LAPORAN PRAKTIKUM III
PENGAMATAN STRUKTUR BUAH
Oleh :
Dimas Lukito Agung
(1522220029)
Dosen Pembimbing :
Winna Elisti, M.Si
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Akar, batang, daun, serta bagian-bagian
tumbuhan lainnya merupakan bagian-bagian yang secara langsung berguna untuk
mempertahankan kehidupan (untuk penyerapan makanan, pengolahan bahan-bahan yang
diserap menjadi bahan-bahan yang digunakan oleh tumbuhan untuk keperluan
hidupanya, pernafasan, pertumbuhan, tumbuhan itu sendiri selama pertumbuhannya,
oleh sebab itu alat-alat tersebut seringkali dinamakan pula alat-alat
pertumbuhan atau alat-alat vegetatif (Mulyani, 2006).
Buah dan
biji adalah bagian dari organ reproduksi tumbuhan tingkat tinggi. Pada
hakekatnya keberadaan buah hanya dapat dijumpai pada tumbuhan
yang memiliki fungsi dan tujuan yang sama yaitu untuk menjamin kehidupannya. Tumbuhan berbiji
terbagi menjadi dua kelas yakni angiospermae dan gymnospermae. angiospermae
terdiri dari monokotiledon dan dikotiledon.
Struktur biji dikotil dan monokotil memiliki
struktur biji yang berbedadengan fungsinya masing-masing.Struktur biji erat
kaitannya dengan cadangan makanan karenaakumulasi cadangan makanan berhubungan
dengan tempat dimanacadangan tersebut akan disimpan. Derajat dan macam variasi
komponen dalam perkembangannya sama atau tidak semua tergantung denganbeberapa
struktur dasar yang berbeda untuk masing-masing tipe biji.Pengetahuan tentang
struktur biji akan memberikan pemahaman yang baik tentang perbedaan
struktur biji antara tanaman monokotil dan dikotil.Maka dari itu, diadakan
praktikum mengenai struktur biji (Mulyani, 2006).
Buah adalah suatu hasil dari proses akhir yang
mulai dari penyerbukan atau persarian. Pada hakikatnya buah hanya dibedakan
kedalam 2 jenis, yang pertama adalah
buah semu dan yang kedua adalah buah sejati. Tak lepas dari penamaan buah
tersebut menjadi buah sejati dan buah semu dapat dilihat dari struktur buahdan
bagian-bagian buah yang ada pada buah.
Misalnya dikatakan buah sejati atau buah
sebenarnya adalah ketika bentuk buah tidak terhalangi oleh bagian-bagianbuah
yang ada, pengecualian tetap ada, seperti pada buah jambu mete terlihat tangkai
bunga yang membesar seperti buah, padahal bagian yang membesar itubukan buah tapi tangkai buah.. Dikatakan
buah semu karena terlihat bagian-bagian yang menghalangi atau membungkus buah yang sebenarnya, seperti pada
buah ciplukan bagian buahnyaterhalang oleh kelopak bunga yang ikut
tumbuh dalam proses pembuahan dankemudian
tumbuh dan membungkus bagian buah yang sebenarnya .Selain itu, ada juga
pengkhususan-pengkhususan pada buah, seperti buahsemu dibagi lagi menjadi buah
semu tunggal, buah semu ganda, dan buah semu majemuk. pada buah semu kadangkala bentuknya dapat menipu dan membuat keliru
khususnya bagi orang-orang awam yang tidak mengenal bagian mana yangdisebut buah pada buah semu, kadang kita juga
suka tertipu oleh bentuk buah (Kartasapoetra, 2003).
B.
Tujuan
Adapun tujuan
praktikum yaitu untuk mengetahui struktur buah dan biji pada tanaman monokotil
dan dikotil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Buah
Pengertian buah dalam lingkup pertanian
(hortikultura) atau pangan adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas
dan biasanya disebut sebagai buah-buahan. Buah dalam pengertian ini tidak
terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari
perkembangan organ yang lain. Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai
menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati.
Buah seringkali memiliki nilai ekonomi
sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan
berbagai macam produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu yang
mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi (Tjitrasam,
1983).
B.
