceae
Genus            : Averrhoa
Spesies           : Averrhoa bilimbi L.
Nama Daerah : Belimbing wuluh




Tabel 4 Pengamatan potongan Belimbing
Gambar Pengamatan

                                   
Keterangan
Klasifikasi

Klasifikasi Belimbing yaitu:
Regnum         : Plantae
Super divisi   : Spermatophyta
Kelas             :Dicotyledonae
Ordo              : Geraniales
Famili            : Oxalidaceae
Genus            : Averrhoa
Spesies           : Averrhoa carambola L.
Nama Daerah : Belimbing





Tabel 5 Pengamatan potongan Apel
Gambar Pengamatan

                                   
Keterangan
Klasifikasi

Klasifikasi Apel yaitu:
Regnum     : Plantae
Divisi         : Spermatophyta
Sub Divisi  : Angiospermae
Kelas           : Dicotyledoneae
Ordo           : Rosales
Famili          : Rosaceae
Genus          : Pyrus
Spesies        : Pyrus malus L.
Nama Daerah : Apel



B.     Pembahasan
Pada pengamatan tabel 1 yaitu buah tomat, dapat dilihat jika potongan dari buah tersebut yaitu membuur dan dari potongan tersebut terlihat biji dan struktur-struktur dari tomat tersebut mulai endokarp, mesokarp dan epikarp. Jumlah biji pada buah tomat tersebut yaitu sekitar 10 buah.
Setelah tua buahnya menjadi sedikit kuning, merah cerah atau gelap, merah kekuningan, kining atau merah kehitaman, dan rasanyapun menjadi enak, karna semakin matang kandungan licopersicinya semakin menghilang. Bagian dalam buah memilki ruang yang dipenuhi biji. Jumlah ruang bervariasi, mulai dari dua ruang, seperti varietas pyriforme, hingga lebih dari dua ruang. Idealnya, buah memilki tiga ruang. Dengan kondisi ini, buah akan lebih tahan (tidak mudah gepeng), meski ditempatkan pada posisi yang tidak baik ketika penanganan pascapanen (Tjitrosoepomo, 1985).
Pada apengamatan tabel 4 yaitu buah belimbing manis, dari pengamatan tersebut dapat dilihat jika bentuk dari belimbing tersebut yaitu lonjong dan memiliki biji sekitar 4-6 buah. Di bagian struktur belimbing tersebut terdapat epikarp, endokarp dan mesokarp dimana ketig tersebut berada disekitar biji.
Buah belimbing manis memiliki perikarpium yang terdiri dari dua bagian yang meliputi eksokarpium dan endokarpium. Eksokarpium terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk isodiametris. Lapisan terluar dari kulit buah belimbing yang sangat muda memiliki trikoma glanduler yang terdiri dari satu deret dengan tiga sel tangkai yang berbentuk segiempat dengan satu sel kepala yang berbentuk bulat dan mengandung sekret yang berwarna kuning. Sel kepala trikoma glanduler memilki lapisan kutikula. Trikoma non glanduler juga ditemukan pada lapisan terluar dari eksokarpium. Trikoma non glanduler terdiri dari satu deret sel dengan jumlah dua sampai tiga sel yang berujung runcing. Trikoma-trikoma tersebut gugur saat buah masak.
Endokarpium disusun oleh jaringan parenkimatis yang berlapis-lapis. Di dalam jaringan parenkima ditemukan berkas pengangkut. Parenkima yang menyusun endokarpium banyak mengandung ruang antarsel yang luas. Ruangan yang terbentuk dari perikarpium sangat sempit (Tjitrosoepomo, 1985).
Dalam pengamatan tabel 5 yaitu apel (Pyrus malus L) dengan potongan membujur dapat dilihat bahwa apel tersebut memiliki jumlah biji sekitar 1-2 buah dan dari biji tersebut dikelilingi oleh daging buah atau endokarp.
Buah Pyrus merupakan buah berdaging dari bakal buah tenggelam dan bagian-bagian di luar bakal buah membentuk bagian pokok yang berdaging pada dinding buah. Sebagian besar daging buah dari buah apel tersusun atas jaringan parenkima. Perikarp tersusun dari eksokarp parenkimatis berdaging, bercampur dengan parenkim luar bakal buah, dan endokarp tersusun dari sklereida. Epidermis luar mengandung antosianin dan flobalen yang memberikan warna khas kulit beberapa varietas apel (Sutopo, 2002)
.
BAB V
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Buah adalah bakal buah yang masak (kumpulan bakal buah) dengan isinya, bersama-sama dengan setiap bagian lain yang berdekatan yang dapat luruh membentuk buah.
Buah merupakan pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan. Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.
Buah yang lengkap tersusun atas biji, daging buah, dan kulit buah. Kulit buah yang masih mudah belum mengalami pemisahan jaringan. Setelah masak, kulit buah ada yang dapat dibedakan menjadi tiga lapisan, yaitu epikarp, mesokarp, dan endokarp.
Struktur anatomi buah kering terbagi menjadi dua yaitu struktur anatomi dinding buah kering yang dapat pecah dan struktur anatomi dinding buah kering yang tidak dapat pecah.

B.  Saran
Pada saat praktikum praktikan harus lebih efektif agar pada saat pengamatan lebih paham  dan mengerti mengenai materi serta hasil pengamatan bias didapat dengan baik, maksimal dan akurat.




DAFTAR PUSTAKA

Kartasapoetra, A. G. 2003. Teknologi Benih. Rineka Cipta. Jakarta.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. KANISIUS : Yogyakarta.
Rifai. 1976. Keanekaragaman Tumbuhan. UM press. Malang.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Fakultas Pertanian UNBRAW. Malang.
Sutopo, Lita. 1998. Teknologi Benih. Rajawali Pers. Jakarta.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta.
Tjitrasam, 1983. Botani Umum I. Angkasa: Bandung.


No comments:

Post a Comment