Golongan Buah
Menurut Rifai (1976), Buah pada tumbuhan
umumnya dapat dibedakan dalam empat golongan yaitu:
1. Buah Tunggal (Sejati)
Buah tunggal (sejati) adalah buah
yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang berisi satu biji
atau lebih.
a. Buah kering
Buah
tunggal, atau tepatnya buah sejati tunggal, lebih jauh lagi dapat dibedakan
atas bentuk-bentuk buah kering (siccus), yakni yang bagian luarnya keras dan
mengayu atau seperti kulit yang kering; dan buah berdaging (carnosus), yang
dinding buahnya tebal berdaging.
Buah
kering selanjutnya dibedakan atas buah yang tidak memecah (indehiscens) dan
yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens berisi satu biji, sehingga untuk
memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk ke dalam
kelompok ini adalah buah tipe padi, tipe kurung, dan tipe keras.
b. Buah padi (caryopsis)
Buah padi (caryopsis, atau bulir) memiliki dinding buah
yang tipis, dan berlekatan menyatu dengan kulit biji. Kulit biji ini
kadang-kadang berlekatan pula dengan biji. Buah terbungkus oleh sekam. Buah
suku padi-padian (Poaceae) dan teki-tekian (Cyperaceae) termasuk ke dalam
kelompok ini.
Bulir
atau buah padi adalah buah sekaligus biji. Bagian buah terletak di sebelah
luar, terdiri dari lemma, palea, dan skutelum (scutellum). Bagian biji terdiri
dari lapisan aleuron (hanya setebal satu lapis sel), endospermia (tempat
penyimpanan cadangan makanan), dan embrio.
c. Buah kurung (achenium)
Buah kurung (achenium) memiliki dinding buah yang tipis, berdempetan namun
tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya adalah biji bunga pukul
empat (Mirabilis). Buah
kurung majemuk contohnya adalah (buah) bunga matahari.
d. Buah keras (nux)
Buah keras atau geluk (nux) terbentuk dari dua helai daun
buah (carpel) atau lebih; bakal biji lebih dari satu, namun biasanya hanya satu
yang menjadi biji sempurna. Dinding buah keras, kadangkala mengayu, tidak
berlekatan dengan kulit biji. Contohnya adalah buah sarangan (Castanopsis).
Beberapa jenis buah keras, kulitnya mengalami pelebaran
sehingga membentuk semacam sayap yang berguna untuk menerbangkan buah ini jika
masak menjauh dari pohon induknya. Buah bersayap (samara) semacam ini contohnya
adalah buah meranti (Shorea) dan kerabatnya dari suku Dipterocarpaceae.
Buah
kering yang memecah (dehiscens) umumnya berisi lebih dari satu biji, sehingga
memecahnya buah nampaknya terkait dengan upaya untuk memencarkan biji, agar
tidak terkumpul di suatu tempat.
e. Buah berbelah (schizocarpium)
Buah
berbelah (schizocarpium) memiliki dua ruang atau lebih, masing-masing dengan
sebutir biji di dalamnya. Jika memecah, ruang-ruang itu terpisah namun bijinya
masih terbawa di dalam ruang. Sehingga masing-masing ruang seolah buah kurung
yang tersendiri. Contohnya adalah kemangi (Ocimum), beberapa jenis anggota
Malvaceae, dan lain-lain.
2. Buah Ganda
Buah berganda adalah buah yang terbentuk dari
satu kuntum bunga yang memiliki banyak bakal buah. Tiap-tiap bakal buah itu
tumbuh menjadi buah yang tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi
kumpulan buah yang nampak seperti satu buah. Sesuai dengan bentuk-bentuk buah
penyusunnya, maka dikenal beberapa macam buah berganda. Misalnya:
1.
Buah kurung berganda,
misalnya pada buah Mawar (Rosa).
2.
Buah bumbung berganda,
misalnya pada Cempaka (Michelia).
3.
Buah buni berganda,
misalnya pada Sirsak (Annona).
4.
Buah batu berganda,
misalnya pada Murbei (Morus).
3. Buah Majemuk
Menurut Kartasapoetra (2003), Buah majemuk adalah
buah hasil perkembangan buah majemul. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan
banyak bakal buah), yang tumbuh sedemikian sehingga pada akhirnya seakan-akan
menjadi satu buah saja. Dikenal pula beberapa macam buah majemuk, di antaranya:
a. Buah
Basah
Buah basah adalah buah yang sebagian atau
seluruh pericarp atau mesocarp masih tetap basah sampai buah masak. Buah masak
dapat dibedakan atas dua golongan, yaitu:
1. Berry
Berry ialah buah basah di mana seluruh
pericarp tetap basah sewaktu masak (mature). Berry ini berasal dari superior
ovary. Pericarp pada berry ini merupakan lapisan lunak dan berair (juicy) dan
dapat dimakan (edible), umpamanya pada true berry (berry sebenarnya). Contoh
berry yaitu : tomat, kurma, anggur, alpukat, terung, lada merah, persimon.
Terdapat dua tipe khusus pada berry, yaitu:
a. Pepo, yaitu berry dengan
kulit buah terluar (exocarp) yang keras. Termasuk pepo adalah semangka,
mentimun, labu dan cantelope.
b. Hespiridium, yaitu berry
dengan kulit buah seperti kulit, seperti jeruk.
2. Drupe
Drupe ialah buah basah di mana exocarp,
mesocarp dan endocarpnya dapat dibedakan dengan jelas. Exocarpnya biasanya
lebih tipis, mesocarp lebih tebal, dan basah atau berserabut. Endocarp umumnya
sangat keras atau membatu, biasanya membungkus satu biji. Contohnya plum,
olive, apricot, kelapa, dan palm.
4. Buah Semu
Buah semu atau buah tertutup adalah, yaitu
jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga
itu yang malahan menjadi bagian utama buah ini (lebih besar, lebih menarik
perhatian dan seringkali merupakan bagian buah yang bermanfaat dapat dimakan)
sedang buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi.
Buah semu dapat dibedakan atas :
1. Buah semu tunggal, yaitu buah
terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah ini selain bakal buah
ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah, misalnya : tangkai bunga, pada
buah jambu monyet dan kelopak bunga pada buah ciplukan.
2. Buah semu ganda, jika pada satu
bunga terdapat lebih dari satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan
kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah, tetapi disamping itu ada
bagian lain pada bunga itu yang ikut tumbuh, dan merupakan bagian buah
yang mencolok (dan seringkali yang berguna), misalnya pada buah arbe (Fragraria vesca L.)
3. Buah semu majemuk, ialah buah semu
yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak
seperti satu buah saja, misalnya buah nangka (Artocarpus integra Merr.), dan keluwih (Artocarpus communis Forst.),
yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun-daun
tenda bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sama lain, hingga merupakan
kulit buah semu ini (Tjitrosoepomo,
1985)
C. Bagian-Bagian Biji
Bagian-bagian biji dapat dibedakan menjadi 2 bagian
yaitu: bagian dasar biji dan bagian non dasar biji.
a. Bagian-bagian dasar biji
1. Embrio
Adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya
gamet-gamet jantan dan betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang
berkembangnya sempurna terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut :
epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang), kotiledon (calon daun) dan
radikula (calon akar). Tanaman di dalam kelas Angiospermae diklasifikasikan
oleh banyaknya jumlah kotiledon.
Tanaman monokotiledon mempunyai satu kotiledon misalnya :
rerumputan dan bawang. Tanaman dikotiledon mempunyai dua kotiledon misalnya
kacang-kacangan sedangakan pada kelas Gymnospermae pada umumnya mempunyai lebih
dari 2 kotiledon misalnya pinus, yang mempunyai sampai sebanyak 15 kotiledon.
Pada rerumputan (grasses) kotiledon yang seperti ini disebut scutellum, kuncup
embrioniknya disebut plumulle yang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut
koleoptil, sedangkan pada bagian bawah terdapat akar embrionik yang disebut
radicule yang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut coleorhiza.
2. Jaringan penyimpan cadangan makanan
Pada biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi
sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan, yaitu : Kotiledon, misalnya pada
kacang-kacangan, semangka dan labu. Endosperm, misal pada jagung, gandum, dan
golongan serelia lainnya. Pada kelapa bagian dalamnya yang berwarna putih dan
dapat dimakan merupakan endospermnya. Perisperm, misal pada famili
Chenopodiaceae dan Caryophyllaceae, Gametophytic betina yang haploid misal pada
kelas Gymnospermae yaitu pinus. Cadangan makanan yang tersimpan dalam biji umumnya
terdiri dari karbohidrat, lemak, protein dan mineral. Komposisi dan
presentasenya berbeda-beda tergantung pada jenis biji, misal biji bunga
matahari kaya akan lemak, biji kacang-kacangan kaya akan protein, biji padi
mengandung banyak karbohidrat.
3. Pelindung biji dapat terdiri dari kulit biji
Sisa-sisa nucleus dan endosperm dan kadang-kadang bagian
buah. Tetapi umumnya kulit biji (testa) berasal dari integument ovule yang
mengalami modifikasi selama proses pembentukan biji berlangsung. Biasanya kulit
luar biji keras dan kuat berwarna kecokelatan sedangkan bagian dalamnya tipis
dan berselaput. Kulit biji berfungsi untuk melindungi biji dari kekeringan,
kerusakan mekanis atau serangan cendawan, bakteri dan insekta.Dalam hal
penggunaan cadangan makanan terdapat beberapa perbedaan diantara sub kelas
monokotiledon dan dikotiledon dimana pada : Sub kelas monokotiledon, cadangan
makanan dalam endosperm baru akan dicerna setelah biji masak dan dikecambhakan
serta telah menyerap air. Contoh jagung, padi, gandum. Sub kelas dikotiledon :
cadangan makanan yang terdapat dalam kotileodon atau perisperm sudah mulai
dicerna dan diserap oleh embrio sebelum biji masak. Contoh kacang-kacangan,
bunga matahari dan labu (Sutopo, 2002).
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Pelaksanaan
praktikum tentang Struktur Buah dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 12 Mei
2017 pukul 08.00–09.50 WIB. Di Laboratorium Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Pendidikan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.
B.
Alat
dan Bahan
1. Alat
a.
Silet
b.
Cutter
c.
Kertas Binder
2.
Bahan
a.
Tomat
b.
Tomat Ceri
c.
Belimbing wuluh
d.
Belimbing
e.
Apel hijau
C.
Cara
Kerja
a. Siapkan
alat dan bahan untuk praktikum
b.
Siapkan kertas untuk
wadah bekas pemotongan buah
c.
Potong setiap buah
dengan membujur atau melintang
d.
Foto hasil potongan
dari buah tersebut
e.
Gambar hasil dari
pemotongan setiap buah
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Tabel 1 Pengamatan potongan Tomat
Gambar
Pengamatan
|
|
|
|
Keterangan
|
Klasifikasi
|
|
Klasifikasi Tomat
yaitu:
Regnum : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Dicotyledonae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum lycopersicum L
Nama d
Nama Daerah : Tomat
|
Tabel 2 Pengamatan potongan Tomat Ceri
Gambar
Pengamatan
|
|
|
|
Keterangan
|
Klasifikasi
|
|
Klasifikasi Tomat
yaitu:
Regnum : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Dicotyledonae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum lycopersicum L
Nama d
Nama Daerah : Tomat
|
Tabel 3 Pengamatan potongan Belimbing wuluh
Gambar
Pengamatan
|
|
|
|
Keterangan
|
Klasifikasi
|
|
Klasifikasi Belimbing wuluh, yaitu:
Regnum : Plantae
Super divisi : Spermatophyta
Kelas :Dicotyledonae
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa bilimbi L.
Nama
Daerah : Belimbing wuluh
|
Tabel 4 Pengamatan potongan Belimbing
Gambar
Pengamatan
|
|
|
|
Keterangan
|
Klasifikasi
|
|
Klasifikasi Belimbing yaitu:
Regnum : Plantae
Super divisi : Spermatophyta
Kelas :Dicotyledonae
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa carambola L.
Nama
Daerah : Belimbing
|
Tabel 5 Pengamatan potongan Apel
Gambar
Pengamatan
|
|
|
|
Keterangan
|
Klasifikasi
|
|
Klasifikasi Apel yaitu:
Regnum : Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Rosales
Famili
: Rosaceae
Genus
: Pyrus
Spesies
: Pyrus malus L.
Nama Daerah : Apel
|
B. Pembahasan
Pada pengamatan
tabel 1 yaitu buah tomat, dapat dilihat jika potongan dari buah tersebut yaitu
membuur dan dari potongan tersebut terlihat biji dan struktur-struktur dari
tomat tersebut mulai endokarp, mesokarp dan epikarp. Jumlah biji pada buah
tomat tersebut yaitu sekitar 10 buah.
Setelah tua buahnya menjadi sedikit kuning, merah cerah
atau gelap, merah kekuningan, kining atau merah kehitaman, dan rasanyapun
menjadi enak, karna semakin matang kandungan licopersicinya semakin menghilang.
Bagian dalam buah memilki ruang yang dipenuhi biji. Jumlah ruang bervariasi,
mulai dari dua ruang, seperti varietas pyriforme, hingga lebih dari dua ruang.
Idealnya, buah memilki tiga ruang. Dengan kondisi ini, buah akan lebih tahan
(tidak mudah gepeng), meski ditempatkan pada posisi yang tidak baik ketika
penanganan pascapanen (Tjitrosoepomo, 1985).
Pada apengamatan tabel 4 yaitu buah belimbing manis, dari
pengamatan tersebut dapat dilihat jika bentuk dari belimbing tersebut yaitu
lonjong dan memiliki biji sekitar 4-6 buah. Di bagian struktur belimbing
tersebut terdapat epikarp, endokarp dan mesokarp dimana ketig tersebut berada
disekitar biji.
Buah belimbing manis memiliki perikarpium yang
terdiri dari dua bagian yang meliputi eksokarpium dan endokarpium. Eksokarpium
terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk isodiametris. Lapisan terluar
dari kulit buah belimbing yang sangat muda memiliki trikoma glanduler yang
terdiri dari satu deret dengan tiga sel tangkai yang berbentuk segiempat dengan
satu sel kepala yang berbentuk bulat dan mengandung sekret yang berwarna
kuning. Sel kepala trikoma glanduler memilki lapisan kutikula. Trikoma non
glanduler juga ditemukan pada lapisan terluar dari eksokarpium. Trikoma non
glanduler terdiri dari satu deret sel dengan jumlah dua sampai tiga sel yang
berujung runcing. Trikoma-trikoma tersebut gugur saat buah masak.
Endokarpium disusun oleh
jaringan parenkimatis yang berlapis-lapis. Di dalam jaringan parenkima
ditemukan berkas pengangkut. Parenkima yang menyusun endokarpium banyak
mengandung ruang antarsel yang luas. Ruangan yang terbentuk dari perikarpium
sangat sempit (Tjitrosoepomo, 1985).
Dalam pengamatan
tabel 5 yaitu apel (Pyrus malus L) dengan potongan membujur dapat
dilihat bahwa apel tersebut memiliki jumlah biji sekitar 1-2 buah dan dari biji
tersebut dikelilingi oleh daging buah atau endokarp.
Buah Pyrus
merupakan buah berdaging dari bakal buah tenggelam dan bagian-bagian di luar
bakal buah membentuk bagian pokok yang berdaging pada dinding buah. Sebagian
besar daging buah dari buah apel tersusun atas jaringan parenkima. Perikarp
tersusun dari eksokarp parenkimatis berdaging, bercampur dengan parenkim luar
bakal buah, dan endokarp tersusun dari sklereida. Epidermis luar
mengandung antosianin dan flobalen yang memberikan warna khas kulit beberapa
varietas apel (Sutopo, 2002)
.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Buah adalah bakal buah yang masak (kumpulan bakal buah) dengan isinya,
bersama-sama dengan setiap bagian lain yang berdekatan yang dapat luruh
membentuk buah.
Buah merupakan pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal
buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung
sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh
peristiwa penyerbukan. Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh
menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal
buah, yang disebut perikarp. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji
menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya
umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.
Buah yang lengkap tersusun atas biji, daging buah, dan kulit buah. Kulit
buah yang masih mudah belum mengalami pemisahan jaringan. Setelah masak, kulit
buah ada yang dapat dibedakan menjadi tiga lapisan, yaitu epikarp, mesokarp,
dan endokarp.
Struktur anatomi buah kering terbagi menjadi dua yaitu struktur anatomi
dinding buah kering yang dapat pecah dan struktur anatomi dinding buah kering
yang tidak dapat pecah.
B.
Saran
Pada saat praktikum praktikan harus
lebih efektif agar pada saat pengamatan lebih paham dan mengerti mengenai materi serta hasil
pengamatan bias didapat dengan baik, maksimal dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Kartasapoetra, A. G. 2003. Teknologi Benih. Rineka Cipta.
Jakarta.
Rifai. 1976. Keanekaragaman Tumbuhan. UM press. Malang.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Fakultas Pertanian UNBRAW.
Malang.
Sutopo, Lita. 1998. Teknologi Benih. Rajawali Pers.
Jakarta.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. UGM Press.
Yogyakarta.
Tjitrasam, 1983. Botani Umum I. Angkasa: Bandung.
No comments:
Post a Comment